NovelToon NovelToon
Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah salah-satu warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

Follow ig : desh_puspita
Fb : Desy Puspita
tiktok : Desy puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 02 - Mahar Tak Biasa

Satu tamparan mendarat tepat di wajah Shanum. Bukan dari Kiyai Habsyi, melainkan Umi Martika, ibu tirinya. Saking kuatnya, Shanum sampai terhuyung dan kepalanya terasa sedikit pening. Dan hal itu tertangkap jelas oleh Azkara yang berada tak jauh darinya.

"Penjelasan kamu bilang? Penjelasan apa?!!"

"Dia terluka, sejak tadi Shanum juga langsung keluar dan baru masuk untuk memberinya minum ... Shanum cuma menunggu Abi pulang, dan_"

Plak!!

Tamparan kedua mendarat tak kalah sempurna. Kiyai Habsyi juga sudah diam saja tatkala sang istri menyakiti putrinya. Dia tidak lagi bisa berkata-kata, untuk melindungi Shanum juga tidak bisa.

Merasa suaminya tidak membela Shanum, saat itulah wanita itu kembali bermaksud mendaratkan tamparan untuk ketiga kalinya. Namun, yang kali ini gagal lantaran tangan Umi Martika dicekal dengan begitu kuat oleh pria asing yang diduga menjadi malapetaka di dalam rumahnya.

"Berhenti menyakitinya, dia tidak bersalah dan yang dia katakan memang benar benar adanya!!" tegas Azkara sebagai bentuk pembelaan dirinya sekaligus.

Namun, alih-alih berhasil, sikapnya yang spontan melindungi Shanum membuat mereka semakin curiga. Terlebih lagi, adik tiri Shanum yang sejak tadi menikmati penyiksaan di hadapannya.

"Abi lihat, laki-laki itu membela Kak Shanum, ini sudah pertanda jika mereka memang berzina!!" tuduh Sabila, wanita cantik yang usianya tak begitu jauh dari Shanum.

Mendengar ucapan adik tirinya, Shanum jelas tak terima dan maju demi mengklarifikasi kekeliruan yang terjadi. Dalam keadaan ini, Shanum memang yakin jika dia terpojok, mana mungkin adik serta ibu tirinya akan berada di pihaknya.

Bertahun-tahun menjatuhkan Shanum, tapi selalu gagal dan mungkin mereka pikir ini adalah saatnya. "Demi Allah, Abi ... Shanum tidak melakukan hal-hal yang mereka tuduhkan!!"

Saat ini hanya abinya yang bisa diharapkan. Shanum mencoba meyakinkan hati abinya, tapi sayang karena mungkin telanjur malu, pria itu kini hanya bisa terdiam membisu.

"Halah, yang namanya maling mana mau ngaku!!" tandas Umi Martika bersedekap dada dan terus melayangkan tatapan tajam ke arah Shanum.

"Benar, Abi, aku yakin mereka memang sudah mengenal sejak lama ... alasannya saja di Yaman kuliah, bisa jadi kerjaannya menghabiskan waktu dengan pacarnya ini," ungkap Sabila turut membenarkan.

Shanum yang dituduh sedemikian rupa jelas tidak terima-terima saja. Dia berusaha membela diri, tidak hanya sendiri melainkan Azka juga ikut memberikan penjelasan berdasarkan versinya.

Namun, tidak peduli sekuat apapun mereka membela diri, perbuatannya telanjur mencoreng nama baik keluarga dan warga kampung yang tidak ingin sial mendesak Kiyai Habsyi untuk menikahkan putrinya dengan pria yang mereka yakini sebagai kekasih Shanum.

"Maafkan Abi, Shanum ... ini semua pilihanmu, dan Abi anggap ini adalah akhir dari pinangan Gus Faaz." Tentang percaya atau tidaknya, dari hati kecil Kiyai Habsyi dia percaya jika putrinya tidak sehina itu.

Akan tetapi, demi menghargai tradisi orang-orang di sini dimana akan mendapat kesialan jika sampai tidak dinikahkan, terpaksa dengan berat hati dia mengambil keputusan tersebut.

"Apa?" Mata Shanun membulat begitu mendengar keputusan abinya.

"Abi rasa kamu tidak tuli, renungi kesalahanmu dan kau!! Malam ini juga pertanggung jawabkan perbuatanmu." Suara Kiyai Habsyi beralih pada Azkara yang sejak tadi tengah memahami keadaan.

Dalam keramaian Azkara berpikir, agaknya dia telah membuat kesalahan besar. Walau memang tidak secara nyata menyakiti fisik, tapi yang dia lakukan telah merusak mental dan impian seseorang.

Sebelum berlalu pergi meninggalkan Shanum yang ada di sana, Azkara sempat menghela napas panjang dan melontarkan kata maaf yang begitu pelan, nyaris tidak terdengar.

"Apa yang kau lakukan, Azkara ... dia calon istri orang, Bodoh."

Azkara terus menerus mengutuk dirinya. Dalam sekejab, dunia Azkara dibuat jungkir balik. Siang ke Yogya untuk memenuhi ajakan Erlangga, salah-satu teman dekat yang ternyata menjadi pengkhianat untuk untuk duel di lapangan terbuka pada malam harinya.

Siapa sangka, setelah Azkara datang nyatanya Erlangga membawa banyak pasukan dan rata-rata orang terdekat Azkara di masa lalu.

Terlalu gila sewaktu remaja, Azkara mendapat pengkhianatan seiring dengan dirinya yang kian dewasa. Kesibukan Azkara sebagai CEO Kv Corp yang merupakan perusahaan sang papa membuatnya terpaksa membagi waktu hingga tidak bisa terlalu banyak bersenang-senang.

