Seorang wanita cantik yang suka dengan kehidupan bebas hingga mendirikan geng motor sendiri. Dengan terpaksa harus masuk ke pesantren akibat pergaulannya yang bebas di ketahui oleh Abahnya yang merupakan Kyai di kompleks perumahan indah.
Di Pesantren Ta'mirul Mukminin wanita cantik ini akan memulai kehidupannya yang baru dan menemukan sosok imam untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
Semua santriwan maupun santriwati melaksanakan sholat sunnah yang memang rutin di adakan di pondok pesantren Ta'mirul Mukminin. Setelahnya semua santri berdzikir dengan khusyuknya sembari menunggu subuh tiba.
Tak berselang lama, semua santri kembali melaksanakan ibadah dua rakaat sholat sunnah qobliyah subuh dan di sambung dengan ibadah wajib sebagai seorang muslim.
Dan di lanjut dengan kegiatan program hafidzul Qur'an. Bagi seorang santri yang mengikuti program kegiatan Tahfidzul Al-Qur'an. Mereka masih berada di dalam masjid untuk menyetorkan hafalan mereka. Bagi santriwati, mereka menyetorkan hafalannya dengan Umi Zahra jika Umi Zahra tidak ada, maka di ganti dengan Ustadzah Nurul yang memang notabene nya seorang Tahfidzul Qur'an.
Sedangkan untuk santriwan, mereka akan menyetorkan hafalannya pada Ustadz Rehan Sakeel putra dari Abah Shodiq dan Umi Zahra. Saat ini Ustadz Rehan tengah berada di luar kota sedang mengurus perusahaan cabang yang ada di Jawa Timur. Maka untuk sementara waktu, mereka akan menyetorkan hafalannya pada Ustadz Fari.
Sedangkan yang lain, mereka memasuki kelas masing-masing untuk belajar dengan kegiatan mereka. Ada beberapa santri yang tengah memasak untuk sarapan. Ada beberapa santri yang tengah belajar kitab kuning. Ada beberapa santri yang tengah menghafal kitab Alfiah, kitab Imriti untuk di stor kan pada Ustadz.
Saat ini Fifia duduk dengan posisi menghadap kiblat. Tangannya memegang Al-Qur'an. Kepalanya menunduk, namun siapa sangka. Fifia tidak membaca Al-Qur'an melainkan tengah tertidur dengan posisi duduk.
Nayla yang menyadari jika temannya saat ini tengah tertidur dengan posisi duduk pun lantas membangunkannya. "Mbak, bangun Mbak. Mbak Fifia" Nayla berkata pelan agar tidak mengganggu santri lain.
"Astaghfirullah hal'adzim.... Kenapa nggak bangun-bangun? Mbak Fifia, bangun Mbak" Nayla menyenggol lengan Fifia sedikit keras.
"Hahh.... Iyaa, Ustadzah. Ada apa?" ucap Fifia tersadar dari alam bawah sadarnya. Sontak santri yang ada di sana pun menoleh ke arahnya.
"Fifia, kamu tidur yaa? Ayoo ambil wudhu lagi" perintah Ustadzah Nurul.
Fifia meringis pelan. "Maaf Ustadzah" ia pun lantas bangkit lalu berwudhu. Saat ia hendak masuk ke dalam masjid. Netranya tak sengaja melihat sosok lelaki tampan itu. Siapa lagi kalau bukan Ustadz Fari.
Ustadz Fari tengah menyimak santri-santri yang menyetorkan hafalannya. Terlihat sudut bibir sexy nya yang tengah menegur santrinya saat salah menghafal ayat suci Al-Quran.
Bibir Fifia terangkat membentuk bulan sabit. Ia tersenyum melihat sosok yang sempurna itu di hadapannya. 'Tampan, calon imam yang sholeh. Ya Allah, bolehkah dia menjadi milik ku?' ucapnya dalam hati.
Seseorang menepuk pundaknya membuat Fifia tersentak kaget. "Ngapain kamu di sini? Ngintipin santriwan kamu yaa?" Ulya memergoki Fifia yang tengah melihat Ustadz Fari.
"Oohhh.... Kamu lagi lihatin Ustadz Fari toh. Ehh, anak miskin. Kamu jangan sok ngarep bisa dekat dengan Ustadz Fari. Ustadz Fari itu lebih cocok sama Mbak Mila. Mbak Mila itu lebih segalanya dari pada kamu yang nggak ada apa-apanya di banding Mbak Mila. Ustadz Fari itu jago dalam segala bidang. Jangan mimpi kamu bisa dekat dengannya" ucap Ulya panjang lebar.
Fifia hanya memutar bola matanya jengah mendengar perkataan Ulya. Ia pun lantas masuk ke dalam masjid.
Santriwan dan santriwati yang mengikuti program hafidzul Qur'an memang berada di dalam masjid. Hanya terhalang mimbar masjid agar para santri tidak saling bertatap muka dengan lawan jenisnya.
"Yaelah, di kasih tau juga malah main pergi aja" gerutu Ulya lalu masuk ke dalam masjid.
Yulia saat ini tengah mengajari santri muridnya membaca Kitab Taqhrib karangan Imam Abu Syuja'. Kitab ini menjelaskan hukum islam yakni fiqih yang berisi tentang ibadah, muamalat, munakahat dan jinayat dalam bentuk yang sederhana.
Semua santri muridnya dengan lancar membaca kitab kuning tersebut. Yulia merasa puas dengan kemampuan muridnya yang sangat pandai dan cepat tanggap dalam belajar. Walaupun santri muridnya masih duduk di bangku kelas menengah namun semuanya sangat pandai.
"Syukur alhamdulilah, semua murid Ustadzah sudah bisa membaca kitab kuning ini dengan baik. Pelajaran hari ini cukup sampai di sini. Besok Ustadzah akan menerangkan bab lain dari kitab ini. Sampai sini ada yang mau di tanyakan?" ucap Yulia dengan lembut.
"Tidak ada, Ustadzah" ucap para santri muridnya.
"Baiklah kalau begitu Ustadzah akhiri pelajaran pagi ini. Jangan lupa, kalian setelah ini mandi, sarapan terus sekolah yang rajin yaa"
"Baik Ustadzah"
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh"
"Wa'alaikumsalam warohmatullah wabarokatuh" ucap para santri lalu mereka pun berbondong-bondong menghampiri Yulia yakni mencium tangan Ustadzahnya dengan takzim.
"Alhamdulillah... Terima kasih yaa Allah, engkau telah memberiku bekal ilmu yang cukup sehingga aku bisa mengamalkannya dengan mengajari santri-santri di sini" ucap Yulia senang.
"Ustadzah Yulia, Ustadzah" suara seseorang memanggil namanya. Membuat Yulia menghentikan langkahnya.
"Iyaa kenapa, Diki?" tanya Yulia pada santriwan yang memang ia kenal.
"Saya hanya menyampaikan amanah dari Ustadz Fari. Kata Ustadz Fari, Ustadzah Yulia di suruh sama Umi untuk bantu Ustadzah Nurul bersih-bersih di ndalem. Abah dan Umi sedang tidak ada, beliau menjemput Ustadz Rehan di bandara"
"Oohhh... Iyaa, Diki. Ustadzah akan bantu Ustadzah Nurul setelah ini. Terima kasih yaa, sudah memberitahu Ustadzah"
"Sama-sama, Ustadzah. Kalau begitu saya pamit pergi dulu"
Yulia hanya mengangguk
oke lanjut
semangat untuk up date nya
Alhamdulillah double up date
oke lanjut thor
semangat lanjutkan Thorrrrr