NovelToon NovelToon
Belenggu Masa Lalu

Belenggu Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Tiga tahun lamanya Amara menjalani pernikahannya dengan Alvaro. Selama itu juga Amara diam, saat semua orang mengatakan kalau dirinya adalah perempuan mandul. Amara menyimpan rasa sakitnya itu sendiri, ketika Ibu Mertua dan Kakak Iparnya menyebut dirinya mandul.
Amara tidak bisa memungkirinya, kalau dirinya pun ingin memiliki anak, namun Alvaro tidak menginginkan itu. Suaminya tak ingin anak darinya. Yang lebih mengejutkan ternyata selama ini suaminya masih terbelenggu dengan cinta di masa lalunya, yang sekarang hadir dan kehadirannya direstui Ibu Mertua dan Kakak Ipar Amara, untuk menjadi istri kedua Alvaro.
Sekarang Amara menyerah, lelah dengan sikap suaminya yang dingin, dan tidak peduli akan dirinya. Amara sadar, selama ini suaminnya tak mencintainnya. Haruskah Amara mempertahankan pernikahannya, saat tak ada cinta di dalam pernikahannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

“Cukup, Ma! Cukup! Dengarkan Varo, Ma! Varo tidak akan menceraikan Amara. Tidak akan pernah, Ma! Dan tolong jangan pernah menyuruh Varo untuk menikahi Cindi, karena sampai dunia kiamat pun Varo tak akan pernah mau menikahinya! Mau dia bilang Alea anak Varo pun, tetap Varo tak akan menikahinya! Camkan itu, Ma! Kalau mama ingin cucu, aku dan Amara bisa berikan, tapi tolong kasih kami waktu, karena kami memang sulit untuk menyatukan hati kami, Ma. Ma Amara adalah amanah papa, aku tidak akan pernah menyia-nyiakannya!” ucap Alvaro.

“Yakin dia bisa hamil?” ucap Eliana dengan tersenyum  mengejek.

“Aku pastikan Amara akan hamil dalam wkatu dekat ini!” ucap Alvaro dengan yakin. Amara malah terkekeh mendengar ucapan Alvaro.

“Jangan memberikan harapan palsu pada mama, Mas! Semua orang sudah tahu kalau aku itu mandul! Jangan membuat mama mengharapkan yang tak pasti. Yang sudah pasti di depan mata sudah ada, Mas! Cindi dan Alea!” ucap Amara sinis.

“Tuh kamu dengar sendiri apa yang istrimu ucapkan, kan? Jadi untuk apa sih kamu mempertahankan perempuan mandul? Segera nikahi Cindi!”

“Tidak, Amara pasti bisa hamil! Sampai kapan pun aku tidak akan menikahi Cindi! Keluar, Ma!” teriak Alvaro dengan raut wajah yang merah padam, membuat sang mama ketakutan melihatnya. Segera Eliana keluar dari kamar Alvaro karena takut melihat wajah Alvaro yang sudah merah padam. Tak hanya Eliana saja, Amara pun sangat takut melihat wajah Alvaro saat ini, dia pasti sangat marah pada dirinya, karena sudah mengatakan hal seperti itu pada mamanya.

Amara berjalan mundur saat Alvaro mendekati dirinya. Amara begitu takut meliat wajah Alvaro yang seperti itu.

“Gak usah mundur-mundur, Ra!” ucap Varo dingin.

“Kau meragukan ucapanku, Ra?”

Amara hanya menggelengkan kepalanya, walau hatinya mengiyakan. Bagaimana dirinya bisa hamil, dirinya saja masih meminum pil penunda kehamilan tanpa sepengetahuan Alvaro?

Amara tersentak saat Alvaro menarik pinggangnya, hingga tubuh mereka merapat sempurna tanpa sekat. Amara mencoba mendorong tubuh Alvaro, akan tetapi kedua tangan Alvaro semakin erat memeluknya.

