Berpisah karena keegoisan, tapi mereka kembali bersatu karena anak.
Follow IG @Thalindalena
Add Fb @Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Alpha menatap putrinya dari kejauhan yang sedang bermain ombak bersama Kai. Ayah dan anak itu terlihat sangat bahagia, gelak tawa mereka terdengar begitu riang. Ya, setelah makan malam bersama, Honey mengajak kedua orang tuanya bermain di tepi pantai. Meski kondisi sudah malam hari tapi ada pencahayaan dari lampu sorot, membuat area pantai tersebut terang, lagi pula di sana juga banyak turis lainnya yang juga sedang bermain ombak seperti yang di lakukan Honey saat ini.
"Mommy!" seru Honey seraya melambaikan kedua tangannya pada ibunya yang duduk sendirian di atas pasir putih.
Alpha tersenyum lalu membalas lambaian tangan putrinya. "Honey, ayo kembali ke hotel sekarang. Tidak baik terlalu lama kena angin laut di malam hari," seru Alpha pada putrinya yang masih bermain ombak.
"Sebentar lagi, Mom," jawab Honey tanpa menoleh, karena masih asyik bermain dengan ayahnya.
Alpha membuang nafas kasar, ketika melihat Honey tidak mempedulikan ucapannya, biasanya anak perempuannya itu selalu mengikuti perintahnya dalam sekali ucap. Tapi lihatlah sekarang, Honey seolah tidak mendengarkannya karena terlalu asyik bermain dengan Kai. Rasa cemburu juga mulai menguasai hatinya karena dia merasa diabaikan oleh putrinya. Alpha beranjak dari duduknya seraya membersihkan bokongnya dari pasir yang menempel di dress yang dia gunakan, lalu berjalan menghampiri Honey yang masih asyik bermain air.
"Honey! Jangan membuat Mommy marah! Nanti kamu bisa sakit!" sentak Alpha ketika sudah berada di dekat mereka. Alpha dengan cepat menarik tangan Honey, lalu menatap tajam Kai.
"Jangan mengajarkan hal yang tidak baik kepada putriku!" Alpha menunding wajah Kai penuh emosi dan penuh penekanan.
"Hal tidak baik apa maksudmu?! Kami hanya bermain ombak, apa salahnya?! Honey juga putriku jadi aku berhak untuk bermain dengannya!" balas Kai tak kalah emosi, membalas tatapan tajam Alpha.
"Hanya untuk malam ini saja kau boleh bertemu dengannya, tapi tidak dengan hari berikutnya!" ucap Alpha seraya menarik tangan putrinya menjauh dari Kai.
"Hei!!!! Kau tidak bisa egois seperti ini, Al! Aku berhak atas Honey, dan kau tidak boleh menguasainya sendirian!" balas Kai, berjalan mengikuti Alpha dan Honey yang berjalan menuju hotel.
"Daddy." Honey menoleh ke belakang, menatap ayahnya dengan pandangan berkaca-kaca, wajah anak perempuan itu terlihat sangat sedih.
Kai melihat wajah sedih putrinya pun menjadi lebih gencar untuk menekan Alpha agar tidak memisahkannya dengan putrinya. Kai mengejar Honey lalu menarik tangan putrinya dari Alpha, "Kalau begitu aku juga akan membawa Honey secara paksa kalau kau tetap keras kepala seperti ini!" Kai berkata penuh ancaman. Kai tahu bahwa Alpha tidak akan bisa berjauhan dengan Honey, dan hal ini akan menjadi kesempatan bagus untuknya agar bisa berdekatan dengan putrinya dan juga membangun hubungannya lagi dengan Alpha.
Alpha menatap tajam Kai penuh permusuhan, "kau masih ingat perkataan dan perjanjian kita 10 tahun yang lalu. Bahwa kita akan melupakan semua hal yang sudah terjadi di antara kita dan juga tidak akan pernah saling mengenal lagi meski kita bertatap muka. Aku harap kau menepati janjimu itu, terutama lupakan Honey dari ingatanmu!" desis Alpha tak berperasaan.
Pria berusia 32 tahun itu mengeraskan rahangnya, kemudian melepaskan tangan Honey dan berjalan mendekati Alpha. "Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu, Al. Entah kenapa kau seolah ingin memisahkan aku dengan Honey!" bisik Kai penuh emosi.
"Karena aku tidak akan membiarkan Honey berdekatan dengan ayahnya yang merupakan seorang bajingan sepertimu!" balas Alpha tak kalah emosi, seraya menunjuk dada bidang Kai sambil di tekan.
Honey menggelengkan kepalanya, perasaan bahagia yang baru saja dia rasakan berubah menjadi kekecewaan saat melihat kedua orang tuanya bertengkar hebat tanpa memikirkan perasaannya. Honey balik badan, menatap deburan ombak yang semakin malam semakin tinggi. Kedua kakinya melangkah ke laut, berharap ombak membawa pergi ke dasar laut. Perasaan kecewa dalam hatinya telah membuat pikiran dan hati Honey kalut. Anak perempuan itu merasa frutrasi melihat kedua orang tuanya terus bertengkar karena memperebutkannya.
"Mungkin jika aku mati, mereka akan berdamai." gumam Honey seraya meneteskan air mata. Separuh badannya kini telah terendam oleh air laut. Dinginnya air laut sudah tidak dia rasakan lagi. Ombak datang silih berganti, dan perlahan-lahan menyeretnya tubuh kecilnya menjauh dari pantai.
"What? Bajingan? Kenapa kau menilai aku seperti itu? Atas dasar apa?!" Kai semakin tidak mengerti dengan sikap Alpha yang sangat egois.
"Atas dasar ..." ucapan Alpha terjeda ketika dia menatap Honey berjalan ke arah laut, tanpa sepengetahuan mereka yang sedang berdebat.
"Honey!!!!" teriak Alpha berlari mengejar putrinya yang hanyut terbawa ombak.
***
Tentu mental Honey langsung down saat melihat kedua orang tuanya terus bertengkar di hadapannya.
Sekarang Kai dan Alpha merasakan bagaimana sedihnya melihat putrinya frutrasi. 🥹