Tak kusangka aku bisa jatuh cinta.
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai.
Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
Jangan lupakan Han, sekertaris misterius yang akan selalu berdiri di belakang tuan muda. Seseorang yang akan melakukan apapun agar segala sesuatu berjalan dengan semestinya untuk tuan mudanya.
Update : Rabu
IG : tulisan_lasheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Proyek Danau Hijau
Di dalam gedung Antarna Group, ruangan paling tertinggi, yang tidak sembarang orang bisa masuk ke dalamnya. Saga tertawa mengingat kejadian semalam dan pagi ini. Sementara Han di sebelahnya menatapnya penuh tanya.
Akhir-akhir ini tuan muda sepertinya sering sekali tertawa, gumam Han dalam hati.
Han mengeluarkan hpnya saat mendengar tanda pesan masuk.
“Kenapa?” Saga menghentikan pekerjaannya. Menoleh pada Han. Menanyakan pesan masuk siapa.
“Sepertinya ini pertama kalinya nona muda menggunakan kartu yang Anda berikan.”
“Apa yang dia beli?”
“Nona muda menggunakannya di sebuah salon.”
“Hahaha.” Saga tertawa dengan senang lagi. “Aku menyuruhnya meluruskan rambut.”
Apa! Sepertinya Anda benar-benar merasa bahagia ya. Tapi syukurlah, semoga hati Anda yang sudah mengeras itu bisa kembali melunak.
“Han.”
“Ia Tuan Muda.”
“Apa kau tidak penasaran, melihat rambut lurusnya. Aku jadi ingin segera pulang melihatnya.”
“Tapi kita akan ada acara sampai malam, apa perlu saya batalkan.”
“Tidak perlu. Aku bisa melihatnya nanti.”
Han keluar ruangan masih sempat melirik, senyum yang lahir di bibir Saga.
...*** ...
Sore hari, masih di ruangan yang sama.
Saga sudah melemparkan berkas di tangannya ke wajah laki-laki yang sedang berlutut di hadapannya. Sementara Han mengerutkan dahi dan memandang laki-laki itu dengan kesal. Kenapa sampai membuat masalah, dasar tidak berguna. Begitu isi sorot matanya.
“Apa kau pikir aku menaikanmu di posisi sekarang supaya kau bisa berbuat semaumu.”
“Tolong ampuni saya Tuan. Beri saya kesempatan membereskan ini.” Suaranya terbata-bata. Tangannya gemetar karena menahan berat tubuhnya.
“Kalau kau mau korupsi dan memperkaya dirimu seharusnya kau pakai otakmu.”
“Maafkan saya Tuan.”
Dentuman keras terdengar. Benda kecil mendarat di kepala laki-laki yang berlutut itu. Hp yang terbentur itu jatuh ke lantai dan pecah.
“Tuan Saga tidak menyuruh Anda bicara.” Han bicara dengan tegas.
Laki-laki itu gemetar ketakutan, darah menetes dari pelipis kanannya. Mengalir sampai ke pipi. Tapi dia masih berlutut tidak berani mendongak, membuka mulut atau menyeka darah yang mengalir.
“Sudah berapa lama proyek ini berhenti.” Saga bertanya pada Han yang berdiri di sampingnya.
“Seminggu.” Han menyodorkan hp di depan Saga. Laki-laki itu membacanya sekilas. Han menggeser ke slide berikutnya.
“Dalam sebulan apa kau bisa membereskan kekacauan ini?” Saga beralih pada laki-laki yang sedang berlutut itu.
“Ia Tuan, ia Tuan.”
“Jangan mengecewakanku lagi.”
“Baik Tuan, saya akan melakukan yang terbaik.”
“Pergilah!”
“Terimakasih Tuan, terimakasih atas kebaikan Anda.”
Dia bangun, kakinya gemetar karena terlalu lama berlutut. Dia menundukkan kepalanya berulang sebelum beranjak meninggalkan ruangan. Han mengikuti langkah kaki laki-laki itu.
“Bersihkan luka Anda.” Sekretaris Han menyerahkan tisu yang dia minta dari staf sekretaris yang ada di depan ruangan. Para staf sekretaris menundukkan kepala mereka. Tahu, baru saja ada keributan di ruangan presdir di dalam. “Berapa kali saya harus mengingatkan Anda untuk tidak menjawab kata-kata Tuan Saga.”
“Maafkan saya. Maafkan saya.”
“Danau Hijau ini proyek yang sudah ditunggu Tuan Saga, Anda masih bisa berdiri di posisi Anda sekarang, bahkan setelah melakukan kesalahan bodoh, itu sudah keberuntungan buat Anda.”
“Baik Tuan. Saya akan bekerja lebih baik lagi.”
“Pergilah. Bereskan kekacauan ini sebelum satu bulan.”
“Baik Tuan. Baik.”
Laki-laki itu menundukkan kepalanya beberapa kali pada Sekretaris Han. Dia tahu, kalau laki-laki di hadapannya ini bisa seratus kali menakutkan dibandingkan Tuan Saga. Ia menyeret kakinya walaupun gemetar. Keluar dari gedung megah Antarna Group.
Sementara di depan ruangan presdir Sekretaris Han belum beranjak, dia mendekat ke meja staf sekretaris. Tiga orang sekretaris di hadapannya menunduk tidak berani menatapnya.
“Bawakan aku hp baru,” katanya.
“Baik.” Salah satu dari mereka menjawab, lalu bergegas keluar dari ruangan.
Sekretaris Han kembali ke ruangannya. Menyandarkan kepalanya di kursi.
“Kenapa banyak sekali orang-orang bodoh bekerja untuk tuan muda.” Dia kesal sendiri, karena membereskan setiap kekacauan yang ditimbulkan oleh orang-orang itu adalah tanggung jawabnya.
BERSAMBUNG................