“Ayo kita buktikan, kalau aku mampu membuatmu hamil, Amara!” bisik Alvaro dengan lembut di telinga Amara, hingga membuat bulu roma Amara berdiri seketika.

“Di luar ada mama, Mas! Jangan gini!” ucap Amara dengan mendorong tubuh Alvaro, tapi kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan pelukan Alvaro padanya.

Alvaro mengabaikan ucapan Amara. Ia langsung menyesap leher jenjang Amara, memberikan beberapa tanda merah di sana. Satu tangannya meremas bagian dada Amara dengan lembut, lalu membuka satu persatu kancing baju Amara. Amara semakin pasrah, tak bisa ia memberontak sedikit pun. Apalagi bibir Alvaro sudah bermain di dadanya, melahap dadanya dengan rakus, memberikan tanda di sekitar dada sintal Amara.

Amara semakin tak bisa berontak dengan permainan suaminya. Dia semakin pasrah, merasakan sentuhan dan kecupan lembut Alvaro pada tubuhnya. Ia tak bisa menolak permainan suaminya yang begitu menggebu. Pergumulan panas itu pun terjadi. Amara kembali mengerang di bawah kungkungan tubuh kekar suaminya yang sudah menjadi candu.

^^^

Alvaro merasa tubuhnya kembali bertenag dan terasa ringan setelah permainan panasnya dengan istrinya. Ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, supaya kembali fresh. Ia tidak peduli, ibu dan kakaknya sudah pulang atau belum dari rumahnya. Biar saja mereka di luar kalau masih berada di rumahnya. Alvaro berpikir, ini rumahnya, jadi mau ngapain bebas. Mau ada tamu atau siapa di luar, kalau dia ingin bercinta dengan istrinya, semua halangan ia singkirkan. Dia memilih menghabskan waktunnya dengan Amara di kamar berdua saja, dengan aktivitas yang begitu menyenangkan dan memabukkan.

Alvaro berjalan ke arah wastafel, dia ingin mengambil handuk muka yang ada di laci. Ia melihat pouch milik Amara terbuka, lalu matanya melebar melihat strip obat tereslip di sana. Alvaro mengambil strip obat itu, lalu membacanya. Tangan Alvaro mengepal, saat ia tahu obat apa yang sepertinya tengah dikonsumsi istrinya itu.

Alvaro begitu marah, tapi dia tidak mau melampiaskan kemarahannya dpada Amara. Ia tahu alasan Amara sampai mengonsumsi obat penunda kehamilan itu.

“Oke, kamu maunya begini, Ra? Kalau begitu, aku juga akan semakin mengikat kamu, Amara. Aku tak akan pernah melepaskan kamu!” ucap Alvaro dengan mengepalkan tangannya.

Alvaro menekan emosinya, ia meremas strip obat itu, lalu ia buang ke dalam tempat sampah. Biar saja Amara kehilangan obatnya itu, Alvaro tak peduli! Entah kenapa Alvaro melakukan itu, padahal dia belum mencintai Amara, dan dulu dia tidak ingin Amara hamil? Bisa saja melihat hal seperti ini Alvaro dengan mudah menceraikan Amara, lalu memilih menikahi Cindi. Namun, Alvaro tidak mau begitu, ia tidak tahu, semakin Amara menantang, semakin pula Alvaro ingin mengikat Amara, tidak mau melepasnya.

Alvaro juga tidak peduli soal Alea yang katanya anaknya. Ia tak percaya sedikit pun kalau Alea anaknya meski dia sangat menyayangi Alea, dan tak ragu memberikan apa pun yang Alea mau, karena memang sesayang itu Alvaro pada Alea. Bahkan nama Alea itu dia yang memberikannya. Jika memang benar Alea adalah anaknya, Alvaro tidak akan sanggup melepaskan Amara.

