IDIOT BUT LUCKY

IDIOT BUT LUCKY

1. Tegang

Malam begitu hening, suara jangkrik yang biasa nyaring serentak bisu. Pendengaran meningkat tajam, mata rabun mendadak melihat dengan jelas. Tiga pria dewasa menantang keberanian diri berkedok uji nyali. Berjalan piawai dalam gulita, menginjak gundukan makam satu ke makam lainnya. Menatap lurus ke depan tanpa gentar. Takut hanya lelucon bagi mereka. Sakti mandraguna tujuan bersama menanti gelar jawara kampung.

Empat puluh hari menahan diri, puasa neton dan puasa kliwon meluruskan niat untuk ilmu yang dianut. Melatih kekuatan batin di kuburan dari petang sampai menjelang subuh pada malam Jumat. Puncaknya malam ini, Jumat kliwon. Segala aji pengasihan dan kekebalan di sempurnakan malam ini. Keistimewaan yang sulit dijumpai, bertepatan dengan purnama utuh. Bersiul dengan nyanyian gembira, hati bungah berkata aku sakti setelah malam ini. Penuh suka cita, tak takut akan mara bahaya menanti.

"Cok, merinding aku." Dayat mencolek bahu Ujang yang berjalan di depannya.

Dengan cepat Ujang berbalik badan, penuh penekanan berkata. "Syuutt, icing ulah gandeng beleguk, nanti kuncen denger yaelah."

Dayat menarik sarung yang dikenakan Ujang. "Bocah gemblung, kuncen Supri udah kita bungkam dia masih molor anteng cok."

"Yaelah berisik amat lu pada, diem napa nggk fokus ini." Yanto berjarak jauh dari mereka harus kembali ketitik Ujang dan Dayat berdiri, tujuannya ke penghujung makan jadi urung sebab temannya beradu mulut.

"Kamu teh kenapa balik lagi ogeb, katanya mau mimpin jalan?" Ujang terkejut dengan kehadiran Yanto.

Yanto menjitak kepala Ujang, bertanya mengapa padahal jelas penyebabnya dia dan Dayat. "Gas ke depan, inget jangan ribut."

Ujang mendengus tak sempat membalas karena Yanto jalan kembali, jadilah ia menjitak Dayat. "Aw, eh kupret ngopo jitak aku Weh?"

"Udah hayuk nyusul si Yanto!" Ajak Ujang, masa bodo dengan protes Dayat yang penting melampiaskan kesal lebih utama.

"Yowes, kamu yang belakang tapi ya, aku tengah aja." Entah mengapa malam ini tak seperti malam biasanya, Dayat jadi sedikit takut. Mungkin kedua temannya belum merasa, atau mungkin sedari tadi hanya dia seorang yang di ganggu namun memilih bungkam.

"Dih, penakut. Yaudah tuker posisi, dasar cemen!" Ujang mengolok, dalam hati ciut. Perihal ketakutan di antara ketiganya, dia paling takut tapi gengsi paling besar.

Dayat berada di tengah, langkah begitu cepat dia ingin berada di belakang Yanto. Tak ada pemimpin dalam pertemanan mereka, tapi Yanto jago strategi dan mengatur semuanya. Oleh sebabnya, Yanto lebih sering diandalkan, selain itu memang Yanto yang amat pemberani selama ini. Demi menyelesaikan misi terkahir, Dayat menahan rasa gelisah sedari pukul satu dini hari tadi. Pasalnya saat melihat jam di tangan, tepat pukul satu tadi ada darah menetes di jarum jamnya. Di hapus namun ada kembali, berulang kali di hapus tetap ada. Jadilah Dayat ketakutan, di tambah ada yang berbisik minta tolong.

Dayat bergidik negeri mengingat kejadian itu, menghindari kemungkinan buruk terjadi kembali Dayat memegang ujung sarung Yanto yang di kalungkan di leher. Tentu saja tanpa sepengetahuan Yanto, kalau tahu pasti kena omel. Dayat menyamakan langkah dengan Yanto, makam yang semula temaram hanya di terangi cahaya rembulan kini kian terang dimatanya. Dayat malas bertanya pada Yanto, pasti kena jitak jika dianggap bawel.

