Kedua orangtuanya Clara meninggal, ayahnya meninggal karna sakit-sakitan. Setelah dua bulan kepergian ayahnya, Ibunya Clara pun meninggal dunia karna sakit kanker. Karna kedua orangtuanya meninggal Clara harus menggantikan kedua orangtuanya bekerja sebagai pembantu, namun saat Clara sedang menunggu bus di halte untuk pergi ke rumah tujuannya, tiba-tiba Clara diculik dan dibawa ke sebuah hotel hingga dirinya diperkosa oleh orang tak di kenal hingga hamil diluar nikah.
Saat tau dirinya hamil, Clara mencari pekerjaan lain dan tidak jadi ke rumah bos orang tuanya. Di sana Clara bertemu dengan seorang pria tampan yang akan menjadi majikannya, namun banyak keanehan dengan sikap tuan majikannya terhadap dirinya, majikannya seperti tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
Rahasia apakah yang disembunyikan tuannya Clara?
Akankah Clara bakal bertemu dengan pria yang telah memperk*sanya? Dan apakah setelah bertemu dengan pria itu, Clara akan pergi jauh dari pria itu dengan membawa anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
Kini Clara dan juga Mira tengah bersenda gurau di ruang keluarga sembari menonton film. Mira sendari tadi tampak banyak tertawa saat mendengar cerita Clara, tentang masa kecilnya di desa.
"Nyonya saya mau masak dulu buat nyonya, saya pamit dulu ya nyonya," ijin Clara kepada Mira saat ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 12.30 WIB.
"Saya bantu ya," tawar Mira.
"Eh jangan nyonya, biar saya aja lagian saya udah terbiasa." tolak Clara secara halus.
Mira mengangguk pasrah."Kalau lelah berhenti aja ya masaknya Clara, terus minta gantiin ke pelayan lain." ucapnya.
Mira tidak tega melihat Clara bekerja seperti ini dalam kondisi hamil pula ia kasian melihatnya.
"Iya nyonya, kalau begitu saya ke dapur dulu." pamit Clara kemudian berjalan menuju dapur.
Setelah berkutat dengan bahan masakanya akhirnya 30 menit kemudian masakan sudah siap saji.
Clara menata makanannya di atas meja, setelah di rasa beres Clara berjalan ke ruang keluarga untuk memanggil Mira.
"Nyonya, makanannya sudah siap," ucap Clara memberitahu kepada Mira.
Tanpa sengaja Clara melihat iklan di televisi yang menampilkan Martabak yang dibaluri keju ditambah susu manis dan entah kenapa air liurnya jadi semakin banyak, dia teringin sekali makan martabak itu. Tapi ia tidak punya uang untuk membelinya.
"Clara ayo ke dapur." ajak Mira. Clara tentu saja kaget karena tak mengetahui dari kapan Mira berdiri di sampingnya.
"Eh iya Bu," ucap Clara kemudian mengikuti langkah Mira ke dapur.
* Dimeja Makan
"Ayo dimakan Clara, kenapa kamu terlihat tidak selera untuk makan. Apa kamu ingin makan-makanan yang lain?" tanya Mira yang sudah peka saat melihat Clara tampak belum memasukan sama sekali makanannya ke dalam mulutnya.
"Tidak nyonya, saya ingin makan ini aja," jawab Clara seraya mencoba memasukkan makanan ke dalam mulutnya, tapi entah kenapa makanan ini terasa hambar ia bahkan terlalu berat untuk menelannya.
"Kamu ingin martabak yang ada di iklan tadi, kan?" tanya Mira.
"Em saya..."
"Benarkan dugaan aku benar, Clara pasti lagi ngidam pengen makan martabak yang ada di televisi," Batin Mira.
"Nggak apa-apa Clara, kalau kamu pengen sesuatu harus segera di kabulkan. Takutnya nanti anak kamu ngences kalau nggak dituruti. Biar saya telepon Devan dan menyuruhnya untuk beli martabak," ucap Mira sambil mengotak-atik ponselnya mencari nama Devan.
Clara hanya bisa menghela nafas pelan, ia yakin pasti nanti tuannya pulang-pulang dalam keadaan marah yang tertuju kepadanya.
***
"Ini tuan totalnya 300 ribu," ucap seorang penjual sambil menyerahkan box berisi martabak kepada Devan.
Devan kemudian mengeluarkan uang tunai di dompetnya dan mengeluarkan 4 uang merah lalu menyerahkan kepada penjualnya.
"Kembalinya ambil saja," ucap Devan kemudian pergi dari sana.
"Terima kasih tuan Devan!" ucap penjualan sedikit keras.
*Didalam mobil
"Jika bukan karena mamah dan juga anak yang sedang di kandung oleh wanita itu, mana mau aku membelikan martabak ini yang membuatku menunggu hingga bermenit-menit," gerutu Devan yang tengah menyetir mobilnya untuk pulang ke mansion setelah membeli martabak sesuai keinginan Clara.
