Rangga adalah seorang pemuda yang mendapatkan warisan sepasang mata sakti. mata sakti mampu menembus benda apapun, juga memberikan kemampuan medis dan ilmu beladiri.
Namun untuk mendapatkan mata sakti itu, Rangga menjadi bisu selama 5 tahun. tanpa di duga dia menikahi seorang wanita yang sangat cantik. Namun istrinya tidak mencintainya sama sekali.
Namun dirinya selalu di rendahkan oleh keluarga istrinya karena bisu dan tidak berguna.
Setelah 5 tahun berlalu, Rangga akan menggunakan mata saktinya untuk merubah takdirnya dan mendapatkan hati istrinya.
Bagaimana kelanjutannya bisa di baca di novel ini ya !!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 3 TEMBUS PANDANG
Lukas merasa selain tampang, dirinya jauh lebih sempurna dan kaya dari pada Rangga. Lukas tidak terima wanita yang telah dia sukai sejak lama malah di nikahi oleh seorang pria bisu seperti Rangga.
"Oh si bisu Rangga, dia baru saja kembali dari menjemput Sonia, seharian di rumah juga tidak tahu mau melakukan apa," balas Ratih.
"Nanti aku akan menyuruh Miranda untuk menceraikannya," sambung Ratih.
Ratih juga tidak suka dengan Rangga, jika bukan karena Miranda yang begitu gegabah secara tiba-tiba sudah menikah, mana mungkin Ratih mau menerimanya.
"Sonia tolong kamu panggilkan Rangga, ada tamu yang ingin bertemu dengannya!" pinta Ratih kepada Sonia yang baru muncul.
"Sepulangnya dari menjemputmu hanya berdiam diri saja, benar-benar tidak berguna," sambung Ratih mencemooh Rangga.
Sonia juga mulai berjalan menuju ke kamar Rangga. Kamar Rangga terletak di lantai dua bersebelahan langsung dengan kamar Miranda. Hanya saja kamar Rangga jauh lebih kecil di bandingkan semua kamar yang ada di rumah itu, atau bisa di katakan bahwa dahulu kamar itu adalah gudang yang kemudian di tempati oleh Rangga.
"Rangga cepat keluar, ibuku mencarimu!" panggil Sonia dengan suara keras.
Namun setelah beberapa detik masih tidak ada jawaban dari Rangga sehingga membuat Sonia menjadi kesal.
"Brengsek, dia benar-benar menganggap ini seperti rumahnya sendiri," ucap Sonia dengan kesal.
Dengan emosi Sonia hendak membuka pintu kamar Rangga, tapi tiba-tiba saja pintu kamarnya sudah terbuka lebih dulu.
"Kamu selain tidak bisa bicara, ternyata juga tuli," ujar Sonia dengan makian begitu melihat Rangga keluar dari balik pintu.
Sementara Rangga sendiri seketika matanya langsung melotot menatap tubuh dari Sonia. Di mata Rangga Sonia pada saat ini hanya menggunakan pakaian dalam saja.
Tubuh Sonia terlihat begitu sangat indah dengan kulit putih mulusnya. Walaupun dadanya tidak terlalu besar karena sedang dalam masa pertumbuhan, namun bentuknya sangat luar biasa. Di tambah lagi pakaian dalamnya yang berwarna pink, membuatnya menjadi sangat imut.
Menyadari Rangga sedang menatap tubuhnya membuat Sonia menjadi kesal dan marah.
"Beraninya kamu menatapku dengan mesum, tunggu saja aku akan melaporkan nya kepada kakak agar dia segera menceraikan mu," ujar Sonia.
Rangga juga mulai tersadar dan kemudian mengedipkan matanya. Alhasil Sonia kembali terlihat sudah mengenakan pakaian nya lagi.
"Tampaknya mata ini mengeluarkan kemampuannya dengan sendirinya, aku masih belum terbiasa untuk mengontrolnya," pikir Rangga.
"Kamu ada apa mencari ku?" tanya Rangga.
"Kamu... kamu bisa bicara," ujar Sonia dengan terkejut.
Selama menikah dengan kakaknya dan masuk ke dalam keluarga mereka, Sonia baru pertama kalinya mendengar Rangga bisa berbicara.
Tapi mau bisa bicara atau tidak, itu tidak penting bagi Sonia, Rangga tetap saja orang yang tidak berguna di matanya.
"Ehem, kamu bisa berbicara itu juga tidak merubah bahwa kamu tetap tidak berguna," ujar Sonia.
"Ibuku mencarimu di bawah," sambung Sonia berjalan pergi.
Rangga juga menutup pintu kamarnya dan mulai berjalan menuruni tangga menuju ke ruang tamu.
"Rangga, apa kakimu juga bermasalah, lama sekali," marah Ratih melihat Rangga yang baru datang.
Rangga mulai melihat ke arah ibu mertuanya ini dan sekilas cahaya keemasan mulai terlintas di kedua matanya.
Terlihat tubuh Ratih oleh Rangga dimana Ratih hanya menggunakan pakaian dalam saja. Walaupun kulitnya sudah mulai kendur, namun masih terlihat cukup bagus. Harus Adrian akui ibu mertuanya lumayan cantik untuk wanita berumur sepertinya.
"Orang tua ini memakai bra begitu ketat agar terlihat kencang, bukankah itu akan membuatnya sesak nafas," pikir Rangga mengatai ibu mertuanya.
