Anak Pembantu Hamil Anak Duda Kaya

Anak Pembantu Hamil Anak Duda Kaya

Bab 1

Flashback 4 bulan yang lalu

Dimalam yang sepi seorang gadis cantik terduduk disebuah halte, dirinya sedang menunggu sebuah bus yang sedari tadi belum juga datang. Tubuh mungilnya itu merasakan hembusan angin malam yang sesekali berhembus kearahnya.

Ia bingung, hari sudah semakin malam, ia tidak tau harus menelpon siapa untuk saat ini. Gadis itu baru dua hari dikota jakarta untuk bekerja sebagai pembantu menggantikan kedua orangtuanya yang sudah meninggal.

Dan setelah sampai dikota jakarta gadis itu menyewa kontrakan untuk tempat tinggalnya sementara waktu. Di Jakarta gadis tersebut tidak punya siapa pun satu orang.

Gadis itu celingak-celinguk menoleh ke kanan dan kiri, jalan sekitar sini benar-benar sangat sepi hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang melewatinya.

Sejak tadi gadis ini sudah berusaha untuk memesan raxi namun entahlah apa yang terjadi, pesanannya selalu ditolak dari aplikasinya, ini benar-benar hari yang menyebalkan.

Gadis itu bernama Clara Lauren. Gadis yang memakai cardigan berwarna pink jambu dengan rambut terurai yang terkena hembusan angin malam, ia berharap agar bis malam bisa sampai di halte yang ia duduki sekarang.

Beberapa saat kemudian tiba-tiba ada sebuah mobil hitam berhenti didepan halte tersebut dan keluar seorang laki-laki berpakaian serba hitam berjalan kearahnya, Clara terkejut. Mau apa lelaki itu?

Saat Clara akan berdiri ingin pergi meninggalkan halte tersebut, tiba-tiba saja dari belakang mulut dan hidungnya dibungkam dengan sebuah kain dan tidak sengaja terhirup olehnya.

"Mptt....Ngapai--"

Kesadarannya menghilang ia tidak bisa memberontak bahkan berteriak, pandangan Clara mulai memudar ia akan kehilangan kesadarannya.

Namun disaat itu Clara masih bisa merasakan, bahwa tubuhnya mulai melayang seakan ada seseorang yang menggendongnya.

Beberapa menit kemudian......

Dua lelaki yang memakai serba hitam itu langsung membawa tubuh Clara ke sebuah kamar hotel dan mereka langsung menidurkan tubuh Clara diatas kasur.

"Wih mantap kan sekarang kita dapat jalang lagi," ucapnya tersenyum miring.

"Yoi, kita langsung aja. Gua udah gak tahan," ucap orang satunya.

Saat mereka akan memulai aksinya tiba-tiba pintu kamar hotel yang dipesan mereka ada yang seperti membuka.

"Gawat ada orang, gimana ni?" Tanyanya.

"Kabur aja deh yok, gua takut itu polisi yang bakal nangkap kita lagi."

"Yaudah cepetan." Saat pintu terbuka dua orang yang tadi langsung bersembunyi.

Ternyata yang membuka pintu kamar adalah seorang lelaki tampan, memakai jas hitam, dan lelaki tersebut ternyata sedang mabuk.

Saat lelaki tersebut berjalan menuju ranjang, dua orang laki-laki tadi langsung keluar cepat dari kamar tersebut dan langsung mengunci kamar.

Lelaki itu merangkak ke atas kasur. Melihat penampilan Clara yang terbilang mengundang hasrat lelaki, membuat naluri Lelaki tersebut terpancing.

Apalagi dalam kondisi mabuk, ia tak bisa membedakan mana yang buruk, dan mana yang baik. Merasa ada yang aneh di sekitar tubuhnya, Clara perlahan membuka kedua matanya spontan melotot lebar saat melihat ada seorang lelaki yang memakai topeng.

"Siapa kamu?!" Tanya Clara berteriak ketakutan.

Clara berusaha bangun dari tempat tidur tapi langsung di tindih oleh lelaki itu yang sudah bertelanjang dada hingga perut sixpack nya terlihat oleh Clara.

"Saya mohon jangan lepakan saya," pinta Clara dengan suara bergetar dan ketakutan.

Malam itu sudah menjadi bukti penderitaan seumur hidup yang akan dirasakan Clara.

