NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:308.2k
Nilai: 4.6
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Hari Pertama Bekerja

Usai pertemuannya dengan Ardiansyah kemarin siang, hari ini Hanna sudah bisa mulai bekerja sebagai sekertaris pribadi Ardiansyah. Pukul 5 pagi Hanna sudah bangun, membersihkan rumah dan membuat sarapan, lalu baru mandi dan bersiap ke kantor.

Hari pertama bekerja, dia tak ingin memberikan kesan yang kurang baik karena datang terlambat. Setelah sarapan dan membersihkan bekas tempat makannya, Hanna segera berangkat.

Mengendarai mobilnya membelah jalanan pagi ini, Hanna tampak sangat bersemangat. Setidaknya dengan cara ini dia bisa melupakan segala prahara yang dialaminya. Tak butuh waktu lama untuk sampai kantor, Hanna langsung memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus karyawan.

Memasuki area kantor, Hanna menjadi pusat perhatian seluruh karyawan di sana, terutama karyawan laki-laki. Hanna menghampiri meja resepsionis dan menanyakan ruangan CEO dan menjelaskan maksud kedatangannya.

Usai mendapatkan info di mana ruangan CEO, Hanna segera masuk lift yang khusus untuk menuju ruangan CEO. Tiba-tiba saja Hanna merasa grogi dan deg-degan sebab ini pertama kalinya dia bekerja menjadi sekertaris.

"Tenang, Hanna. Jangan gugup! Kamu pasti bisa," ucap Hanna menyemangati diri sendiri.

"Bismillah, semoga lancar," sambung Hanna dengan lirih.

Lift yang dinaikinya sudah tiba di area menuju ruangan CEO, perlahan kakinya melangkah keluar dan berjalan mencari letak ruangannya. Setelah ketemu, dia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum diizinkan masuk.

Mendengar sahutan dari dalam, Hanna pun membuka pintu ruangan. Rupanya di sana sudah ada asisten Ardiansyah, sementara Ardiansyah sendiri belum sampai di kantor.

"Selamat pagi, Pak," sapa Hanna dengan ramah dan sopan.

"Selamat pagi. Apa kamu sekertaris baru Pak Ardiansyah?"

"Benar, Pak. Saya sekertaris baru Pak Ardiansyah," jawab Hanna.

"Perkenalkan, saya Arga, asisten pribadi Oak Ardiansyah." Arga mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan disambut oleh Hanna.

"Saya Syarifa Hanna, Pak. Biasa dipanggil Hanna," ucap Hanna balik memperkenalkan diri.

Arga pun mengangguk paham, kemudian dia berjalan menuju rak untuk menyimpan dokumen penting. "Silakan, kamu pelajari dulu apa yang akan menjadi tugasmu."

Hanna menerima beberapa map yang harus dia pelajari selama menjadi sekertaris pribadi Ardiansyah. "Baik, Pak. akan segera saya pelajari semuanya."

"Ruanganmu ada di depan ruangan CEO, kamu bisa ke sana," titah Arga.

"Baik, Pak.

Hanna keluar dari ruangan Ardiansyah sambil membawa map yang berisi berkas yang harus dia pelajari. Setelah membuka pintu ruangannya dan meletakkan tas serta map yang dibawanya. Hanna langsung duduk dan mempelajari semua berkas tadi.

15 menit kemudian, terdengar seseorang mengetuk pintu ruangannya. "Silakan, masuk," ucap Hanna.

"Bisa ke ruangan Pak Ardiansyah sebentar? Beliau ingin bertemu denganmu," ucap Arga setelah dipersilakan masuk.

"Oh, bisa, Pak," balas Hanna.

Arga keluar lebih dulu kemudian disusul Hanna di belakangnya.

"Permisi, Pak," ucap Hanna setelah masuk ruangan Ardiansyah.

"Silakan, duduk," titah Ardiansyah dengan ekspresi datar sambil menunjuk kursi di depannya.

Dengan patuh Hanna mengikuti perintah atasannya itu.

"Sudah mempelajari semua berkas yang diberikan Arga tadi?" tanya Ardiansyah dengan tatapan dingin, sangat berbanding terbalik dengan kemarin siang.

"Sudah, Pak," jawab Hanna dengan sopan.

"Baiklah, jika kamu sudah mempelajari semua. Oh, ya, siang nanti temani saya bertemu klien di Restoran X sebelum jam istirahat. Karena Arga harus mewakili rapat di Perusahaan Lain Grup," ujar Ardiansyah.

"Baik, Pak."

"Silakan, kembali ke ruanganmu. Dan satu lagi, tolong atur ulang jadwal saya untuk seminggu ke depan. Berkasnya akan diantarkan Arga ke ruanganmu," ucap Ardiansyah.

"Iya, Pak."