Dayat menubruk tubuh bagian belakang Yanto. "To, ngapa berenti tiba-tiba?"

"Merinding." Nada bicara Yanto galak sembari melotot.

"Noh kan, emang merinding kok malem ini, kamu juga ngerasa kan? Sedikit horor kan malam ini." Akhirnya ada yang merasa seperti apa yang ia rasa, batin Dayat.

"Horor gundul mu ambles, gimana nggak merinding, nafas mu di leher ku Jamal." Kesal Yanto, menoyor dahi Dayat.

Mendengus sembari memegangi dahi. "Hish, lebay sekali memangnya nafas ku tornado apa sampai membuat mu merinding. Minggir aku saja yang jalan di depan, ngomong-ngomong aku bukan Jamal."

Dubrakk

"Aish, si guoblokkkk ngapain sih!" Yanto semakin murka.

"Minggir Dayat, sampe kapan mau nindih hah?" Yanto kesal sampai ke ubun-ubun.

Hal gila memang sering terjadi dalam keseharian mereka. Tapi tidak segila kali ini, akibat ulah Ujang yang lari tunggang-langgang Ujang menabrak Dayat. Tak sampai disitu, sebab Dayat sedang berselisih dan saling berhadapan dengan Yanto dia tak fokus. Di tabrak sesantar itu, tubuhnya limbung menimpa tubuh Yanto. Sangat biasa, yang tak biasa adalah mereka saling menindih di atas makan seseorang. Makam tersebut masih baru dilihat dari tinggi gundukan dan jenis tanahnya.

Makam yang baru sudah sewajarnya memiliki gundukan tanah cukup tinggi. Tanah tersebut kokoh dan padat berkat diinjak-injak warga yang turun menguburkan. Jadi mana mungkin makan tersebut amblas beberapa sentimeter hanya karena tertimpa dua lelaki yang tak genap dua ratus kilogram. Belum lagi tubuh Yanto seperti terjerat sesuatu hingga sulit bangkit. Hanya bisa bersuara, mengusir Dayat dan memarahi tingkah Ujang saja.

"Anjir tegang woy ini." Celetuk Yanto yang masih berbaring di atas kuburan.

"Masih kepikiran tegang si gebleg mah, ini genting woylah." Ujang tak habis pikir.

Yanto menyerngit, jelas tegang yang di tangkap Ujang bukan tegang yang ia maksud. "Eh bebegig kerempeng, tegang gak bisa gerak badan ini woy tolongin bukannya malah nonton."

"Oh, kirain tegang yang itu." Ujang garuk-garuk kepala yang tak gatal.

"Si Ujang benar-benar dah ya, ngapain sih garuk-garuk kepala ku, sinting kamu ya?" Sarkas Dayat, lagian Ujang tak mandiri bukannya garuk kepala sendiri malah pinjam kepala Dayat.

"Apasih, udah hayuk bantu Yanto berdiri. Kasihan dia sampe tegang begitu hahahahha." Ujang cekikikan.

Hihi....hi... hii....hi

"Anjir siapa yang ketawa Yat, merinding sampe ke buriit ini." Ujang tak berani tengok sana sini, terpaku menatap lurus Yanto yang masih rebahan di atas makam.

"Melengking lagi suaranya, spek Kunti ini mah Jang." Dayat bringsut, kini mendekap erat Ujang.

"Cabut aja yok Jang, dengkul sampe keringet basah itu." Dayat semakin erat memeluk Ujang.

