S2 Selir Modern
Nessa yang berniat mencari hiburan, justru bertemu dengan seorang pria.
"Kenapa kau selalu mengikuti ku? Aku sudah menolong mu, pergilah!"
"Nona, izinkan aku untuk mengabdi padamu. Aku bisa bela diri ataupun menjadi pelayan mu nona!"
Bagaimanakah kisah cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali
Shera langsung meninggalkan apartemen putrinya. Sebelum pergi, dia memeluk tubuh putrinya sejenak, Nessa yang mengatakan sesuatu tapi tidak di respon oleh Shera.
"Mommy tunggu kedatangan mu." Ucap Shera dengan menatap ke arah Zain dan menghilang dari pandangan mereka.
Nessa yang bertahan untuk berdiri, akhirnya kehilangan keseimbangannya dan ditangkap oleh Zain dengan tepat. "Mommy marah padaku...." Ucap Nessa dengan lirih.
"Tidak mommy mu tidak marah." Nessa menggeleng pelan.
"Kau tidak lihat, bahkan mommy tidak memeluk ku seperti biasanya." Jelas Nessa dengan airmata yang mulai keluar.
"Mommy mu hanya sedikit kecewa. Dia tidak marah, itu reaksi wajar dari nya, melihat apa yang terjadi. Jika mommy mu marah, dia seharusnya menyeret kita dengan pengawal ke kediaman mu. Tapi tidak kan? Dia memberikan kita waktu dan kesana bersama. Dibalik amarah seorang ibu, terselip sesuatu di sana, yang merupakan kebaikan atau pelajaran kecil untuk sang anak." Zain menangkup pipi Nessa dan menjelaskan nya dengan lembut.
"Jadi, kita berjuang bersama kan?" Nessa mengangguk, dia mencerna penjelasan Zain.
Zain yang tau Nessa sedang bersedih membawa gadis itu kedalam pelukannya. Nessa langsung menenggelamkan wajahnya di dada bidang itu.
"Maafkan aku, tapi percayalah... Aku akan berjuang untuk hubungan kita. Aku akan membahagiakan mu."
"Aku tidak mengerti dengan diriku, tapi aku mencintaimu."
"Aku juga, sangat...."
"Zain, jika Daddy tidak setuju bagaimana? Aku tidak mau kehilanganmu, bagaimana kalau kau menghamili ku saja." Ucapan itu terlontar dari bibir Nessa, tidak tau dia sadar atau tidak.
"Itu mengotori cinta kita. Itu tidak dibutuhkan, aku menjaga mu.... Kita akan memiliki anak setelah menikah dengan restu orang tua mu." Suara lembut Zain membuat Nessa lebih tenang. Tangannya terulur mengelus lembut rahang tanpa bulu-bulu halus itu.
"Selain nama, apa ada yang belum kau katakan padaku?" Tanya Nessa.
"Aku tidak ingin, itu menjadi masalah untuk kita nantinya. Bukankah kita akan melewatinya bersama?" Lanjut Nessa kembali.
"Hanya itu, aku tidak mempunyai kebohongan apapun lagi. Ibuku sudah tiada, aku tidak punya saudara ataupun keluarga lain. Selain bibiku, tapi dia berniat buruk padaku."
"Boleh aku panggil kau Dean?"
"Tentu, itu nama asliku."
"Dean ku..... Aku mencintaimu." Ucap Nessa kembali dengan kecupan cukup lama di pipi Dean.
Dean menatap sosok cantik yang kembali tersenyum itu. Pandangan keduanya kembali bertemu dengan cukup lama. "Dean....."
Untuk pertama kalinya bibir mereka menyatu, meksipun tidak lama. Tapi ada rasa yang mereka salurkan lewat ciuman singkat itu. "Kita temui orang tua mu besok."
"Baiklah."
****************
Erlan cukup kaget dengan kehadiran istrinya. Bukannya istrinya itu sedang keluar negeri untuk menemui rekan kerja nya. "Sayang, kau sudah pulang? Semuanya berjalan lancar?" Tanya Erlan sambil mendekati istrinya.
Shera menghela napasnya dan berusaha untuk bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. "Iya, kami mengundur pertemuan." Jelas Shera.
"Istriku ini sudah capek-capek ke sana dan dibatalkan? Siapa dia?" Shera tersenyum mendengarnya.
"Ayolah sayang ku. Itu bukan masalah besar, kau tidak rindu pada ku? Aku sudah pulang."
"Iya, aku sangat rindu! Kau tidak tau aku kesulitan untuk tidur tanpa memeluk dan bermain dua squishy ku." Jelas Erlan, meksipun sudah memiliki anak dan sudah besar, tapi rasa manja Erlan tidak berubah. Lagipula, rasa manja pria tidak akan berubah pada wanitanya kecuali matanya buta dan berpaling pada wanita lain.
Tapi Shera sangat sempurna di mata Erlan, hatinya sudah terkunci untuk satu wanita dan begitu juga dengan h@$rat nya.
"Main saja dengan guling!" Ucap Shera dengan terkekeh.
"Tidak bisa! Ayo sayang rudal ku mulai bangun. Kau tidak lelah kan?"
"Tidak, satu ronde tidak masalah." Erlan mengangguk cepat, lagipula masalah ronde bisa diatur, yang jelas dia ingin berbuka puasa. Erlan langsung menggendong istrinya menuju kamar mereka.
"Astaga, apa Daddy tidak tau situasi?" Jelas Nevan dengan tangan di pinggang nya. Dia memandangi kedua orang tuanya yang menaiki tangga melewati pelayan yang sedang bekerja.
"Itu sudah biasa tuan muda. Dulu lebih parah." Ucap salah satu pelayan yang sudah bekerja lama.
"Dulu?" Beo Nevan yang mencerna ucapan itu, sedangkan yang mengatakannya terkekeh kecil melihat reaksi tuan muda nya.
"Apa Daddy membawa mommy berkeliling di pundak nya?" Ucap Nevan setelah memikirkan nya, meksipun dia sudah cukup usia, tapi tampaknya otaknya belum terpengaruh besar akan itu.
'Iya tuan muda, bahkan wajah tuan besar terbenam diantara paha nyonya.' Bibi Sani jadi teringat akan itu, dia tidak sengaja melihat adegan panas itu sebentar, karena pintu yang tidak tertutup dengan baik atau pasangan itu yang sedang panas-panasnya.
"Tuan muda Nevan mau makan?" Bibi Sani mengalihkan pikirannya dari hal itu.
"Iya, Daddy dan mommy tidak akan keluar cepat atau ikut makan. Kak Leo mana bi?"
"Sepertinya belum pulang tuan muda Nevan. Mungkin sebentar lagi." Nevan mengangguk dan menuju meja makan.
********************
"Daddy, mommy, kakak! Nessa pulang!" Teriak Nevan gembira melihat kedatangan saudari kembarnya.
Erlan langsung bergegas turun menuju pintu masuk menyambut kedatangan putrinya.
"Nessa, princess Daddy!" Tapi senyuman Erlan surut ketika melihat putrinya berjalan bersama dengan seorang pria dan dengan tangan yang bergandengan.
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🥰🙏
bukan maksa tapi mohon /Chuckle/
ayo Zain semangat, mereka bukan keturunan matre tapi berprinsip jadi sentuh hati keluarganya dengan kesungguhan dan keteguhan hati mu
daku padamu Thor /Drool/