Flashback off

***

Seorang pria dengan jas berwarna hitam dan kacamata hitam mengendarai mobil Rolls-Royce Boat Tail nya dengan kecepatan diatas rata-rata, pria itu sepertinya tengah terburu-buru.

"Arghhh sial!" umpat pria itu mengerem mobilnya secara mendadak saat melihat ada mobil yang menyebrang secara mendadak. Pria tersebut mengerem mobilnya dengan kuat hingga dia mendengar suara meletus dari ban mobilnya. Sepertinya mobilnya mengalami pecah ban tapi untung saja ia bisa mengerem mobilnya hingga berhenti.

"Hufft... Syukurlah aku tidak mati hari ini," ucapnya saat berhasil mengerem mobilnya.

"Sial! Belum bisa berkendara saja sudah so-soan mengendarai mobil di jalan raya," ucapnya kesal, pria itu keluar dari mobil mahalnya.

"Tuan, tuan tidak apa-apa, kan?" Tanya seorang warga yang sangat kenal dengan pria itu.

Pria itu hanya membalas dengan anggukan saja.

"Dimana pengendara mobil itu? Saya ingin melihat orangnya?" Tanya pria itu kepada warga yang menanyainya tadi.

"Mobilnya nubruk pohon tuan," jawabnya.

"Saya tidak menanyakan keadaan mobilnya, saya tanya dimana orangnya?!" Tanya pria itu dengan nada dingin.

"Emm.... Itu tuan masih di dalam mobil," jawabnya sambil menunjuk arah mobil putih yang menabrak pohon.

Pria itu tanpa berkata-kata apa-apa langsung berlari menuju arah mobil itu, dia bukan ingin meminta pertanggung jawaban dia hanya ingin rasanya memakai orang yang membawa mobil tadi.

Pria itu menendang seseorang berkemeja putih dan bertopi hitam yang tengah memperhatikan mobilnya yang menabrak pohon.

"Sialan! Beraninya kau--" pria yang ditendang itu langsung melongo saat melihat orang yang menendangnya.

"Bos ngapain disini?" Tanya pria yang mobilnya menabrak pohon itu sambil berdiri dari duduknya, dia lalu membersihkan tubuhnya yang kotor karena ditendang hingga tersungkur oleh bosnya ke tanah.

"Sepertinya kamu lebih cocok bermain mobil-mobilan dirumah daripada mengendarai mobil sungguhan!" Ucap yang dipanggil bos itu dengan nada dingin.

"Bos maafin saya bos, jadi bos yang saya tabrak ya? Maafin saya ya bos, ini semua juga salah bos sih yang menyuruh saya buat cepat-cepat jadi saya tidak mengindahkan rambu-rambu lalu lintas," ucap pria itu berusaha membela dirinya.

"Sepertinya ini hari terakhirmu bekerja!" ucap bosnya.

"Hah apa! Ampuni saya lah bos, saya mohon jangan pecat saya. Bagaimana saya bisa makan nanti bos," ucapnya dengan nada penuh permohonan.

"Ya sudah cepat kau cari taksi sana sampai dapat, saya tunggu di halte bus depan sana," ucap bosnya.

"Sini topimu, saya tidak ingin ada orang yang mengenali saya karna mereka pasti nanti bakalan histeris jika bertemu saya," lanjutnya yang terdengar begitu percaya, ya walaupun memang sangat tampan dan terkenal.

Sekretarisnya itu lalu dengan ogah-ogahan memberikan topinya kepada bosnya, padahal dengan topinya itu dia merasa menjadi begitu tampan tapi demi pekerjaan semuanya akan ia lakukan.

"Makanya bos janga tampan terus, bagi-bagi dikit lah bos."

"Cepat sana cari taksinya sampai dapat," usirnya kemudian berjalan menuju halte bus meninggalkan sekretarisnya.

***

Clara tengah berjalan melewati trotoar jalan dengan cuaca yang sedang panas-panasnya, dia sungguh bingung sekarang tujuannya akan kemana.

Setelah kejadian empat bulan yang lalu, dua hari dari kejadian itu. Clara sekarang sedang mengandung anak dari pria yang memakai topeng. Perutnya sudah kelihatan membuncit, dan saat perutnya keliatan membuncit karna hamil. Clara langsung diusir oleh ibu kontrakan yang dulu, setelah diusir gadis itu selalu tidur dimana saja. Kadang dipos ronda atau dimana saja yang terpenting bisa berteduh dari hujan.