Seolah sepakat tanpa kata, keduanya bersiap lari. Penakut bukan julukan mereka, perihal tawa kuntilanak sudah biasa mereka dengar. Yang menciutkan nyali, sekelebat kuntilanak mengelilingi mereka. Mengelilingi dalam artian dekat, terkadang nampak wajah menyeramkan itu tepat di depan wajah mereka. Padahal saling berpelukan menyembunyikan wajah, tapi masih kentara. Entah nyata atau hanya perasaan saja, kuntilanak tersebut ada yang menjilat pipi mereka. Bagaimana tak habis nyali di buatnya, jika bisa menyentuh besar kemungkinan membunuh pun bisa dilakukan si kuntilanak.

Naas saat hendak berlari keduanya jatuh terjerembab, hingga Yanto menjerit. "Si guoblokkkk, bisa nggak sih tolollll nya pending dulu. Ngapain nimpa badan ku lagi hah?"

"Yeuh ya mana bisa jatuh milih tempat, kecuali jatuh di kasur ya kan Yat." Ujang meminta pertolongan Dayat.

"Heem, lagian iseng amat orang mau kabur segala di pegangin kakinya, jatuh juga nimpa kamu lagi, ngomel lagi." Dayat mendengus.

"Ya kabur ajak-ajak, seenaknya mau ninggalin aku sendirian disini." Yanto mendelik, tak kalah seram dengan kuntilanak.

"Oh iya, kok lupa tadi ya. Haha, maaf salah si Kunti itu Yan." Ujang tepuk dahi, lagi-lagi menepuk dahi Dayat.

Dayat sudah paham tabiat Ujang, pasrah dengan keadaan. "Ngomong-ngomong si Kunti kemana ya?"

"Noh, mau lahiran, awas dulu coba ayok kita tolong." Ucap Yanto bergurau.

"Ari si Yanto ya, ah jurig juga di pake bahan becandaan dia mah, hayuk balik aja." Ujang berdiri lebih dulu lantas membantu rekannya bangkit.

"Dongo amat dah, noh pasang mata kalau perlu melotot sekalian asal jangan biji mata keluar, liat noh lagi mau lahiran kan?" Jari Yanto mengarah ke salah satu titik tak jauh dari mereka berdiri sekarang.

"Bjirr, tegang yang paling tegang seumur hidup, ini mah." Komentar Dayat.

"Jabang bayi, sagala jampe di sebut, hush hush arghhhhhhhhhhhh cepet cari dukun, buat lahiran Kunti." Histeris Ujang.

"TOLONG......TOLONGG....TOLONGG..."

Bersambung

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●Shazia AZ Zahra●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●Shazia AZ Zahra●⑅⃝ᷟ◌ͩ

aslinya mah sama aja takut kann

2024-07-19

11

🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣ⒋ⷨ͢⚤❤️⃟Wᵃf ⍣⃝𝑴

🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣ⒋ⷨ͢⚤❤️⃟Wᵃf ⍣⃝𝑴

ternyata si dayat masih punya rasa takut juga yaa
pada lari kan akhrny nyampe jatuh, gimana gak jatuh kalo di pegangin di kaki 🤣

2024-08-23

1

🇮🇩❤️⃟Wᵃf🤎NUR

🇮🇩❤️⃟Wᵃf🤎NUR

reader nya gak jadi tegang ini gegara kelakuan ujang yg lucu 🤣
ada ya mba kunt mau lahiran segala mau cari bidan dimana itu🤣🤣