Saat di telepon oleh mamahnya, Devan merasa amat sangat kesal. Bayangkan saja dirinya sedang meeting dan Mira menelponnya hingga berkali-kali hanya untuk membelikan martabak. Memangnya tak ada sopir dimansion apa atau lewat go food kan bisa, tapi malah telepon dirinya karena Mira inginnya dia yang berangkat sendiri untuk membelikan martabaknya katanya supaya terjamin kualitasnya. Dan kekesalan Devan semakin bertambah saat tau siapa yang menginginkan martabak ini yaitu Clara wanita yang lugu itu.
Beberapa menit kemudian mobil mahal Devan sampai dimansion miliknya.
Devan memasuki pekarangan mansionnya, dia melihat Clara sedang menyiram tanaman di teras rumahnya.
"Apa yang di lakukan wanita itu, apa dia tak mengerti siang. Mana ada orang menyiram tanaman saat matahari bersinar terik seperti ini," gumam Devan yang masih berada di dalam mobil dan berhenti saat sudah masuk ke garasi mansionnya.
Devan lantas turun dengan membawa bingkisan martabak itu, kemudian berjalan menghampiri Clara.
"Apa yang kamu lakukan, Clara?" tanya Devan.
"Eh tuan." kaget Clara saat melihat tuannya sudah berdiri dibelakangnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Devan lagi dengan mengulangi kalimatnya.
"Saya sedang menyiram tanaman tuan," jawab Clara dengan tatapan takut, masalahnya saat ini Devan terlihat sedang menahan emosinya. Ia menyiram tanaman untuk mencari kesibukan sebenarnya karena tak ada pekerjaan lagi membuatnya merasa bosan.
"Di siang hari yang panas begini, kamu siram tanaman?" tanya Devan.
Clara mengangguk polos dengan tangan masih memegang selang air yang masih menyala membuat air nya membasahi rumput di bawahnya.
Devan menatap miris ke arah bunga anggrek yang begitu cantik itu, semoga saja bunga itu tidak mati karena di siram di saat panas seperti ini, apalagi itu bunga yang termasuk mahal harganya bahkan ada yang puluhan juta.
"Tuan, saya pikir cuaca hari ini sangat panas tuan, kasian bunga-bunga ini jika tidak di siram nanti mereka jadi layu dan mati," jawab Clara sembari memperhatikan bunga-bunga itu.
"Terserah lah, ini martabak permintaan kamu. Lain kali jika meminta apa saja bilang pada sopir jangan pada saya. Mengganggu saja!" kesal Devan kemudian pergi masuk ke dalam mansion.
Sedangkan Clara sudah senyum-senyum sendiri, sambil menatap martabak manis yang sudah berada dalam genggamannya saat ini. Tuannya walaupun sifatnya seperti kulkas, tapi ia sebenarnya sangat baik.
***
Malam harinya Clara tidak bisa tidur nyenyak, ia kepikiran tentang masalah hutang orang tuanya. Ia bingung mencari uang dari mana untuk melunasi hutang, apalagi hari ini sudah janjinya harus segera melunasi hutang.
"Gimana caranya aku mendapatkan uang, aku gak mau sampai rumah peninggalan Bapak dan Ibu dihancurkan, itu satu-satunya harga berharga dihidup aku," gumam Clara sambil berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya.
Dreett... dreett..
Ponsel Clara bergetar tanda ada telepon masuk, Clara lantas berjalan menuju ranjang dan mengambil ponselnya.
"Aduh pasti yang menelpon orang yang nagih hutang lagi, aku harus gimana," gumam Clara frustasi.
Clara kemudian mengangkat teleponnya dengan takut-takut.
"Halo, maaf pak. Saya hari ini belum ada ua--"
"Hallo, uangnya sudah saya terima. Jadi hutang Bapak kamu sudah lunas semuanya." ucap orang tersebut memotong perkataan Clara.
Hutangnya lunas? Siapa yang memberikan uang kepada orang itu? Masa tuan Devan, tapi sepertinya itu tidak mungkin. Pikir Clara bertanya-tanya.
"Yasudah kalau begitu saya tutup, saya cuman memberikan kamu itu saja."
"I-iya pak," jawab Clara dengan terbata karna ia masih bingung siapa orang itu yang sudah melunasi hutang orang tuanya.
Tut.
Clara menaruh ponselnya di ranjang dan ia terduduk di pinggir ranjang.
"Siapa ya orang itu yang sudah memberikan uang, apakah tuan Devan? Tapi kenapa tuan Devan nggak kasih tau aku dulu. Apa maksud tuan Devan atas semua ini? Apa ada maksud tersembunyi di dalamnya?" Batin Clara.
.
jangan nyesel ya nanti ketika Clara udah nyerah dan memilih untuk mundur... Clara berserta anak anak akan pergi meninggalkan kamu ....
gerammmm deh pengen mukul tuh kepala devan... egois banget,,,
buat kaka author semangat....
ditunggu kelanjutan nya...
pasti bapaknya juga udah tau tuh bahwa yang dikandung Clara cucu kandung nya juga