Lukas yang melihat Rangga telah muncul juga langsung menghampirinya.
"Kamu Rangga bukan, aku Lukas," ujar Lukas memajukan tangannya hendak menyalami Rangga.
Rangga juga dengan santai menjabat tangan dari Lukas. Lukas mulai memandang Rangga dengan tatapan meremehkan.
"Aku dengar kamu bisu dan sekarang Miranda harus bekerja keras untuk menafkahi mu," ujar Lukas sambil berjabat tangan.
Lukas memprovokasi Rangga dengan suara yang pelan yang hanya di dengar oleh mereka berdua saja.
"Kamu bocah cacat, jangan pikir aku tidak tahu isi pikiranmu, kamu masuk ke dalam keluarga Darmawan hanya mengincar harta," ujar Lukas.
"Kamu tidak pantas bersama dengan Miranda," sambung Lukas menggertakkan giginya.
"Aku bisa memberikanmu 200 juta, tapi kamu harus pergi dari sini," sambung Lukas lagi.
Namun detik berikutnya Rangga langsung mencengkram tangan Lukas dengan kuat dan keras.
"Aaaa..." seketika Lukas berteriak kesakitan.
"Ada apa denganmu?" ujar Rangga kepada Lukas.
Seketika Ratih yang ada di sana juga langsung terkejut mendengar Rangga mengatakan sesuatu dan sudah bisa bicara.
"Ternyata kamu bisa bicara," ujar Lukas sambil memicingkan matanya menahan sakit.
"Kamu bisa bicara, tapi berpura-pura bisu, kamu menipu Miranda selama ini, kamu benar-benar tidak tahu malu," sambung Lukas.
Rangga yang semakin kesal juga semakin lebih kuat lagi mencengkram tangan Lukas.
"Aaaa..." Lukas kesakitan sekali seolah tangannya akan remuk sebentar lagi.
"Rangga, cepat hentikan!" teriak Ratih yang marah karena melihat itu.
Rangga juga melepaskan cengkeramannya dari tangan Lukas. Terlihat Lukas masih merintih kesakitan memegangi tangannya.
Kemudian tiba-tiba saja Sonia muncul dengan tergesa-gesa sambil memegangi ponsel miliknya.
"Ibu gawat," ujar Sonia.
Sonia mulai mengatakan bahwa baru saja kakaknya menelepon nya. Kakaknya mengatakan bahwa perusahaan sekarang sedang dalam masalah dan kakaknya akan segera di tangkap oleh polisi.
Seketika semua orang langsung menjadi panik mendengar Miranda akan di tangkap oleh polisi.
Rangga langsung berjalan pergi dan tidak bisa membiarkan istrinya berada dalam bahaya dan di tangkap oleh polisi. Kehidupan di penjara yang pernah Rangga rasakan tidak boleh di rasakan oleh istrinya juga.
"Rangga, cepat kembali ke kamarmu!" teriak Ratih melihat Rangga akan pergi.
"Kamu jangan keluar rumah dan mempermalukan ku," sambung Ratih.
Namun Rangga tidak memperdulikannya dan terus berjalan dengan cepat untuk pergi ke perusahaan istrinya.
"Bibi ada apa dengan Miranda?" tanya Lukas sambil memegangi tangannya yang sakit.
"Sepertinya terjadi masalah pada perusahaan Miranda, polisi akan datang untuk menangkapnya," jawab Ratih dengan wajah panik.
"Aku punya koneksi dengan beberapa pejabat, aku akan meminta bantuan mereka, tidak akan terjadi masalah kepada Miranda," ujar Lukas.
"Bibi tidak perlu khawatir, ayo kita kesana," sambung Lukas.
"Iya," balas Ratih dengan lemah karena mengkhawatirkan Miranda.
Miranda adalah putri pertamanya dan merupakan tulang punggung keluarga mereka. Jika sampai Miranda di penjara tidak bisa terbayangkan apa yang akan terjadi pada keluarga mereka.
Sementara itu di perusahaan milik Miranda sudah ramai dengan orang-orang. Perusahaan Miranda bergerak dalam bidang kosmetik. Walaupun tidak terlalu besar, tapi produk kosmetik perusahaan Miranda cukup terkenal.
Namun kemudian masalah terjadi seorang wanita yang menggunakan produk kosmetik dari perusahaan Miranda tiba-tiba wajahnya tumbuh banyak benjolan jerawat.
Jerawat itu memenuhi wajah wanita itu dengan ukuran benjolan yang besar-besar. Hal itu membuat wajahnya kini terlihat menyeramkan.
Miranda sudah mengatakan bahwa sudah banyak yang menggunakan kosmetik dari perusahaannya dan semuanya baik-baik saja, namun wanita itu tetap menyalahkannya.
"Aku beri kamu pilihan, ganti rugi 20 milyar atau masuk penjara," ujar wanita dengan banyak benjolan jerawat di wajahnya sambil menunjuk Miranda.
Miranda hanya berdiri diam saja serta tampak bingung dan tidak berdaya mendapatkan tekanan seperti ini. Keributan ini juga menjadi tontonan banyak orang.
"20 milyar, ini tidak masuk akal," ujar Ratih yang baru saja tiba.
Di gas ken
Mumpung lagi seru
Tetap Semangat
Bukannya rangga?