Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story94
Disini Aku akan bahas Versi Dewasanya Sean dan Nayya ..
Please jangan lupa Follow, Like, Vote, dan Coment nya ya readers ...
Yang suka Mellow Romance dan keromantisan yok ngumpul baca cerita ini ..
"Aku memang mencintaimu Nayy, tapi Aku juga punya batas kesabaran seorang pria".
"Cukup 10 tahun kita terpisah, Aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Apa kau tidak merasa kehilangan selama 3 bulan terakhir ini"? tanya Sean dengan serius.
Kedua insan yang akhirnya bertemu setelah 10 tahun dalam versi Dewasa dan Mapan.
Nayya semasa SMA pernah menjalin kasih dengan Excel, namun harus kandas.
Sebab Excel kembali pada cinta pertamanya yang tak lain sahabatnya Nayya sendiri.
Sean sendiri adalah kakak dari Excel.
Dia lebih mencintai Nayya dan memendam perasaan nya selama 13 tahun lamanya.
Akankah cinta dan perjuangan nya Sean terbalaskan di Season 2 ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 Do You Like me ?
Setelah menangis cukup lama, Nayya masih setia berada dalam pelukan dan dekapan Sean, ia merasa begitu nyaman dan hangat.
Sudah lama ia tidak merasakan hal yang bisa membuat hatinya begitu tenang dan damai.
"Hmm .. Nayy"? gumam Sean.
"Hmm .. Iya kak"? jawabnya sambil sedikit mendongak menatap wajah tampan itu.
"Apa kau tidak ingin cerita, mengapa Kau mengganti panggilan namamu"? tanya Sean.
"Kakak tahu bukan, itu panggilanku dari semua anggota keluargaku yang ada di Swiss Kak".
"Aku rasa nama itu, lebih terasa cocok dengan kepribadianku sekarang". katanya menjelaskan
"Hmm .. Tapi apa boleh ketika sedang berdua Aku tetap memanggilmu dengan Nayya"?
Nayya tersenyum .. "No, problem kak".
"Apa Kamu tidak penasaran dengan ceritaku"?
"Tentu Aku penasaran! Namun nanti saja Kakak jelaskan, kalau kakak belum siap".
"Hmm .. Baiklah, Aku akan menjelaskannya, saat Kau telah menerima lamaranku".
Uhuk .. uhuk .. Nayya kaget mendengarnya.
"Usiaku sudah 30 Nayy, itu sudah termasuk usia yang cukup matang untuk menikah".
"Hmm .. Tapi kita baru ketemu setelah lama, Aku ingin memastikan hatiku terlebih dulu Kak".
"Apa Kamu pernah menyukaiku dulu Nayy"?
Pertanyaan tiba-tiba dari Sean membuat Nayya berfikir sejenak, dan menatap lekat-lekat manik mata indah nan tegas itu.
"Aku akan menjawabnya nanti". gumam Nayya.
"Baiklah, kita akan mencoba hubungan ini secara perlahan, Aku tidak akan memaksamu".
"Terimakasih atas pengertianmu kak".
Sean menarik Nayya untuk kembali dalam pelukannya. Mengelus puncak kepala yang selama ini begitu ia rindukan, dengan berani ia mencium kening Nayya dengan cukup lama.
"Aku mencintaimu Nayy .. dari dulu sampai sekarang, perasaan ini tidak pernah berubah sedikitpun, hanya Kamu wanita yang ingin Aku bahagiakan seumur hidupku". ucap Sean dengan mantap dan percaya diri.
Setelah menahan dan menyimpan perasaan selama belasan tahun, akhirnya dengan berani Sean mengucapkan itu semua dengan Nayya, tanpa ada beban dan rasa bersalah lagi yang bersarang didalam otak dan hatinya.
Nayya terharu, ada pria yang menunggu dan mencintainya selama ini. Bahkan Nayya takut dia tidak dapat mencintai Sean sedalam dan sebesar cintanya Sean kepadanya.
"Kau pria yang baik kak, seharusnya kau bisa mendapat wanita yang lebih baik dariku".
"Siapalah Aku? Bahkan diri ini merasa tidak pantas untuk bersanding denganmu, melihat status sosial kau yang sangat tinggi sekarang".
"Aku hanya anak yatim piatu, yang berusaha keras untuk diakui oleh semua orang disini, Sedangkan Kau? Kau adalah pewaris tunggal dari NS Hospital, Kamu adalah putra Guru besar yang selalu Aku hormati, bagaimana bisa Aku menikahi putranya? Apa kata orang nanti"?
Nayya bermonolog dengan hatinya.
"Kenapa diam? Apa yang sedang kau pikirkan"?
"Hmm .. Tidak ada". jawabnya tersenyum.
"Sorot matamu tidak pernah bisa berbohong,
Jika kau masih ragu dengan ketulusanku,
akan kubuktikan keseriusanku, mulai sekarang Aku akan mengejarmu, sampai hatimu luluh Nayy".
Lagi-lagi ucapan Sean terlalu menyala diotak dan dipikirannya Nayya. Setelah lama tidak bertemu,
dia berubah menjadi pribadi yang terlalu terbuka dan begitu frontal serta blak-blakan.
