Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 7.
Seperti biasa di meja makan selalu saja berisik, karena Lisbeth menasehati Lucas putra satu-satunya, yang tidak senang kalau di kenalkan dengan seorang wanita.
Yang selalu di cuekin Lucas, tanpa memberikan tanggapan dengan tawaran Ibunya tersebut.
"Nyonya, ada tamu!" sahut Agus kepala pelayan mereka.
"Siapa?" tanya Lisbeth heran.
"Nyonya Dina dengan putrinya!" sahut Agus.
"Oh, bagus! bertepatan sekali, suruh masuk ke ruang makan, biar ikut makan malam juga!" sahut Lisbeth.
"Baik Nyonya!"
Dua orang wanita memasuki ruang makan.
Dina adalah sepupu jauh Ibunya Lucas, selalu datang dengan putrinya berkunjung.
Tentu saja dengan niat tertentu, ingin mendekatkan putrinya dengan Lucas.
Ke dua tamu itu tampak tersenyum lebar saat memasuki ruang makan.
"Aduh, sepupuku...sepertinya kami datang tidak pada waktunya ya!" sahut Dina dengan nada suara yang merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, mari sini duduk, kebetulan kamu datang pas makan malam, Ayo mari bergabung makan!" sahut Lisbeth.
"Wah, sepertinya sangat lezat sekali!" sahut Dina tersenyum senang, "Hai, kak Piter!" Dina menyapa Ayah Lucas yang diam saja menikmati makan malamnya.
"Kalian sudah datang, duduklah, makan bersama!" sahut Piter.
"Baik kak!" jawab Dina dengan senang.
Wanita itu mengerling pada putrinya, memberi kode pada putrinya itu agar berbuat sesuatu.
Miranda langsung mengerti apa yang di maksud Ibunya tersebut.
"Hai Tante, Paman!" sahutnya dengan suara yang begitu lembut.
"Iya, duduklah, mari makan!" jawab Lisbeth memandang keponakannya tersebut.
Miranda mengambil tempat duduk di dekat Lucas, sementara Dina duduk dekat dengan Adelia, adik Lucas.
"Bi, tambah piring lagi!" sahut Lisbeth.
"Baik Nyonya!"
Lucas cuek saja tidak memperdulikan Tantenya itu, pria itu terus saja menikmati makan malamnya.
Dia tahu maksud tujuan Tantenya tersebut datang bersama Miranda, tentu saja mencoba mendekatkan dirinya kepada putrinya itu.
Bibi Koki datang membawa dua piring untuk Dina dan Miranda.
"Ma, aku sudah selesai makan, aku mau keluar, malam ini aku akan tidur di villa, jangan menungguku!" sahut Lucas mengelap bibirnya dengan tissue.
"Eh, Lucas...kenapa cepat sekali makannya, Tante dan Miranda baru saja datang!" Dina jadi kalang kabut melihat Lucas sudah selesai makan.
"Iya kak, kita belum mengobrol!" ujar Miranda dengan sedih, memandang Lucas yang bangkit dari duduknya.
"Mengobrol Lah dengan Adelia!" jawab Lucas datar, lalu berbalik pergi dari ruang makan.
"Jangan terlalu banyak minum Lucas, tidak baik untuk kesehatan mu!" sahut Lisbeth sebelum Lucas melangkah keluar dari pintu ruang makan.
"Hmm!" itu saja jawaban Lucas.
Pria itu kemudian masuk ke dalam mobilnya.
Tidak berapa lama Lucas sampai di sebuah club malam tempat biasa temannya nongkrong.
Lucas memasuki ruang VIP, dan tampaklah di dalam sudah ada beberapa pria di temani wanita cantik menempel dengan manja pada mereka.
"Yo, siapa ini yang datang, Lucas si Bos sibuk, akhirnya muncul juga dia!" sahut salah satu dari antara pria yang ada di dalam ruang VIP tersebut.
Lucas tidak memperdulikan perkataan pria itu, dia melangkah ke sofa yang masih kosong.
"Apa kamu perlu hiburan? biar aku panggil yang paling cantik dan pandai menghibur!" sahut pria lain yang sedang di peluk seorang wanita.
"Tidak perlu!" sahut Lucas datar.
"Oh, Ayolah Lucas, jangan jual mahal begitu!" sahut yang lain.
"Bukankah kamu sudah memuaskan ku kemarin malam, menyediakan seorang gadis muda ke kamar hotel ku!" sahut Lucas dingin.
"Kapan? perasaanku, aku belum pernah memberikan seorang gadis padamu, oh...ternyata kamu ingin gadis yang muda ya, baiklah! itu bisa di atur, aku punya teman yang bisa mencarikan apa yang kamu inginkan!" sahut teman Lucas tersebut, lalu menyesap anggurnya sambil tersenyum.
"Bukankah gadis itu, kamu yang memberikannya padaku?" tanya Lucas menegakkan tubuhnya memandang temannya itu.
Matanya terlihat tajam memandang temannya, Lucas sangat terkejut dengan apa yang dikatakan temannya barusan.
"Kapan? bukan aku!" jawab temannya sambil angkat bahu.
Belum pernah memberikan? jadi gadis itu siapa yang memasukkan nya ke kamarnya malam itu?
Tiba-tiba Lucas mengingat apa yang dikatakan gadis itu, pada malam itu sambil menangis memohon untuk melepaskannya.
Astaga!
Dia telah memperkosa seorang gadis.
Sial! maki Lucas marah.
Dia bukan pria bajingan, yang maniak berhubungan intim.
Sial! sial! sial!
Lucas mengacak-acak rambutnya.
Dengan cepat Lucas bangkit dari duduknya, lalu pergi dari sana.
Bersambung.....
buat kepala👍👍👍
cerita ini bagus bangt...