Setelah dirasa tak ada lagi yang dibicarakan, Hanna langsung keluar dari ruangan Ardiansyah yang terasa mencekam. Dia merasa bosnya itu memiliki dua kepribadian yang bisa berubah sesuai situasi dan kondisi di sekitarnya.

......................

Pukul sebelas siang, Hanna sudah berada di ruangan Ardiansyah. Mereka akan pergi ke Restoran X untuk bertemu klien.

Hanna berjalan di samping Ardiansyah sambil membawa map yang berisi dokumen penting. Selama di dalam lift, tak ada percakapan apa pun antara keduanya. Hingga tiba di lantai dasar, Ardiansyah masih setia dengan ekspresi datarnya. Bahkan saat berpapasan dengan beberapa karyawan, tak satupun sapaan dari karyawannya yang dijawab sekadar menganggukkan kepala.

"Dasar orang aneh. Bisa-bisanya dia seperti kulkas berjalan, berbeda sekali dengan kemarin siang," batin Hanna.

Ardiansyah dan Hanna masuk mobil yang disupiri oleh supir kantor. Selama perjalanan ke restoran, masih sama seperti di dalam lift tadi. Hanya keheningan yang menemani, tanpa adanya percakapan ataupun obrolan.

"Baru pertama bekerja, tapi malah mendapat kesan yang sangat membingungkan," batin Hanna sambil melihat pemandangan dari dalam mobil.

Mobil yang ditumpangi Ardiansyah dan Hanna sudah berhenti di depan restoran yang dituju. Ardiansyah memimpin jalan menuju ruang VIP di restoran tersebut.

"Selamat siang, Tuan Marvin," sapa Ardiansyah setelah tiba di ruangan yang dijadikan tempat untuk membahas pekerjaan.

"Selamat siang juga, Tuan Ardiansyah. Silakan, duduk," balas Marvin sambil mempersilakan duduk Ardiansyah dan Hanna.

Mereka pun tampak serius membahas pekerjaan dan sesekali Hanna mencatat poin-poin penting dari pembahasan tersebut. Setelah satu jam berdiskusi, mereka pun menyudahi pembahasan kali ini.

"Sudah waktunya makan siang. Bagaimana kalau kita makan siang dulu?" tawar Marvin, tetapi pandangannya terpaku pada Hanna yang tampak gelisah karena sejak tadi terus ditatap oleh Marvin.

Ardiansyah bisa membaca gelagat kliennya itu yang sepertinya menginginkan Hanna. Namun, sebisa mungkin dia bersikap biasa seolah tak tahu apa yang dipikirkan Marvin, meski dalam hati dia sudah terbakar cemburu.

Sudah sejak lama dia menyimpan perasaan untuk Hanna, tetapi dia tak berani mengungkapkan karena saat itu Hanna tengah dekat dengan Wildan dan dia tak ingin dicap sebagai orang ketiga dalam hubungan mereka.

1
Nur Halima
Luar biasa
YuWie
Happu End..selamat Hanna dan Fran serta si kembar baby
Soraya
keren mksh karyanya thor👍
Soraya
selamat ya Hana akhirnya hamil juga
Endang Supriati
ngapain juga si hanna urusan keluarga wildan.
Endang Supriati
kanker itu seperti rambut menjalar kemana2 kamu mau sembuh nov! ganti otaknya.
Endang Supriati
si adnan hrsnya juga mati ketabrsk truck,kurang ajarrrrr ngapain sih ngabar ngabin ke Hanna.!! pki suruh besuk segala! dasar adik kakak otaknya konslet.
Endang Supriati
ucapan adalqh doa nov. itu adalah bakasan dr Allah krn sdh menghancurkan pernikahan Hanna.
ada hadisnya,pezinah dan penghancur rumah tangga org. tdk diakui sbg umat dan golongan Rasullah.
Endang Supriati
biasanya pezinah perusak rumah tangga org. kena penyakitnya kanker disekitar rahimm.
jd tdk bisa ngesex lagi bau kaya bangke jarak 10 meter aja sdh tercium baunya. krn didlm rshimnya penuh luka darah dan nanah.
Endang Supriati
yg bilang sdh maapin itu mudah! coba klu dia yg mengalami. sakit hati tahu!!
Iges Satria
/Heart//Heart//Heart//Heart//Good/
YuWie
bagus
Anna Wamey
kenapa harus dg perjanjian frans,,,?,,hanna minta tolong pdmu sekali,,,tp kamu meminta lebih,,,??,🤔
Iges Satria
tinggal beli rusaknya dan beli es krim, nanti dituangkan kesatuan wadah.. gampang kan Frans /Heart/
Anna Wamey
Lumayan
Nur Azizah
bagus n menarik
Sobar Ruddin
sangat bagus dan mengispirasihkan kita jgn terlalu terpuruk
Sobar Ruddin
seru lanjut
Endang Supriati
ucapan adalah doa.
Endang Supriati
memang hamil bisa dibuat dan diarur sendiri!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!