NovelToon NovelToon
Terjerat Gairah Kakak Ipar

Terjerat Gairah Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan / Romansa
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!!❌❌❌

Nessa Ananta atau biasa di panggil Eca, gadis yang baru saja lulus kuliah akhirnya kembali ke Ibu kota setelah menempuh pendidikannya di luar kota.
Tapi apa jadinya jika kembalinya ke rumah Kakaknya justru mendapat kebencian tak beralasan dari Kakak iparnya.

Lalu bagaimana kisah hidup Eca selanjutnya ketika Kakaknya sendiri meminta Eca untuk menikah dengan suaminya karena menginginkan kehadiran seorang anak, padahal Kakak iparnya begitu membencinya?

Kenapa Eca tak bisa menolak permintaan Kakaknya padahal yang Eca tau Nola adalah Kakak kandungnya?

Lalu apa penyebab Kakak iparnya itu begitu membencinya padahal mereka tak pernah dekat karena Eca selama ini ada di luar kota??

Apa yang terjadi sebenarnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Nola

Nola berdiri di depan sebuah gedung perkantoran yang baru pertamakali ini ia jajaki. Dia juga baru tau kalau ternyata perusahaan itu telah menjadi milik suaminya. Lebih tepatnya sebagai anak perusahaan milik keluarga Gunawan.

Kalau saja orang yang akan dia temui tidak memberitahunya, dia juga tidak akan tau. Bara tidak memberitahunya sama sekali.

Tapi Nola tak mempermasalahkannya karena Nola tak pernah mau tau apa saja yang Bara kerjakan masalah pekerjaannya.

Nola kembali melangkahkan kakinya ke dalam. Kaca mata hitam yang masih bertengger di hidungnya membuat semua mata tertuju kepadanya.

Apalagi saat ini adalah jam makan siang, jadi semua karyawan mulai turun untuk mengisi perut mereka.

"Permisi, saya ingin bertemu dengan Bu Nessa. Kami susah buat janji. Bisa tunjukkan ruangannya?" Nola bertanya pada bagian resepsionis.

Yah, memang orang yang ingin dia temui adalah Nessa, adiknya sendiri. Eca sendiri juga yang memberitahu Nola kalau saat ini dia bekerja menjadi sekretaris Bara.

Nola baru tau tentang itu, tapi Nola tak mempermasalahkannya. Justru Nola merasa, itu adalah kesempatan yang bagus untuknya.

"Maaf, dengan Ibu siapa?"

Nola menurunkan kacamatanya. Memperlihatkan wajahnya pada Rena, resepsionis yang berhadapan Dengan Nola.

"Nola Ananta, apa anda tidak bisa mengenali saya?"

Nola memang tidak memperkenalkan dirinya sebagai menantu keluarga Gunawan karena Nola yang menginginkan pernikahannya di sembunyikan.

"M-maaf Bu saya tidak tau. Ruangan Bu Nessa ada di lantai lima. Tepat di depan lift langsung belok kanan saja"

"Oke no problem. Thanks ya" Nola kembali melangkahkan kaki jenjangnya menuju lantai yang di tunjukkan resepsionis tadi.

Kantor baru suaminya itu memang tak terlalu besar. Tapi menurut Nola, penghasilan dari kantor itu tentu tidaklah sedikit.

Ting...

Setibanya di lantai yang dituju, di sana tampak begitu sepi karena memang sedang jam makan siang.

"Eca!"

"Mbak?" Eca yang memang sudah menunggu kedatangan Kakaknya langsung menyambut Nola.

"Apa kabar kamu?" Nola memeluk Eca.

"Baik Mbak. Maaf baru tadi aku kasih tau Mbak Nola kalau aku kerja di sini. Aku juga baru tau dua hari yang lalu kalau Bos ku itu Mas Bara"

"Nggak papa. Sekarang kamu tinggal di mana?"

"Di apartemen dekat sini Mbak. Nggak besar sih tapi nyaman"

"Ya udah, kapan-kapan aku ke sana"

"Boleh Mbak. Oh ya, sebenernya apa yang mau Mbak bicarakan?"