Clara diusir karna dikatain sebagai wanita jalang yang hamil gak tau siapa ayah dari anak itu. Tapi kan Clara juga tidak mau seperti ini.

Setiap Clara akan menyewa kontrakan selalu ditolak, mungkin karna melihat kondisinya sekarang.

"Cuacanya panas sekali, lebih baik aku duduk di halte bus itu. Mungkin aku bisa naik bus untuk mengantarkanku ke sebuah kontrakan, aku mending cari kerjaan lain aja. Sepertinya aku gak bakal diterima bekerja dirumah yang dulu bapak sama ibu kerja dirumah itu," gumam Clara.

Clara berjalan dengan membawa tas di tangan kanannya yang berisi baju-bajunya, sedangkan tas kecilnya diselempangkan berisi dompet dan sebuah ponsel yang dulu diberikan oleh bapaknya, bukan ponsel canggih seperti sekarang ini hanya ponsel biasa yang biasanya digunakan untuk menelepon dan mengirim pesan saja.

Clara duduk di halte bus tersebut disampingnya ada seorang ibu-ibu dan juga seorang pria bertopi yang terus saja menunduk, mungkin cuaca yang panas jadi pria itu menunduk terus.

Clara memilih meminum air putihnya, karna ia merasa haus. Tubuhnya merasa begitu panas dan pegal-pegal semasa hamil dan ditambah lagi dengan cuaca yang panas ini. Tapi untung saja dirinya menggunakan dress yang pendeknya dibawah lutut bukan pakaian panjang.

Clara melihat ada bus dari arah kanan, mungkin ini busnta, bus itu kemudian berhenti di depan halte bus.

"Lapor bos, saya tidak menemukan taksi," ucap seorang pria yang berbicara pada pria bertopi di sampingnya.

Clara mengerutkan keningnya heran, mungkin pria disampingnya ini adalah orang kaya sampai-sampai di panggil bos segala oleh pria itu.

"Bodoh!" Maki pria bertopi tersebut.

"Maafkan saya bos. Bos bagaimana jika kita naik bus ini saja, lagipula sebentar lagi nyampe tujuan bos. Bos juga belum pernah ngerasain naik angkutan umum kan, ayo bos cobain enak rau," sarannya.

Pria bertopi itu tampak mengangguk lalu berjalan menuju bos itu dan masuk ke dalam di ikuti oleh laki-laki tadi.

"Ayo mbak masuk, busnya sudah mau jalan," ajak ibu-ibu yang duduk di samping Clara tadi, Clara mengangguk dan tersenyum ramah, dia lalu berdiri dan masuk ke dalam bus itu.

Clara melihat tidak ada bangku lagi yang kosong, ia pun berdiri sembari berpegangan saat bus mulai berjalan. Untung saja disini ada AC jadi ia tidak merasa kegerahan walaupun harus berdiri terus sampai ke tujuan.

Pria yang tadi dipanggil bos itu namanya Devan Wijaya, pria itu menatap wanita yang berdiri di depannya, wanita itu hanya tersenyum kepadanya saat tak sengaja pandangan mereka bertemu.

"Rio berdiri kamu," perintah Devan kepada sekretarisnya yang duduk disampingnya.

"Memangnya ada apa bos?" Tanya Rio.

"Kamu tidak melihat di depanmu ada apa," balas Devan dingin.

Rio menatap kedepan dan hanya ada seorang wanita mail, lalu apa masalahnya pikir Rio.

"Kamu berdiri dan biarkan wanita hamil itu duduk di sini, kamu tidak kasian melihatnya?" Tanya Devan.

"Kesambet setan apa nih si bos, seumur-umur gua baru denger dan melihat si bos baik sama orang," batin Rio kaget.

"Tapi bos, saya juga lelah bos. Kenapa tidak bos sendiri aja yang berdiri dan membiarkan wanita itu duduk di bangku bos," ucap Rio santai dengan nada malas.

"Apa kamu bilang?! Kamu menyuruh saya Rio, sialan! Cepat gak berdiri!" Titah Devan dengan tegas dan dingin.

"Hufft, baiklah. Tapi saya dikasih bonus kan bos?" Tanyanya.

Devan membalas dengan anggukan.

Rio tersenyum lebar saat bos nya menyetujui permintaannya, Rio pun berdiri supaya wanita hamil itu bisa duduk disana.

"Nona silahkan duduk disini," ucap Devan kepada wanita hamil itu.

