"Iya... iya... nanti sava bakalan cari yang mirip sama kak ezra aja lah sekalian biar langsung acc nikah" ucap sava sambil terkekeh. Tanpa sava tau telinga ezra memerah mendengarnya.
Tanpa diketahui siapapun diam-diam ezra menaruh hati pada adik sahabatnya itu sejak sava sudah menjelma menjadi seorang wanita dewasa. Perasaan suka terhadap gadis kecil nyatanya kini berubah menjadi rasa sayang seorang pria pada seorang wanita..
Namun ketika ezra kembali dari luar negri untuk meneruskan perusahan kakeknya dan kebetulan akan menjalin kerja sama dengan perusahaan milik keluarga sava yang sudah dipegang oleh sahabatnya Affandra, ezra kembali bertemu dengan gadis kecil yang dulu sangat ia sukai. Pertemuan pertama mereka setelah sekian lama pun langsung membuat ezra kecewa karena sang gadis sudah memiliki kekasih bahkan berencana akan menikah.
Ezra mencoba menhikhlaskan sampai tiba-tiba fandra meminta tolong untuk membantu sava di salah satu hotelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK의 할루 아내, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sembilan
Sudah 4 hari sava berada di inggris banyak tempat sudah ia datangi bersama dengan ezra. Bahkan jika ezra akan mendatangi proyek disuatu tempat yang agak jauh, ezra meminta izin opa oma untuk mengajak sava ikut serta.
Opa juga oma selalu mengijinkan karena sudah mengenal ezra juga keluarganya. Ya hitung-hitung sava jalan-jalan karena opa juga oma tak bisa terlalu sering mengajak sava jalan-jalan karena masalah usia
"Kak... ngga apa-apa nih aku ikut kakak?" Tanya sava ketika sava diajak masuk kedalam suatu perusahaan untuk meeting. Tidak seperti biasanya sava hanya ikut dan berdiri tak jauh dari pandangan ezra karena selama ini ezra selalu bertemu dengan klien di tempat terbuka.
"Ngga apa-apa, kalo ada yang larang, kakak batalin kerja samanya"
"Ya ngga gitu juga kak..." ucap sava sambil memajukan bibirnya
Duh tuh bibir pake dimajuin, bikin tambah gemez aja nih bocil, kan jadi kepengen ngerasain rasanya... ach... sadar ezra... dia itu udah punya calon suami.. hah... kalo aja ada kesempatan buat ngisi hatinya, ngga bakalan gw sia-siain... bakalan langsung gw minta ke orang tuanya. Ngga usah pake pacaran lah langsung nikah aja. Pacarannya halal aja setelah nikah...
"Kak... kakak koq diem aja, nyesel ya ngajak sava... kalo ngga nanti sava nunggu di cafe terdekat aja biar ngga ganggu kakak"
"Ya ampun nih bocil satu, kan udah kakak bilang ngga apa-apa lagian kakak kan yang ajak kamu, masa mau kakak tinggal. Bisa abis kakak diomelin opa oma, belum lagi kalo sampai fandra tau wah bisa abis beneran kakak..."
"Ich... kakak... sava udah ngga bocil tau... kan sava bentar lagi mau ni.... kah..." ucap sava menggantung dan sesaat sava langsung ingat raka yang sudah beberapa hari tak ia ketahui kabarnya...
Ezra menyadari perubahan sava sehingga ezra menghidupkan musik di mobilnya berharap mood sava kembali baik. Dan benar saja mood sava langsung berubah saat ia mendengar lagu kesukaannya bahkan kini ia mulai bernyanyi dengan gayanya, membuat ezra senyum-senyum.
Sesampainya di salah satu gedung yang menjulang tinggi ezra masuk dan membawa sava yang mengikuti di belakangnya. Ezra di arahkan menuju ruang meeting, namun sebelum masuk ezra menatap ke arah sava
"Dek... kamu mau ikut masuk atau mau nunggu di sana..?" Tanya ezra memastikan kenyamanan sava
"Em... sava duduk di sana aja ya kak, lagian kakak juga bisa liat sava dari dalam" ujar sava saat melihat ruangan meeting yg di kelilingi full kaca
"Ya udah... nih pegang ponsel kakak, kamu ngga bawa ponsel kan. Kamu bisa telpon siapapun pake itu"
"Sava boleh liat-liat isi nya..?" Tanya sava memastikan
"Boleh, mau mindahin isi rekening kakak juga boleh" jelas ezra dengan serius
"Aduh... koq jadi tergoda ya... heheh"
"Ya udah, kakak masuk dulu ya, kalo ada apa-apa langsung kasih kode aja" setelah mengusap rambut sava ezra berjalan masuk karena sudah ditunggu oleh beberapa orang.
Sava sempat memperhatikan ezra ketika masuk keruangan, ezra menyapa semua orang disana dan tertawa sebentar entah apa yang mereka tertawakan.
Sava duduk sambil memandangi ponsel ezra yang berada ditangannya.
Teringat sang kakak, sava langsung mencari kontak diponsel yang ternyata tak di kunci oleh pemiliknya