Nola menoleh ke ruangan yang ada di samping meja Eca.

"Bos kamu ada?"

"Ada Mbak, belum keluar makan siang"

"Kita bicara di dalam"

"Loh, kenapa di dalam Mbak? Katanya ada hal yang penting? Kan di sana ada Mas Bara Mbak!" Eca menahan Nola yang menuntun tangannya.

"Apa yang mau Mbak bicarakan ada sangkut pautnya sama Bara. Ayo cepat!"

Eca kewalahan mengikuti Nola yang menariknya karena sepatu hak tinggi yang Eca pakai.

"Sayang!!" Nola membuka ruangan Bara dengan suaranya yang cukup nyaring.

"Nola? Kok kamu bisa di sini?" Bara yang masih duduk di kursinya mengernyit menatap istrinya.

"Iya. Aku tadi mau ketemu Eca. Eh ternyata sekarang kamu jadi atasannya Eca. Makanya aku ke sini sekalian mau ketemu kamu. Ada hal penting yang mau aku omongin sama kalian berdua"

Bara dan Eca saling menatap sekilas. Mereka tak tau sama sekali tentang apa yang mau Nola bicarakan.

"Memangnya apa yang mau kamu bicarakan sampai menyangkut adikmu?"

"Sini duduk dekat aku sayang, biar aku jelaskan. Kamu juga Eca. Duduklah!"

Kedua orang yang masih dalam kondisi kebingungan itu hanya mengikuti permintaan Nola untuk duduk di sofa bersama Nola.

"Sebelumnya aku seneng banget karena akhirnya hubungan kamu sama Eca membaik setelah Minggu lalu kamu meminta Eca pergi dari rumah" Nola meraih tangan Bara. Menggenggamnya dengan lembut serta menyandarkan badannya pada lengan kokoh suaminya itu.

Bara kembali melirik Eca sekilas, kemudian kembali fokus dengan apa yang ingin istrinya katakan.

"Ca, kamu tau sendiri kalau Mbak belum bisa memberikan Bara dan juga keluarganya keturunan. Padahal pernikahan ku sudah berjalan lima tahun. Kamu juga tau kan kalau aku sangat mendambakan momongan selama ini?"

"I-iya Mbak. Eca tau kok" Eca semakin bingung dengan apa tujuan Nola mengajaknya bicara. Sedangkan apa yang Nola katakan adalah seputar rumah tangganya. Mungkin Nola harusnya memintanya untuk menjadi teman curhat daripada mengatakan kalau ada hal penting yang ingin di bicarakan.

"Kedua orang tua Bara sudah mendesak ku untuk segera punya momongan Ca" Nola menunduk dengan sendu.

"Nola, sudahlah. Jangan bicarakan masalah rumah tangga kita di depan adikmu!" Pinta Bara dengan tegas.

"Enggak sayang. Kita udah bicara tadi malam!"

Kening Bara mengernyit karena menangkap sesuatu dari ucapan Nola itu.

"Jangan bilang kamu.." Bara menatap Nola tajam

"Sayang, biarkan aku bicara dulu. Please" Pinta Nola.

"Gila kamu Nola!!" Bara bangkit dari sofa. Dia memilih menjauh dari istrinya itu. Tampaknya Bara sudah menebak apa yang akan di lakukan istrinya.

"Sebenarnya ada apa ini Mbak? Kalau ada masalah antara kalian berdua, lebih baik aku keluar dulu" Eca merasa tak enak berada di antara perdebatan Nola dan suaminya.

"Enggak Ca, kamu tetap di sini. Dengarkan aku dulu!" Pinta Nola.

"Dengarkan apa lagi Mbak? Dari tadi aku nggak tau apa yang Mbak Nola inginkan. Aku bingung sendiri Mbak!!" Eca melihat Bara yang kini berdiri menghadap ke jendela dan berkali-kali mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ca, mertua ku akan menikahkan Bara dengan wanita lain karena aku belum bisa kasih keturunan Ca"

"A-apa Mba?" Eca menatap Nola kemudian Bara yang masih membelakangi mereka secara bergantian. Diamnya Bara yang tanpa membantah ucapan Nola membuat Eca paham jika apa yang Nola katakan itu bukan hanya sekedar bercanda.

