NovelToon NovelToon
Bintang Hatiku

Bintang Hatiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:894
Nilai: 5
Nama Author: lautt_

Di antara pertemuan yang tidak disengaja dan percakapan yang tampak sepele, terselip rasa yang perlahan tumbuh. Arpani Zahra Ramadhani dan Fathir Alfarizi Mahendra dipertemukan dalam takdir yang rumit. Dalam balutan nilai-nilai Islami, keduanya harus menavigasi perasaan yang muncul tanpa melanggar batasan agama. Bersama konflik batin, rahasia yang tersembunyi, dan perbedaan pandangan hidup, mereka belajar bahwa cinta bukan hanya tentang perasaan, tetapi juga tentang kesabaran, keikhlasan, dan keimanan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lautt_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Babak Baru, Hati yang masih sama

"Waktu berjalan, tempat berganti, tapi hati yang dijaga dalam doa tetap bertahan di tempatnya."

---

Awal Perjalanan Baru

Udara pagi terasa segar saat Arpa melangkah memasuki gerbang Universitas Al-Hikmah, kampus berbasis Islam yang selama ini menjadi impiannya. Matanya menatap bangunan kampus yang megah, sambil menghela napas panjang.

“Bismillah… ini langkah awal,” gumamnya sambil tersenyum.

Kini, ia resmi menjadi mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam. Perjalanan baru ini bukan hanya tentang akademik, tapi juga tentang memperkuat dirinya, mengisi kekosongan yang sempat ia rasakan setelah kepergian Fathir ke Timur Tengah.

Sambil melangkah ke aula untuk acara orientasi mahasiswa baru, Arpa menerima pesan dari Nayla.

Nayla: “Semangat ya, Arpa! Kamu pasti bisa jadi mahasiswi keren!”

Arpa: “Hehe, makasih Nay! Doain ya biar aku kuat dan enjoy di sini.”

Nayla memang tidak kuliah di kampus yang sama, tapi dukungan darinya selalu menguatkan Arpa.

---

Pertemuan yang Mengubah Suasana

Saat Arpa duduk di barisan tengah aula, seorang mahasiswi dengan wajah ceria duduk di sampingnya.

“Assalamualaikum! Aku Salma, kamu Arpa, kan?” sapanya hangat.

“Waalaikumsalam, iya aku Arpa. Dari mana tahu namaku?” jawab Arpa sambil tersenyum.

Salma terkikik. “Aku lihat namamu di daftar kelompok tadi. Kayaknya kita sekelompok di acara orientasi ini.”

Arpa tertawa kecil. “Oh gitu, seru dong. Punya teman baru dari awal.”

Salma terlihat bersemangat. “Aku yakin kita bakal klop! Eh, ngomong-ngomong, kenapa ya kamu kelihatan agak… hmm, apa ya? Tenang tapi ada sedihnya.”

Arpa sedikit terkejut tapi tersenyum. “Wah, kamu peka juga, Salma. Mungkin karena aku lagi proses belajar ikhlas.”

Salma mengangguk paham. “Tentang seseorang, ya?”

Arpa menghela napas. “Iya. Dia sekarang lagi kuliah di luar negeri.”

Salma tersenyum lembut. “Tenang aja. Aku percaya, kalau dua hati saling menjaga dalam doa, mereka nggak akan benar-benar terpisah.”

Perkataan Salma membuat Arpa merasa hangat. Ia merasa Allah telah mengirimkan teman baru yang memahami tanpa perlu banyak penjelasan.

---

Kegiatan Kampus dan Mengisi Kekosongan

Hari-hari kuliah berjalan cepat. Arpa mulai disibukkan dengan tugas kuliah, organisasi dakwah kampus, dan komunitas mengaji yang ia ikuti.

Di salah satu komunitas dakwah, ia bertemu dengan Rafa, kakak tingkat yang juga aktif di kegiatan sosial kampus. Rafa adalah tipe orang yang ramah dan bijak, sering memberi arahan kepada adik tingkatnya.

“Arpa, besok ada agenda bakti sosial di panti asuhan. Kamu bisa ikut, kan?” tanya Rafa saat rapat selesai.

Arpa tersenyum. “InsyaAllah, Kak. Aku senang kok kalau ada kegiatan kayak gitu.”

Rafa mengangguk puas. “Kamu anak baru tapi cepat akrab sama lingkungan. Keren!”

Arpa hanya tersenyum. Tapi dalam hatinya, ia sadar bahwa aktivitas ini bukan sekadar rutinitas kampus. Ini juga menjadi caranya mengisi kekosongan hati. Setiap hari, ia berusaha memperbaiki diri — bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk dirinya sendiri dan untuk masa depan yang Allah janjikan.

---

Sebuah Pesan dari Negeri Seberang

Suatu malam, setelah menyelesaikan tugas kuliah, Arpa mengecek ponselnya. Ada notifikasi masuk dari nomor yang sudah lama tak muncul — Fathir.

Tangannya bergetar saat membuka pesan itu.

Fathir: “Assalamualaikum, Arpa. Semoga kamu sehat dan bahagia. Aku cuma mau bilang, di sini aku baik-baik aja. Aku habis ikut kajian tentang ikhlas, dan aku jadi ingat kamu. Aku harap kamu juga tetap menjaga hati dan semangat kuliahnya.”

Arpa menatap layar ponselnya lama. Rasanya campur aduk — rindu, bahagia, dan haru menjadi satu. Ia tersenyum tipis lalu membalas.

Arpa: “Waalaikumsalam, Fath. Alhamdulillah aku juga baik. Makasih udah ngabarin. Aku masih belajar ikhlas dan berusaha menjadi lebih baik. Semoga kamu juga sehat di sana ya.”

Tak ada percakapan panjang setelah itu. Tapi pesan singkat itu cukup untuk menenangkan hatinya.

---

Refleksi di Tengah Kesibukan

Malam itu, Arpa duduk di balkon asrama kampus. Angin malam berhembus pelan, membawa kedamaian yang jarang ia rasakan sejak masuk kuliah.

Sambil memandangi langit penuh bintang, Arpa berdoa dalam hati.

"Ya Allah, terima kasih atas perjalanan ini. Terima kasih karena Engkau telah menguatkanku hingga sejauh ini. Aku tidak tahu bagaimana takdirku kelak, tapi aku yakin, selama aku terus melibatkan-Mu dalam setiap langkahku, aku akan baik-baik saja."

---

“Kadang, langkah baru bukan tentang melupakan, tapi tentang belajar berjalan berdampingan dengan kenangan, sambil terus melangkah ke masa depan.”

1
Uryū Ishida
Gemesin banget! 😍
✨♡vane♡✨
Baca cerita ini adalah cara terbaik untuk menghabiskan waktu luangku
Dandelion: Jangan bosan ya bacanya
total 1 replies
KnuckleBreaker
Bagus banget! Aku jadi kangen sama tokoh-tokohnya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!