Regina, memilih bercerai dari sang suami yang telah menikahinya selama 5 tahun.
Dia selalu tidak terlihat di depan sang suami karena perempuan lain yang dicintai suaminya.
Namun setelah bercerai, ternyata malah menjadi awal dari kisah cintanya bersama sang adik ipar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Operasi donor hati gagal
Di ruang koridor Rumah sakit, Regina berusaha menenangkan diri sementara Arvin berkata, "Jangan pikirkan, kita akan melakukan pemeriksaan di rumah sakit lain untuk mengetahui kondisimu yang sebenarnya."
Regina yang mendengarnya pun menatap Arvin, dengan wajahnya yang pucat, Dia berkata, "rumah sakit ini adalah Rumah sakit milik keluargamu, bahkan rumah sakit ini adalah rumah sakit dengan penanganan medis terbaik di negara kita. Tetapi mereka telah memberitahuku aku mengidap kanker, Bahkan tak hanya satu, tetapi ada dua kanker. Padahal aku pikir hari-hari ke depannya akan menjadi lebih mudah karena,,," Regina ingin berkata bahwa dia telah menemukan Arvin, namun sekarang mengingat kondisinya, dia tidak ingin memberatkan Arvin dengan kondisi kesehatannya yang kemungkinan besar di masa depan hanya akan membebani pria itu.
"Aku akan memberitahumu sesuatu," ucap Arvin.
"Apa itu?" Regina bertanya dengan suara yang lemas, Tentu saja dia merasa sudah tidak memiliki harapan hidup.
"Sebenarnya waktu kita di taman, aku tidak mengambil ponselmu untuk mencari ponselku, namun aku mengangkat panggilan telepon yang berasal dari Selena. Dia menelepon dan berterima kasih karena kau mau mendonorkan hatimu untuknya," ucap Arvin membuat rajin yang terkejut.
"Aku mendonorkan hatiku untuk perempuan seperti dia? Heh! Dia pasti sudah gila! Lihat sekarang aku mengidap kanker, kenapa aku harus menambah bebanku dengan memberikan--"
"Itu bukan poinnya, aku rasa saat ini Kevin sedang berencana untuk memasukkanmu ke dalam ruang operasi dengan alasan kanker itu, tetapi kemudian mengubah operasinya menjadi operasi cangkok hati untuk Selena. Itu sebabnya dokter benar-benar memaksamu untuk melakukan biopsi hari ini karena sepertinya kondisi perempuan itu semakin lemah Dan harus segera mendapatkan cangkokan hati untuk bisa bertahan hidup," kata Arvin.
Regina tercengang mendengar ucapan pria di hadapannya, tidak mungkin Kevin saya kejam itu padanya kan?
Meskipun Kevin tidak mencintainya, dan tidak pernah memperdulikannya, tapi tidak mungkin pria itu benar-benar akan menipunya sekejam itu!
"Dengarkan Aku," Arvin memegang kedua lengan Regina dan memaksa perempuan itu menatapnya, "mari kita berpura-pura tidak mengetahui masalah ini, tapi kau tidak boleh terkecoh sampai benar-benar memberikan donor hatimu pada perempuan itu! Kau mengerti?!" Kata Arvin penuh kesungguhan.
Regina masih dalam keadaan linglung mendengar ucapan Arvin, sesaat kemudian dia mengangguk, "jadi kanker yang dimaksud itu sebenarnya tidak ada?" Regina kembali memastikan.
"Kita akan mengetahuinya setelah melakukan pemeriksaan di tempat lain, tapi kemungkinan besar tidak ada. Kanker tidak akan muncul hanya dalam 1 bulan, perlu bertahun-tahun," ucap Arvin.
Regina mengangguk, dia merasa lega.
"Apa yang kalian berdua lakukan?!" Tiba-tiba sebuah suara dari belakang Arvin membuat dua orang itu menatap ke arah sumber suara dan mendapati Kevin diikuti oleh kepala Rumah sakit berjalan ke arah mereka.
Regina menggertakkan giginya, dia benar-benar kesal namun harus menahan diri, karena kalau sampai masalah ini tersebar maka reputasi keluarga Taliban akan tercoreng di mata publik sementara ayah mertua Regina adalah seorang Bupati di ibukota.
"Kalian berdua selingkuh di sini ya, pantas saja kau begitu mengotot untuk ikut kemari menemani Regina, jadi karena alasannya kau menyukai istriku? Apa jangan-jangan kalian berdua telah menghabiskan malam yang panas bersama?" Tanya Kevin dengan nada suara yang penuh kejiijikan membuat Regina seketika murka mendengarnya.
"Kenapa? Kau melarangku menjalin hubungan dengan pria lain sementara kau bebas dengan wanita lain? Atau sekarang kau cemburu karena aku bisa mendapatkan seorang pria yang lebih baik dan tidak sepertimu yang malah harus berjuang memberikan kehidupan untuk kekasihmu?!" Kata Regina dengan penuh gertakan gigi.
Kevin terkejut dengan ucapan perempuan di hadapannya, bisa-bisanya Regina berkata kejam seperti itu padanya bahkan menyinggung Selena sudah tidak memiliki kesempatan hidup lagi.