"Aku nggak mau itu ternadi Ca. Aku nggak mau kehilangan Bara. Aku nggak mau berbagi sama wanita lain"

"Mbak, kalau gitu Mbak bisa bicara sama kedua mertua Mbak. Aku yakin Mbak bisa punya anak, kita cari cara lain Mbak. Kamu cari dokter terbaik yang bisa bantu kamu. Nggak ada yang nggak mungkin Mbak!! Jangan menyerah!!"

"Nggak bisa Ca. Keputusan mereka sudah bulat. Mereka akan mencarikan wanita yang bisa mengandung keturunan Gunawan Ca"

Eca semakin gak tega melihat Kakaknya berderai air mata.

"Mbak, itu bukan solusi. Mereka justru mau menghancurkan rumah tangga kalian!"

"Makanya itu Ca. Aku minta ketemu sama kamu karena nggak mau keluarga ku hancur. Aku mau minta bantuan sama kamu Ca. Cuma kamu harapan ku satu-satunya. Tolonglah aku Ca, aku mohon"

"Apa yang bisa aku bantu Mbak? Sebisa mungkin aku akan membantumu" Eca mendekat lada Nola. Dia mengusap bahu Nola yang bergetar itu.

"Kamu yakin mau bantu aku kan Ca?"

"Iya Mbak. Selama aku bisa, aku pasti akan membantumu"

"Ca" Nola menggenggam kedua tangan Eca.

"Mbak mohon ja.."

"Hentikan Nola!! Jangan gila kamu ya!!" Bara yang sejak tadi diam, kini kembali memberontak.

"Aku emang udah gila karena tekanan orangtuamu Bara!!" Suara Nola yang menyentak itu membuat Bara kembali diam.

Memang tekanan yang di berikan orang tuanya pasti akan mempengaruhi mental Nola.

"Mbak?" Panggilan Eca membuat Nola tersadar.

"Iya Ca?"

"Apa yang bisa ku bantu buat Mbak?"

"Ca aku mohon, jadilah maduku Ca"

Duarrr....

1
Lidayanti Affandi
Luar biasa
Diana Subar
makin kesini rasanya makin seruuu...
wah eca..jgn jual mahal dong pd suamimu...!!!
moerni🍉🍉
selalu nunggu up tiap hari..... jdinya.. ya bagusss
moerni🍉🍉
wahhh.. author nya... rajin bkin aku mewekkk
UniLatjuba
wahh... waahhhh... ternyata kelakuannya begitu
Ayu_Ace Semarang Javamall
Luar biasa
FD21
nola???
Murniyati
menghibur
Ais
Ngapain takut bara klo kamu ngak pny perasaan lebih sm sekretaris kamu duh"blm juga mslh nola dan heru selesai eh bara eca ada lg gangguan tp gpplah ya namanya rumah tangga pst ada pasang surutnya dlm menguji iman dan imin pasangan kita smoga aja bara ttp pd pendiriannya ingat sm eca dan anaknya abra dan smoga si keretarisnya ngak macam"sm bara klo msh niat cr uang halal
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Iges Satria
bagus...kejujuran itu lebih penting dlm keluarga biar ada kepercayaan dari pasangan dan jangan sampai menghianati pasti bahagia /Heart/
Murniyati
Nola hrs kuat y.. kamu udh kapok kan
Iges Satria
pergilah ke eca nola, dia juga merindukanmu ( dia akan bisa menolong mu menyingkirkan bibit pelakor itu )
Rabiatul Addawiyah
ujian kamu Nola.. hrs sabar & kuat ya
Jane Hutagalung
pov Eva:
ya puaslah
/Grin/
ardiana dili
lanjut
Murniyati
lula belm siap punya ade
Jane Hutagalung
alhamdulillah /Rose/
Murniyati
lola udh tobat n sehat u
mang tri
semoga ga coba2 merayu bara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!