Clara, wanita itu yang merasa terpanggil menatap laki-laki yang tengah duduk didepannya.

"Terimakasih tuan," ucap Clara kemudian duduk disamping pria itu.

"Kamu mau kemana?" Tanya Devan pada Clara.

"Tidak tau tuan, saya di sini mau mencari pekerjaan dan kontrakan," jawab Clara.

Devan mengangguk mengerti lalu ia tersenyum tipis.

"Bagaimana jika kamu bekerja dirumah saya?" Tawar Devan.

"Beneran tuan? Tapi saya bekerja apa di rumah tuan?" Tanya Clara yang sangat bahagia sudah mendapatkan pekerjaan, dengan begitu ia tidak perlu mencari kontrakan.

"Jadi asisten rumah tangga, kamu bisa melakukan kegiatan rumah tangga kan?" Tanya Devan.

"Bisa tuan, saya sangat bisa," ucap Clara dengan senyum terpatri di wajah cantiknya, Devan tertegun beberapa saat menatap senyuman Clara.

"Jadi kamu mau kan?" Tanya Devan dengan tersenyum canggung saat Clara juga sama-sama menatapnya.

"Saya mau ko tuan, terimakasih banyak sudah memberikan saya pekerjaan," ucap Clara bahagia.

"Awhh." Clara mengaduh saat merasakan perutnya sakit, mungkin perutnya mengalami kram lagi.

"Kamu kenapa?" Tanya Devan panik dan refleks tangannya bergerak mengelus perut buncit milik Clara.

Clara dan Devan saling menatap. Kenapa pria ini begitu tampan bahkan melebihi dari kata sempurna menurut Clara. Hidung yang mancung dan juga alis yang tebal, bibir itu... Astaga rasanya jantungnya berdetak sangat kencang sekarang, bibir itu seakan memintanya untuk menciumnya seperti di film-film.

Sedangkan Devan juga merasa begitu terharu saat memegang perut Clara. Devan bahkan rasanya tidak mau melepaskan tangannya dari perut Clara.

"Baby kamu jangan nakal di dalam sana ya, kasian ibumu nanti kesakitan," ucap Devan yang berbicara dengan bayi yang masih didalam perut Clara. Wanita itu merasa begitu nyaman dengan elusan Devan pada perutnya. Mungkin anaknya merasa senang jika di elus oleh pria.

Rio yang melihatnya merasa aneh, bosnya apa-apaan menyentuh perut wanita hamil itu. Padahal mereka kan tidak saling mengenal, atau mungkin bos nya itu sedang mengingat akan istrinya yang sudah meninggal dunia saat kondisi hamil, entahlah Rio memilih membiarkannya saja.

"Boleh saya mengelus perutmu?" Tanya Devan menatap wajah Clara yang tengah memerah, sungguh Devan merasa sangat gemas saat melihat pipi chubby Clara yang memerah seperti kepiting rebus.

Clara hanya mengangguk sebagai jawaban.

Dan disepanjang perjalanan tangan Devan terus mengelus perut Clara, bahkan kadang-kadang bayi Clara melakukan gerakan begitu kecil dan itu membuat Devan semakin suka, hingga tanpa sadar Clara memejamkan matanya. Ia begitu menikmati elusan pria disampingnya membuat dirinya lama-kelamaan menjadi ngantuk dan akhirnya tertidur.

