Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10_Lama Sekali
Mendengar ucapan sang suami membuat mood Maura tiba-tiba berubah, yang awalnya begitu penasaran menjadi bad mood.
"Kenapa?" tanya Bara saat melihat sang istri hanya diam saja tanpa memakan makan siang nya.
"Tidak tuan." ucap Maura.
"Sudah ku bilang jangan panggil seperti itu, kita hanya berdua saja." tegas Bara tidak sudah dengan panggilan Maura barusan.
"I... Iya mas," ucap Maura pelan merasa sedikit canggung dan ragu, dia sungguh malu jika harus memanggil suaminya itu mas, bagaimana kalau orang orang kantor mendengar nya.
"Di makan." ucap Bara.
Akhirnya mau tidak mau Maura pun memakan makan siang nya yang sudah tersaji, sayang sekali jika harus menganggurkan makanannya bukan.
Setelah makan siang Maura pun bisa pergi dari ruangan Bara, walau ada sedikit penolakan tapi Maura akhirnya bisa keluar.
"Ra kamu dari mana aja sih? Masa dari tadi aku cariin gak ada." protes Mela karena dari tadi dia mencari keberadaan rekan kerja nya itu yang tidak ketemu ketemu.
"Aku tadi habis kosek toilet lantai presdir." ucap Maura dengan asal.
"Kosek toilet, emang kotor ya?" tanya Mela yang cukup tertarik dengan pembahasan soal presdir baru mereka.
"Engg.... Enggak juga sih, tapi tuan Bara ternyata suka dengan kerapihan dan kebersihan jadi aku kosek sampek kinclong tuh toilet, iya itu...." Maura berusaha mencari alasan, tidak mungkin dia bilang kalau dia habis makan siang dengan presdir nya.
"Udah makan belum? Kalau belum yuk aku traktir," seru Mela.
"Lah kamu bukannya dari cafetaria ya tadi?" tanya Maura.
"Ya gpp sekalian temenin kamu makan Ra," ucap Mela.
"Gak usah mel, aku masih kenyang kok soalnya tadi sarapan nya aku tambahin porsi nya." jawab Maura.
"Beneran gak makan siang? Nanti kamu sakit lagi gimana coba," seru Mela tidak mau ada yang terjadi kepada Maura sang sahabat.
"Udah gak papa kok, yuk kita balik kerja aja kalau gitu." ucap Maura.
Akhirnya mereka pun mulai kembali bekerja, Maura di sibukkan dengan pekerjaan nya, sedangkan Bara juga di sibukkan dengan berbagai laporan dan pertemuan online membahas perusahaan yang ada di luar negeri.
Sore harinya kantor sudah mulai sepi tidak ada orang, ini adalah waktu yang tepat untuk Maura mengumpulkan sampah yang menumpuk.
"Max, dia sedang apa itu?" tanya Bara di sela-sela fokus nya malah melihat ke arah komputer yang memperlihatkan Maura yang sedang membersihkan sampah.
"Nyonya sedang membersihkan ruangan karyawan tuan." jawab Max dengan hati-hati takut tuan nya itu akan marah.
"Suruh dia menunggu di parkiran atas." tegas Bara.
"Ra kamu beneran gak mau aku anter?" tawar Mela tidak tega jika harus melihat Maura jalan sendirian karena Mela yakin jika pulang Maura sering jalan kaki.
"Iya aku gak papa kok mel, udah sana pulang katanya mau jalan jalan sama mas crush." goda Maura membuat pipi Mela berseri seri malu.
Setelah Mela pergi akhirnya Maura pun berencana untuk pulang juga namun tiba-tiba ada Max asisten dari sang suami menghampiri nya.
"Nyonya mari saya antar ke parkiran atas, tuan Bara ingin anda segera ke sana karena sudah di tunggu." ucap Max dengan tegas namun lembut agar tidak melukai hati nyonya nya itu yang sekarang resmi milih tuan nya.
Dan benar saja saat Maura sampai di parkiran dia melihat mobil Bara yang sudah terparkir rapih di sana.
"Mari nyonya." ucap Max membukakan pintu belakang untuk Maura yang memang Bara sudah ada di sana.
"Lama sekali." tegas Bara yang tidak suka dengan menunggu.
"Maaf tadi ada sedikit urusan." ucap Maura.
"Jalan." ucap Bara kepada Max yang berada di belakang setir mobil.
.
.
Bersambung.....
...Jangan lupa follow akun aku, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan hadiahnya juga bolehhh ya, biar tambah semangat buat up cerita nya setiap hari........