"Tutup mulutmu! Aku sudah berbicara dengan para dokter dan juga kepala Rumah sakit, hari ini kau harus menjalani biopsi supaya kankermu bisa disembuhkan lebih cepat. Kalau sampai kakek tahu kamu menderita kanker dan aku mengabaikanmu, dia akan marah besar padaku, jadi jangan mencari gara-gara dan hari ini juga masuklah ke ruang operasi!" Tegas Kevin dengan tatapan tajam diarahkan pada Regina, berharap perempuan itu merasa takut dan akhirnya memenuhi keinginannya.
Tetapi dia terkejut saat Regina malah tersenyum licik, "Aku tidak menyangka saat kita akan segera bercerai, ternyata kau masih seperhatian ini padaku ya. Mau kutelepon Selena sekarang dan mengatakan padanya tentang kau yang masih sangat memperdulikan mantan istrimu? Aku rasa dia akan mengamuk marah-marah jika mengetahui semua ini," kata Regina Seraya mengeluarkan ponselnya.
Tetapi sebelum Regina menekan satupun tombol di ponselnya, Kevin sudah lebih dulu merebut ponsel tersebut dan berkata, "Aku melakukan ini bukan karena memperhatikanmu, Tapi ini semua demi kebaikan kakek dan keluarga besar! Mereka semua akan memarahiku jika terjadi sesuatu padamu meskipun kita akan segera bercerai! Jadi sekarang juga, cepat ikuti kata-kataku, lakukan biopsi hari ini untuk kesembuhanmu!"
"Tidak," Regina menggeleng, "aku sudah memutuskan untuk melakukannya Di rumah sakit terbaik di luar negeri," ucap Regina membuat kening Kevin seketika mengerut.
Kalau perempuan ini mau pergi ke luar negeri, Bagaimana dengan Selena?
Dia harus mengatur semuanya, padahal waktu Selena untuk mendapatkan donor hati hanya dalam satu bulan ini saja. Dan dia ingin cepat-cepat membuat Selena segera mengakhiri penderitaannya, bukan terus berada di rumah sakit dan bergantung pada selang infus dan peralatan medis lainnya.
"Rumah sakit ini adalah Rumah sakit terbaik di Indonesia, jadi kau tidak perlu meragukan kemampuan dokter di sini, aku juga bisa mendatangkan dokter dari luar negeri kalau menginginkannya," ucap Kevin.
"Tidak, saat masuk ruang operasi, belum tentu aku bisa keluar lagi dari sana, jadi aku masih ingin menikmati hariku beberapa waktu ke depan dan sekalian berlibur di negara lain untuk mendapatkan pengobatan di sana. Arvin sudah mengatakan padaku untuk membantuku mengatur semuanya, jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Mengurusi selingkuhanmu yang penuh sandiwara itu jauh lebih penting daripada mengurusi mantan istrimu yang bisa mendapatkan bantuan dari orang lain!" Kata Regina dengan tegas merebut kembali ponselnya lalu berbalik pergi dari sana meninggalkan ketiga pria itu.
Kevin benar-benar kesal mendengar ucapan Regina, dia beralih menatap Arvin, "kau benar-benar mau memiliki hubungan dengan perempuan itu? Heh! Aku tidak tahu kalau seleramu begitu renda sampai menginginkan istri orang lain seperti ini!" Kata Kevin.
Tetapi Arvin malah tersenyum, "Aku malah lebih mengagumimu, Bagaimana bisa kau memilih batu kali untuk menggantikan batu berlian yang ada di rumahmu? Kukatakan padamu ya, Regina pernah menolongku ketika aku masih kecil, jadi kali ini aku juga akan menolongnya untuk terlepas dari pria bodoh sepertimu!" Kata Arvin dengan penuh ketegasan lalu berbalik meninggalkan Kevin.
Kevin terdiam dengan tangan terkepal kuat menatap punggung Arvin yang semakin menjauh darinya, semuanya akan berjalan lancar Kalau pria itu tidak ikut campur.
Kepala rumah sakit yang ada di samping Kevin kemudian berkata, "Bagaimana ini tuan muda? Saya cemas tidak akan ada kesempatan bagi anda untuk menipu Nyonya Regina, karena sepertinya tuan muda kedua--"
"Mereka tidak akan lebih pintar dariku, kau punya koneksi dengan seluruh rumah sakit di Indonesia dan rumah sakit rumah sakit di luar negeri, gunakan koneksimu itu untuk mengetahui kemana mereka melakukan pemeriksaan dan keluarkan uang, berapapun jumlahnya untuk menyogok mereka agar melakukan sesuai perintah kita. Di rumah sakit manapun itu tidak masalah, yang penting kita bisa memanipulasi operasinya dan Selena bisa mendapatkan cangkok hati dari Regina! Lakukan ini dengan rapi, jangan sampai Ayah atau kakekku mengetahuinya!" Perintah Kevin lalu berjalan pergi meninggalkan sang kepala rumah sakit.
Kepala Rumah sakit memijat keningnya, dia benar-benar pusing dengan perintah yang diberikan oleh Kevin.
Kalau rumah sakit di Indonesia, mungkin dia masih bisa memanipulasi segalanya, namun rumah sakit di luar negeri, dia cemas hal ini akan sulit dilakukan.
ya gak ada yg mau ama selwna yg pwnyakiran..
❤❤❤❤😉
begitu tau kepastian pisisi Kevin di perusahaan dan dan dikeluarga dia langsung berniat merebut Arvin
haa... betapa bodohnya kau Kevin
😀😀😀❤❤❤❤