Sean menatap dalam wajahnya Nayya saat ini.
"Dan satu lagi jangan pernah berpenampilan seperti ini lagi saat sedang bersamaku, Aku ini pria yang normal, hasrat ku kerap kali muncul jika berada didekatmu, Aku takut tidak bisa menahan diri Nayy, apa lagi kita berdua terbilang sudah sama-sama dewasa sekarang ini, hmm".
Nayya meneguk air liurnya. Dengan reflek ia menatap penampilannya saat ini. Wajahnya merona bak tomat rebus, ia mengutuk bodoh pada dirinya sendiri. Kenapa bisa-bisanya ia keluar dengan penampilan seperti ini, pikirnya.
Nayya tersenyum kikuk, lalu mengurai perlahan pelukannya Sean. Kemudian secepat kilat ia berlari menuju kamar yang ia tempati sebelumnya.
Braaakkk .. Ia menutup pintu kamar dengan cukup keras dan kuat, karena dia terlalu malu sekali.
Sean terkekeh, melihat tingkah gadisnya itu.
Sungguh ia benar-benar dibuat menggila oleh kehadiran Nayya sekarang ini.
****
Keesokan harinya semua orang menatap Nayya dengan pandangan yang berbeda-beda.
"Selamat pagi Dokter Narra".
"Pagi Dokter Narra".
"Selamat bertugas Dokter Narra".
Ada yang menyapanya dengan ramah dan hormat. Ada juga yang menatapnya dengan sinis dan acuh.
Semenjak kejadian kemarin lalu Sean menarik dan membawa Nayya keluar dari rumah sakit, mereka menatap iri dan makin tidak suka kepadanya.
Pasalnya gosip dirumah sakit ini selalu menyebar dengan cepat. Namun Nayya yang sekarang bukanlah Nayya yang rendah diri dan mudah menerima semua perlakuan jahat orang lain kepadanya. Cukup pada masa remaja, dia selalu merasa tidak enak kepada orang lain, merasa selalu terbebani oleh sikap tidak suka orang lain, merasa orang lain lebih penting dari dirinya, itu tidak terjadi lagi pada diri Nayya yang sekarang.
Selama 10 tahun terakhir ini Nayya mulai berubah,
menjadi pribadi yang lebih tertutup, tampak acuh, cuek, dan nampak tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitarnya. Tujuannya hanya satu, selalu menjadi Dokter terbaik untuk semua orang dan pasien-pasien yang membutuhkan bantuannya.
Selebihnya, ia akan menutup mata dan telinganya. Terserah orang mau bersikap seperti apa padanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Lebih baik simpan dulu pertanyaan kalian berdua untukku"! ucap Nayya kepada kedua sahabatnya itu.
Baru saja ia memasuki ruangan, dirinya sudah dicegat dan dihadang oleh kedua wanita itu.
"Nayy please jangan sampai kita berdua mati muda gara-gara penasaran sama hubungan Lo dan Prof.Roland"? ucap Dokter Tari Antusias.
"Please Tar .. mood gue lagi gak bagus banget ini, udah cukup dilobi dan dikoridor aja, semua mata tertuju pada gue seperti ingin menyantap gue hidup-hidup tau gak"? ucap Nayya dengan menahan kesal didalam hatinya.
"Lo sih beruntungnya melebihi Dewi Fortuna".
sindir Nayla dengan senyum smirk nya.
"Cih .. Asal Lo tahu gue bener-bener sial bukan beruntung tau gak! Prof.Roland itu kakaknya mantan gue waktu SMA di Amsterdam"! pekik Nayya dengan nada sedikit tertahan.
"WHAT"??? pekik Nayla dan Tari barengan.
"Lo serius Nayy"? ujar tari kembali penasaran.
"Please Lo jangan panggil gue Nayy .. Nayy"!
Hehehe Dokter Tari sudah menyengir lebar.
"Sorry .. Sorry gue kelepasan". cicit Dokter Tari.
"Tapi kata Mr.Rayen kemarin, Prof.Roland itu putra satu-satunya dia, tapi kata Dokter Narra barusan Dia kakaknya mantan Dokter".
"Kita bener-bener bingung". kata Nayla lagi.
"Aku juga belum tahu Nay, cerita sebernarnya bagaimana? Aku enggak mau mikirin itu dulu, karena seminggu lagi Aku akan pergi ke Korea untuk ujian pertamaku disana". cicit Nayya.
"Jadi Lo ambil cuti selama seminggu dong". ujar Dokter Tari dengan mata memelasnya.
"Yuph benar, dan Lo harus gantiin shift gue selama gue cuti, okay". ucap Nayya dengan tegas.
"Tapi Pasien VIP Lo itu cuma maunya sama Lo,
gue akan tersiksa sama ocehan-ocehan mereka".
"Ahh .. gue dan Nayla akan seperti dineraka selama Lo gak ada". pekik Dokter Tari Kesal.
Dokter Tari sendiri adalah Dokter residen yang kerap membantu pekerjaan Nayya dibagian kesehatan dan kecantikan kulit di NS Hospital.