2024-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 1. Tegang
2 2. Kuntilanak Lahiran
3 3. Semerah Darah
4 4. Haram Yang Halal
5 5. Bertanya Pada Bapak
6 6. Duduk Peristiwa
7 7. Kicauan Djiwa
8 8. Fiktif Yang Nyata
9 9. Boemi Djiwa
10 10. Interaksi Djiwa
11 11. Kuntilanak Pundung
12 12. Zalina Rumi
13 13. Bayi Ziarah
14 14. Pesugihan Bayi
15 15. Borok Dewasa
16 16. Wali Djiwa
17 17. Maling Rupa
18 18. Mimpi Djiwa
19 19. Simpang Siur
20 20. Mahendra Kesuma
21 21. Kadaluarsa
22 22. Awal Jumpa
23 23. Gadis Manis
24 24. Rupa Cinta
25 25. Trio Tantrum
26 26. Ketupat Rindu
27 27. Janda Bohay
28 28. Gundah Gulana
29 29. Dahi ke Hati
30 30. Setan Alas
31 31. Barisan Ayah
32 32. Kelahi
33 33. Taman Gaib
34 34. Antara Fakta Dan Dusta
35 35. Rawat Inap
36 36. Hantu Rumah Sakit
37 37. Kisah Kasih
38 38. Persaingan Ketat
39 39. Balik Kampung
40 40. Gelang Mistis
41 41. Warisan
42 42. Ibu Tiri
43 43. Djiwa Yang Hilang
44 44. Tuan Akar Bahar
45 45. Ningsih dan Aryo
46 46. Cinta Satu Malam
47 47. Berpacu Dalam Cinta
48 48. Sandaran Hati
49 49. Mukjizat Keihklasan
50 50. Canggung
51 51. Bakti Djiwa
52 52. Mie Pelipur
53 53. Nia
54 54. Masa Remaja
55 55. Mendadak Dukun
56 56. Ifrit Muslim
57 57. Gadis Tumbal
58 58. Pawon Balatak
59 59. Kinerja Jantung
60 60. Tuan Turun Tangan
61 61. Anak Asuh
62 62. Azab Allah
63 63. Pesona Pesugihan
64 64. Dahsyatnya Lidah
65 65. Incaran Jin
66 66. Benteng Diri
67 67. Pusaka Kiai
68 68. Alih Sukma
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. Tegang
2
2. Kuntilanak Lahiran
3
3. Semerah Darah
4
4. Haram Yang Halal
5
5. Bertanya Pada Bapak
6
6. Duduk Peristiwa
7
7. Kicauan Djiwa
8
8. Fiktif Yang Nyata
9
9. Boemi Djiwa
10
10. Interaksi Djiwa
11
11. Kuntilanak Pundung
12
12. Zalina Rumi
13
13. Bayi Ziarah
14
14. Pesugihan Bayi
15
15. Borok Dewasa
16
16. Wali Djiwa
17
17. Maling Rupa
18
18. Mimpi Djiwa
19
19. Simpang Siur
20
20. Mahendra Kesuma
21
21. Kadaluarsa
22
22. Awal Jumpa
23
23. Gadis Manis
24
24. Rupa Cinta
25
25. Trio Tantrum
26
26. Ketupat Rindu
27
27. Janda Bohay
28
28. Gundah Gulana
29
29. Dahi ke Hati
30
30. Setan Alas
31
31. Barisan Ayah
32
32. Kelahi
33
33. Taman Gaib
34
34. Antara Fakta Dan Dusta
35
35. Rawat Inap
36
36. Hantu Rumah Sakit
37
37. Kisah Kasih
38
38. Persaingan Ketat
39
39. Balik Kampung
40
40. Gelang Mistis
41
41. Warisan
42
42. Ibu Tiri
43
43. Djiwa Yang Hilang
44
44. Tuan Akar Bahar
45
45. Ningsih dan Aryo
46
46. Cinta Satu Malam
47
47. Berpacu Dalam Cinta
48
48. Sandaran Hati
49
49. Mukjizat Keihklasan
50
50. Canggung
51
51. Bakti Djiwa
52
52. Mie Pelipur
53
53. Nia
54
54. Masa Remaja
55
55. Mendadak Dukun
56
56. Ifrit Muslim
57
57. Gadis Tumbal
58
58. Pawon Balatak
59
59. Kinerja Jantung
60
60. Tuan Turun Tangan
61
61. Anak Asuh
62
62. Azab Allah
63
63. Pesona Pesugihan
64
64. Dahsyatnya Lidah
65
65. Incaran Jin
66
66. Benteng Diri
67
67. Pusaka Kiai
68
68. Alih Sukma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!