Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6 - Momen Indah
Wildan selalu pulang jam satu malam. Mengingat shiftnya berakhir jam 12 malam. Ia butuh waktu satu jam untuk membereskan cafe, belum lagi perjalanan yang harus di tempuhnya.
Namun hari itu Wildan merasa senang lebih dari biasanya. Tawaran dari Dirga membuat dia bersemangat. Wildan tak sabar menunggu hari esok.
Ketika pagi tiba, alarm berbunyi tepat jam lima. Wildan bergegas bangun. Dia mengganti pakaian dengan kaos dan celana orange.
Memang saat pagi buta begitu, Wildan rutin menyapu jalanan. Menurutnya gajinya cukup lumayan dibanding dirinya bekerja sebagai buruh pengangkut beras. Wildan juga merasa pekerjaan itu bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.
Suara sapu lidi yang khas terdengar saat Wildan mengayunkannya berkali-kali. Ayunannya sukses menyapu dedaunan kering dan plastik makanan.
Di seberang jalan ada Pak Yono yang kebagian menyapu di sana. Pak Yono adalah lelaki tua yang rela bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup cucunya.
Wildan selesai menyapu bagiannya. Dia menoleh ke arah Pak Yono. Dirinya ingin segera membantu Pak Yono. Kebetulan Wildan sering berbuat begitu karena cukup dekat dengan lelaki tua tersebut.
Namun langkah Wildan terhenti saat menyaksikan pemandangan tak terduga kala itu. Ia melihat Pak Yono menyapu dengan latar matahari terbit. Bagi Wildan yang merupakan seorang fotografer, hal tersebut merupakan visual indah dan tak bisa dilewatkan.
Wildan segera mengambil kameranya dari dalam tas. Dia lalu memotret Pak Yono beberapa kali. Sampai akhirnya ulahnya disadari oleh Pak Yono.
"Ngapain kamu itu, Dan!" tegur Pak Yono dengan dahi berkerut.
Wildan tersenyum lebar dan berlari ke seberang jalan. Dia perlihatkan gambar hasil potretannya pada Pak Yono.
"Tadi saya lihat dari sana, Pak Yono ganteng banget. Tuh lihat gambarnya. Ganteng kan, Pak?" ujar Wildan.
"Ah! Apaan sih kami. Udah keriput begini dibilang ganteng," balas Pak Yono.
"Lah, biar keriput, tetap bisa ganteng loh, Pak!" sahut Wildan.
"Siapa?" tanya Pak Yono.
"Ya Pak Yono lah!" tanggap Wildan.
"Yang nanya." Pak Yono memecahkan tawa.
"Ah! Bisa aja guyonan Pak Yono," komentar Wildan.
"Kamu ngapain toh bawa-bawa kamera begitu? Nanti kalau dicuri atau jatuh gimana?" tukas Pak Yono.
"Saya memang terbiasa bawa ini kemana-mana, Pak. Karena momen indah itu kadang muncul kapan saja," ungkap Wildan. Dia mulai membantu Pak Yono menyapu.
"Terserah kau lah. Yang penting jangan berhenti kejar pendidikan. Biar jadi orang sukses. Terus kalau sukses, jangan lupa sama Bapak," sahut Pak Yono.
"Mana mungkin saya lupa sama Pak Yono. Lagian saya nggak yakin orang kayak saya bisa sukses."
Pak Yono terkekeh. Dia lalu memegang pundak Wildan. "Setahuku anak muda pekerja keras sepertimu pasti akan sukses. Aku nggak tahu kapan, tapi itu pasti!" ucapnya.
Perkataan Pak Yono tersebut sangat membekas dalam ingatan Wildan. Selain itu, juga menjadi motivasi kuatnya untuk maju.
Karena itu, setelah selesai menyapu jalanan, Wildan langsung menghubungi Dirga. Awalnya teleponnya tidak langsung di angkat. Tetapi setelah percobaan ketiga, barulah Dirga mengangkat.
"Halo, Mas Dirga. Ini saya Wildan, yang kerja jadi kasir di cafe kemarin," kata Wildan.
"Oh kamu, Dan. Pasti kau mau menanyakan perihal tawaranku kan ya?" sahut Dirga dari seberang telepon.
"Iya! Benar. Jadi bagaimana? Apa jadi, Mas?"
"Kita akan bicarakan semuanya lebih dulu. Temui aku di restoran hotel galaxy. Kita bicara di sana."
"Baiklah."
Pembicaraan Wildan dan Dirga berakhir di sana. Wildan penasaran dengan visual yang akan dia ambil dari sosok Dirga.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣
nathasa lagi patah hati...
iklasin aja lah Nat... masih banyak cowok yang suka sama kamu... jangan nikung teman sendiri....
entar nyesel lo...Wildan nggak dapat, teman pun pergi...