Semalam Dengan Istrimu

"Papa senang lho akhirnya bisa melihat kamu lagi." ucap Pak Anderson, dia sangat lega bisa melihat lagi anak semata wayangnya itu. Sekarang ini dia masih terbaring diatas brankar rumah sakit.

Walaupun Daniel belum bisa memaafkan kesalahan papanya, tapi tetap saja hatinya tak bisa membenci sang papa.

"Hanya satu bulan aku akan menggantikan papa, aku harap papa secepatnya sembuh dan bisa bekerja lagi."

"Kenapa cuma satu bulan? DG Grup adalah milikmu, kamu satu-satunya anak papa." Karena dipernikahan Pak Anderson dengan Miska tidak menghasilkan seorang anak.

"Tidak ada alasan aku bertahan disini, Pah. Kalau begitu aku harus pergi ke kantor dulu." Daniel berpamitan kepada papanya. Sikapnya masih dingin kepada sang papa.

"Sebentar lagi Alexa datang lho kesini bersama om Gilang."

"Itu bukan urusan aku."

Daniel pergi melangkah meninggalkan ruangan tempat papanya dirawat.

Asisten Zi segera membuka pintu ketika Daniel akan masuk ke dalam mobil, di basement.

"Kenapa tidak tinggal di mansion, tuan?" tanya Asisten Zi, sambil menyetir mobil.

"Aku gak ingin melihat wanita itu."

Daniel jadi teringat dengan hubungan Miska dengan suaminya Viona, jikalau ternyata mereka benar-benar selingkuh, apakah ada peluang untuk Daniel bisa memiliki Viona?

Daniel menggelengkan kepalanya, dia bukan tipe pria licik seperti itu, yang malah memanfaatkannya situasi. Lagian hubungan perselingkuhan mereka itu hanya dugaan saja, belum ada bukti. Apalagi perjalanan mereka ke luar kota itu memang benar adanya pekerjaan, karena DG Grup memiliki banyak cabang di luar kota.

"Aku ingin kamu cari bukti perselingkuhan wanita ular itu dengan supervisor baru."

"Baik, tuan."

Daniel memejamkan matanya sebentar, bayangan Viona semakin melekat di dalam pikirannya, menggetarkan hatinya, begitu terasa menggebu. Daniel ingin sekali melihat Viona walaupun dalam kejauhan.

Begitu sampai di kantor, banyak orang yang menyambut kedatangannya, dia sudah terbiasa jika ada banyak wanita menatap takjub padanya, Daniel ibarat seorang pangeran yang telah tiba di singgasana, banyak di puja banyak wanita.

"Wah CEO baru kita sangat tampan."

"Apa dia masih single? Aku ingin sekali menjadi istrinya."

"Pengen banget aku one night stand sama cowok kaya dia, aku rela deh."

Para karyawan wanita terus saja membicarakan ketampanan Daniel.

Daniel disambut juga oleh ibu tirinya. "Hmm...mama tidak menyangka kamu akan pulang secepat ini." Miska begitu ramah pada anak tirinya itu, kalau tidak mengingat statusnya, Miska juga pasti sudah terbuai dengan pesona Daniel.

Apalagi dia memperhatikan penampilan Daniel yang stylish, padahal dia memakai kemeja dan jas tapi tetap saja terlihat s3ksi.

"Mengapa tidak pulang ke mansion?"

"Aku lebih suka tinggal di apartemen." ketus Daniel.

Miska mengenalkan beberapa pejabat tinggi di kantor, salah satunya Satria.

"Ini namanya Satria, dia Supervisor disini, walaupun dia lulusan SMA, tapi dia seseorang yang bekerja keras. Karena itu dia pantas sekali menjadi supervisor." Miska tidak ingin Daniel mencurigai Satria yang naik jabatan gara-gara menjadi patner ranjangnya.

Satria sedikit membungkukkan badan, pertanda hormat. "Senang bertemu denganmu, Pak Daniel."

Daniel memperhatikan Satria dari ujung kaku ke ujung kepala, apanya yang special dengan Satria sampai bisa menikahi Viona.

Aku juga senang bertemu dengan istrimu. jawab hati Daniel.

"Dan ini Andrian, dia personalia disini."

Daniel dan Andrian saling berjabat tangan. Tentu saja mereka saling kenal karena mereka dulu sahabatan.

Andrian mengekori Daniel ketika masuk ke ruang CEO.

"Gimana akting gue keren gak tadi?" tanya Daniel pada Andrian. Dia harus terlihat berwibawa di depan semua karyawan, padahal aslinya dia tidak seperti itu.

"Keren lah. Memang harusnya lu jadi CEO disini."

"Gak lah, hanya sebulan. Nanti juga gue balik ke Belanda."

"Semalam di grup WA heboh banget gara-gara lu ngantar Viona pulang."

Daniel hanya tersenyum kecut, dia duduk di kursi kebesarannya. "Biarin ajalah gak usah di dengerin."

Andrian jadi teringat dengan masalah yang dihadapi kekasihnya itu, "Dan, gue bisa minta bantuan lu gak?"

"Apaan?"

"Usaha orang tua cewek gue bangkrut, sebentar lagi laundrynya akan di sita bank. Bisa gak pinjamin gue uang buat nembus itu. Gue janji deh dalam satu tahun gue cicil sama lu."

Daniel baru menyadari pacar Andrian itu Sandra, "Bukannya pacar lu itu Sandra? Sahabatnya Viona."

"Emang iya. Viona kerja disana,"

Viona memang dekat sekali dengan keluarga Sandra makanya betah kerja disana.

Mata Daniel berbinar-binar begitu mendengar nama Viona, rupanya dia memiliki kesempatan kembali untuk bertemu Viona.

"Ya udah nanti kita kesana."

"Serius lu?"

"Beneran, biar gue yang tebus laundry itu. Terserah Sandra mau bayarnya kapan."

"Wah terimakasih banyak bro."

"Oke, hm... gak nyangka juga playboy kayak lu bisa insaf juga." Daniel tau sekali dulu Andrian playboy.

"Sandra beda dari yang lain, dia spesial buat gue."

...****************...

"Wah Vi, akhirnya ada yang mau nebus laundry ini." Seru Sandra. Dia sangat lega akhirnya laundrynya tidak jadi di sita.

"Berarti ganti bos dong ya bukan kamu lagi." goda Viona.

"Katanya sih masih aku yang pegang, dia hanya pemilik sementara saja selama aku belum bisa nebus laundry ini. Paling tiap sore dia akan kesini buat melihat laporan keuangan, kamu kan bagian keuangan disini."

Viona yang menjadi bendahara disini karena laundry tempat Viona bekerja adalah laundry kecil-kecilan.

"Hmm... ya udah."

"Nanti habis dari ini kamu ikut aku ya. Andrian mau mengenalkan orangnya sama kita,"

"Oh iya udah,"

"Tumben Andrian main rahasia-rahasiaan, dia gak mau nyebutin nama orangnya. Emang kadang nyebelin dia."

"Hmm... ya gak apa-apa asal jangan Daniel aja, aku gak mau ketemu lagi sama dia." Mengingat Andrian adalah teman dekatnya Daniel saat SMA. Sebisa mungkin Viona ingin menghindari Daniel walaupun bertolak belakang dengan hatinya.

"Gak mungkin Daniel lah, buat apa dia tertarik sama laundry kecil-kecilan begini. Mungkin penghasilan disini baginya cuma buat beli cilok doang."