Naas, hal itu dianggap sebagai pelanggaran oleh beberapa anggotanya yang lain dan pertemanan Azka mulai terpecah belah.

Puncaknya malam ini, Azkara berakhir di hadapan orang banyak yang tidak bisa dia lawan. Sebenarnya bisa saja jika Azkara ingin melakukan kekerasan, akan tetapi dia khawatir setelah kepergiannya Shanum akan terus dipandang hina dan diperlakukan buruk oleh anggota keluarganya.

.

.

Tanpa diberikan kesempatan untuk menghubungi orangtua lebih dulu, Azkara benar-benar dipaksa harus tunduk. Dia hanya diizinkan ganti baju, Kiyai Habsyi masih baik dan meminjamkan pakaian untuk calon menantunya itu.

"Maharnya ada?" tanya seorang pria berwajah lebih teduh yang membuat Azka tidak setakut itu.

"Mahar?"

Matilah Azkara, saat ini dompetnya tidak ada begitu juga ponsel karena kemungkinan besar hilang sewaktu dia berusaha melarikan diri. Azkara menatap ke arah Shanum dan wanita itu sepertinya tidak ada solusi.

"Semampumu saja," ucapnya kemudian.

Semampunya? Jujur saja jika diizinkan membawa Shanum baik-baik dan pernikahan direncanakan dengan sedikit waras, berapapun yang Shanum minta Azkara mampu berikan.

Akan tetapi, berhubung saat ini keadaan terdesak jelas tidak bisa. Azkara masih berusaha, dia merogoh saku celana dan mata pria itu berbinar begitu merasakan ada sesuatu di sakunya.

"Adanya segini," ucap Azkara memperlihatkan beberapa lembar uang kertas yang membuat beberapa orang di sana tak kuasa menahan tawa, sudah pasti tawa menghina.

Dua lembar pecahan dua puluh ribu, selembar sepuluh ribu dan 5 lembar pecahan lima ribu, pas 75.000 rupiah.

Situasi sedang serius-seriusnya, tapi melihat mahar yang mampu diberikan pengantin pria bahkan tidak cukup untuk sekali ke pasar. Jelas saja hal itu sukses membuat cibiran semakin membabi-buta untuk Shanum.

Kendati demikian, Shanum sama sekali tidak mempermasalahkan itu. Sewaktu ditanya, apa bersedia diberikan mahar dengan jumlah tersebut, dengan tegas Shanum menjawab. "Ikhlas, Ustad."

Begitu kata ikhlas terlontar dari bibir Shanum, maka detik itu juga prosesi akad nikah berlangsung. Jujur saja rasa gugup Azkara telah berkurang, mungkin karena sudah terbiasa mendengar teman dekat ataupun keluarganya menjalani prosesi akad nikah, maka dari itu dia berusaha santai saja agar tidak belibet kalau kata mamanya.

Melihat calon mertuanya menarik napas, Azka spontan melakukannya. Tangannya semakin erat, sebentar lagi dia akan menerima tugas yang luar biasa berat.

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Shanum Qoruta Ayun alal mahri 75.000,- hallan."

Deg

"Abi sebentar!!"

"Hem? Ada apa, Shanum?" Azkara yang panas dingin pasca mendengar sighat akad dengan bagasa Arab tersebut, tapi justru Shanum yang menyela.

"Sebentar, izinkan aku bertanya padanya."

"Silakan."

Shanum menoleh, menatap ke arah Azkara yang tampak bingung karenanya.

"Maaf, apa kamu bisa menjawabnya?" tanya Shanum masih terus menatap ragu ke arah Azkara, tapi dengan tegas pria itu menjawab.

"Mampu!! Silakan ulangi, Pak Kiyai," pinta Azkara dengan penuh keyakinan walau sebenarnya lupa-lupa ingat.

.

.

- To Be Continued -

1
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Syakirah Dzaky
Ayo om om , skrng waktux kalian para om yg mengabulkan ngidam nya Azkara . ingat khan saat istri2 kalian ngidam Azkara yg berusaha untuk memenuhi sampai rela manjat pohon kelapa dan terjatuh🤣
nova c@em
😀😀 sekali² hidupnya enak ndk papa hudzai 😀😀
hadiya nur Jannah
jadi inget pas Askar jatuh metik kelapa malam" 😄😄😄
Halimah
nyiksa Hudzaaaaaiiii🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
bengekkk🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
udah kek mbah dukun aja Zean
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 bakal turun jabatan
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
kuapoookk🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
diiiih ngarep🤣🤣🤣🤣
Ayudewi Ayudewi
bagus ceritanya
Andriyani Lina
muantap,,,para om ganteng ngumpul neh.. keluarga Megantara memang the best👍👍. di tunggu cerita Hudzaifa kak Deshy. pokonya cerita keluarga Megantara jangan berhenti ya kak Deshy.
syfh.Zahflora
duuuh tambah gedeg aja tuh Azka sama om2 nye yg berisik++ ngeselin ᥬ🤪᭄ ᥬ🤪᭄ ᥬ🤣᭄ ᥬ🤣᭄ ᥬ🤣᭄
Miryam Toressy
Menyenangkan,..
Santunah Darlis
bikin greget aja kak desy nih....
he he he ....
Mamahnya Sultan
ngebayangin hdp q di Antara keluarga mereka ..Pst bahagia
Ass Yfa
duh.. mereka ngumpul seru bngt... Yudha ndak pernah keselip
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!