^^^

Sudah sepuluh hari Amara diam di rumah karena mendapatkan skors dari kantor. Dan, hari ini dia sudah mulai bekerja lagi. Amara menikmati sarapannya dengan diam, tanpa ditemani oleh Alvaro, entah di mana Alvaro, sepertinya dia sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali. Amara masih memikirkan nanti di kantor akan bagaimana, dirinya masih bekerja dengan posisi yang sama, atau akan dipindahkan ke bagian lain.

“Bu, tadi bapak berangkat pagi-pagi sekali,” ucap Bi Asih sambil meletakkan segelas air putih dan kotak bekal Amara.

“Iya, biar saja, Bi,” jawab Amara singkat.

Amara diam lagi, dia mengingat semalam, kenapa dirinya selalu luluh pada suaminya itu, mau dia semarah dan sekesal apa pun pada suaminya, Amara pastu akan selalu jatuh tertunduk pada Alvaro. Bahkan saat Alvaro meminta pun, sedikit pun Amara tak mau menolaknya. Padahal dia tahu, suaminya itu sama sekali tidak pernah mencintainya, sebegitu murahannya dirinya di hadapan suainya. Amara tersenyum ringkih, menertawai betapa bodoh dirinya itu. Menyadari jika dia sangat menyukai sentuhan Alvaro. Sebegitu murahannya dia? Seperti jalang yang sangat merindukan sentuhan pria.

Ya, Amara berpikir dirinya bak Jalang, yang suka dengan sentuhan Alvaro. Seorang jalang milik suaminya sendiri. Amara menghabiskan sarapannya. Dia tidak mau lama-lama berpikir negatif tentang dirinnya itu. Biarkan saja, toh dirinnya istri sah Alvaro. Wajar dia melakukan itu.

“Bi aku berangkat, ya?” pamit Amara.

“Hati-hati, Bu,” jawabnya.

1
Machmudah
double up Thor....aku kasih kopi nih
Uthie
Duhhh.. lagi sesak-sesaknya niiii baca cerita ini 👍😆😆

lanjutttt terus donggg 💪🤗🤗🤗
aca
bkin cerai
Uthie
Mau ngapain tuhhh keluar kota 5 hari??? beneran kerjaan????
Jangan sampai malah melakukan kesalahan kamu Varo.... itu final Amara buat gak akan maafin kamu yaa 🤨😡
Uthie
Kapan Amara lepas dari segala penderitaan nya.. menemukan kebahagiaan nya... 😟
Uthie
Makin menarik ceritanya.... klimaks ceritanya belum ini... sangat menantikan 👍😁
aca
males deh suami bdoohnya
Uthie
Lanjutttt... lagi seruuu 💪😆
Esther Alviah Ekawati Ndoen
udh cerai aja, orang suami nya yg bego, menyuruh istrinya memasang kb, kan Varo juga gk cinta istri nya, ngapain coba terus dipertahankan
atik
bagus
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
aca
uda cerai aja suami tolol wong qm yg suruh istri kb
Jeng Ining
sampe sprti ini Varo blom mw jujur jg soal KB yg dia suruh itu??? ya ampuuun Ra, lelaki yg bener² tulus mencintaimu akan mengejarmu, melakukan apapun utk mu apalagi skedar jujur utk membela nama baikmu bkhn meskipun kamu salahpun dia akan berusaha mencari celah utk membelamu lho Ra...
aca
bikin pisah aja varo aja tolol
Uthie
Udah lah ... pisah aja dadi si Varo dan keluarga nya yg Toxic itu 😤
aca
mundur aja suami tolol
Linda
Luar biasa
Indah Tuk Di Kenang
kesel thorrr liat varo...😡😡gak peka dan bodoh...😔😔semangat Ra mengejar kebahagian sendiri💪🏻💪🏻
Jeng Ining
hayoo.. tar alea udh dibawa pulng sm cindy kamu jgn luluh lagi Ra, plisss tau diri kmu bukan prioritas Varo.. mantabkan hti utk cuek dg Varo, abaikan dia mw ngapain aja
Uthie
cape banget yaa kamu Amara .... cape hati lebih pegel dari pada capek fisik 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!