Terpopuler

Comments

Cucu Suryamah

Cucu Suryamah

lanjut

2025-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 2
3 3
4 Bab 4
5 Bab 5 Rencana Devan
6 Bab 6 Kedatangan tamu seseorang
7 Mira ternyata.......
8 Syarat dari Devan
9 Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
10 Menikah?
11 Sakit hati
12 Sah
13 Devan mulai ngidam
14 Sesil ke kantor Devan
15 Bikin rencana
16 Clara keluar dari mansion Devan
17 Mira mulai curiga
18 Devan menerima perjodohan dengan Sesil
19 Devan panik
20 Tidak berharap lagi
21 Kerja
22 Surat undangan dari Sesil buat Clara
23 Cemburu
24 Antara bahagia dan kecewa
25 Kebongkar
26 Saling rindu
27 Clara mengijinkan kembali Devan Pulang
28 #28 Kabar Buruk
29 Mencari Devan
30 Akhirnya bersatu lagi
31 Bucinnya Devan
32 Bayi besar Clara
33 Clara marah
34 Ngidam aneh
35 Kospalay jadi tukang jualan sate bakar
36 ngidam tengah malam
37 Kontraksi
38 Kebahagiaan keluarga Fernandes
39 Princess Devan
40 Tetangga baru
41 Ngelonin bayi besar
42 Nurut apa kata istri
43 Baby Twins 6 months
44 Berita baru
45 Keluarga harmonis
46 2 tahun kemudian
47 Kelakuan 2 bocah piyik Devan
48 Siapa wanita itu?
49 Kepergok berduaan
50 Di usir
51 Berantem
52 pergi meninggalkan mansion
53 Kemarahan Arga
54 Mengurung diri
55 Membujuk sang istri yang sedang merajuk
56 6 tahun yang lalu
57 Kelakuan Queen
58 Bertemu kembali
59 Di pantau
60 Tidak bisa melupakannya
61 Bertemu kembali
62 Keributan di kantor
63 Kemarahan Devan
64 Berkunjung ke mansion
65 Diganggu lagi
66 Rahasia besar Devan
67 Memberi hukuman
68 Clara mulai curiga
69 Musuh Devan
70 Kelakuan tiga bocah piyik
71 Kena ceramahan dari Devan
72 Ketahuan
73 Mengatakan sejujurnya
74 Pergi atau tetap bertahan
75 Tidak semangat
76 Saling serang
77 Omelan Clara
78 Permintaan Queen
79 Kelakuan Queen
80 Queen ngambek
81 Rencana Devan
82 Tempat apa ini
83 Kalung khusus
84 Pergi sementara waktu
85 Queen berulah lagi
86 Kehebohan di mansion
87 Kecolongan
88 Diculik
89 Menyelamatkan
90 Membawa ke Korea
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1
2
2
3
3
4
Bab 4
5
Bab 5 Rencana Devan
6
Bab 6 Kedatangan tamu seseorang
7
Mira ternyata.......
8
Syarat dari Devan
9
Siapa orang yang sudah melunasi hutang-hutangnya?
10
Menikah?
11
Sakit hati
12
Sah
13
Devan mulai ngidam
14
Sesil ke kantor Devan
15
Bikin rencana
16
Clara keluar dari mansion Devan
17
Mira mulai curiga
18
Devan menerima perjodohan dengan Sesil
19
Devan panik
20
Tidak berharap lagi
21
Kerja
22
Surat undangan dari Sesil buat Clara
23
Cemburu
24
Antara bahagia dan kecewa
25
Kebongkar
26
Saling rindu
27
Clara mengijinkan kembali Devan Pulang
28
#28 Kabar Buruk
29
Mencari Devan
30
Akhirnya bersatu lagi
31
Bucinnya Devan
32
Bayi besar Clara
33
Clara marah
34
Ngidam aneh
35
Kospalay jadi tukang jualan sate bakar
36
ngidam tengah malam
37
Kontraksi
38
Kebahagiaan keluarga Fernandes
39
Princess Devan
40
Tetangga baru
41
Ngelonin bayi besar
42
Nurut apa kata istri
43
Baby Twins 6 months
44
Berita baru
45
Keluarga harmonis
46
2 tahun kemudian
47
Kelakuan 2 bocah piyik Devan
48
Siapa wanita itu?
49
Kepergok berduaan
50
Di usir
51
Berantem
52
pergi meninggalkan mansion
53
Kemarahan Arga
54
Mengurung diri
55
Membujuk sang istri yang sedang merajuk
56
6 tahun yang lalu
57
Kelakuan Queen
58
Bertemu kembali
59
Di pantau
60
Tidak bisa melupakannya
61
Bertemu kembali
62
Keributan di kantor
63
Kemarahan Devan
64
Berkunjung ke mansion
65
Diganggu lagi
66
Rahasia besar Devan
67
Memberi hukuman
68
Clara mulai curiga
69
Musuh Devan
70
Kelakuan tiga bocah piyik
71
Kena ceramahan dari Devan
72
Ketahuan
73
Mengatakan sejujurnya
74
Pergi atau tetap bertahan
75
Tidak semangat
76
Saling serang
77
Omelan Clara
78
Permintaan Queen
79
Kelakuan Queen
80
Queen ngambek
81
Rencana Devan
82
Tempat apa ini
83
Kalung khusus
84
Pergi sementara waktu
85
Queen berulah lagi
86
Kehebohan di mansion
87
Kecolongan
88
Diculik
89
Menyelamatkan
90
Membawa ke Korea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!