Semua orang pasti memiliki pernikahan impiannya, begitu pula dengan Kaila Sasmita.
Seorang gadis cantik yang harus merelakan pernikahan impiannya yang sudah di depan mata hancur lebur berganti dengan rasa sakit yang teramat dalam. Pria yang di cintainya selama beberapa tahun belakangan ini nyatanya dengan tega bermain di belakangnya, dan lebih sialnya wanita itu tak lain adalah saudaranya sendiri. Di tengah rasa sakit hatinya, Kaila bertemu dengan seorang Brian Davis yang tiba-tiba saja menawarkan sebuah hubungan karena juga mengalami hal yang serupa.
Ingin hubungan yang normal seperti lainnya, namun apakah semua itu bisa sedangkan hubungan mereka saja berawal dari sebuah sandiwara.
*****
Bisakah hubungan Kaila dan Brian bertahan untuk selamanya? akankah kisah mereka berakhir dengan hubungan yang sebenarnya? Ikuti kisah pernikahan penuh drama dari Kaila dan Brian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal mula
Seorang gadis cantik dengan hati riang pergi ke apartemen di mana selama beberapa bulan ini menjadi hunian sang kekasih.
Dirinya yang berprofesi sebagai asisten chef di salah satu restoran ternama membuat hari-harinya begitu sibuk.
Karena kebetulan restoran yang biasanya tutup hingga pukul sebelas malam, hari ini tutup lebih awal, jadi dirinya yang sudah lama tak menghabiskan waktu bersama kekasihnya, memutuskan untuk menghampiri pria itu tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Niat hati ingin memberikan sebuah kejutan namun siapa sangka malah dirinyalah yang di buat terkejut.
Berjalan ringan tanpa beban, Kaila memasuki kawasan sebuah apartemen. Tangannya membawa beberapa kantong plastik yang berisi bahan makanan dan cemilan yang nantinya akan di makan bersama kekasihnya itu sambil mengobrol dan menonton film di dalam sana.
Karena sudah berpacaran lebih dari dua tahun dan mereka akan segera menikah, jadi Kaila memiliki akses untuk masuk ke unit tersebut yang tentunya dia dapatkan dari kekasihnya.
Klik
Pintu yang tadinya terkunci otomatis langsung terbuka begitu Kaila menekan password yang tentunya sudah dia hafal di luar kepala.
"Ini kok sepi banget, apa Rafa belum pulang ya." gumam Kaila saat mendapati keadaan apartemen yang gelap padahal ini sudah hampir petang.
Rafa Aditya, kekasih sekaligus calon suami Kaila merupakan seorang manager di salah satu perusahaan ternama.
"Harusnyakan dia sudah pulang jam segini." gumam Kaila lagi saat melihat jam yang ada di layar ponsel miliknya sudah menunjukan pukul enam sore, apalagi ini adalah hari Sabtu yang biasanya kekasihnya itu jam dua siang sudah keluar dari kantor.
Kaila memilih untuk menyalakan lampu di ruang tamu apartemen tersebut, setelah itu membawa langkahnya menunju ke arah dapur untuk meletakkan barang yang dirinya bawa. Namun langkahnya langsung terhenti seketika saat matanya menangkap sesuatu di depan pintu yang dia tau itu adalah kamar yang tempati oleh Rafa.
"Itu apa?" lirihnya dengan pandangan yang masih begitu fokus ke arah barang tersebut, bahkan kantung plastik yang di bawanya sudah dia tinggalkan di lantai dengan begitu saja.
Tangannya meraih benda tersebut "Inikan sepatu wanita." gumam Kaila. "Kayak pernah lihat, tapi punya siapa ya?" gumamnya lagi bertanya-tanya sambil berusaha mengingat-ingat karena benda tersebut begitu sangat familiar untuknya.
Entah kenapa Kaila jadi tambah penasaran, dirinya memberanikan diri untuk memegang handle pintu dan menekannya perlahan hingga pintu terbuka walaupun baru sedikit, sudah mampu membuat dirinya bisa mendengar suara yang begitu menyesakkan hatinya.
"Ah terus sayang ... terus, lebih d***m ... lebih k**t ... iya begitu ... ah." rancau seorang wanita di dalam sana dengan suara manja dan mend***h-d***h.
"Kamu sungguh nikmat honey, aku suka." sahut seorang pria yang tentu saja Kaila tau siapa pemiliknya.
Dengan hati yang bergemuruh Kaila memejamkan matanya sebentar guna untuk menetapkan hatinya, barulah pintu tersebut dia buka lebar-lebar tapi tanpa menimbulkan suara.
Dia bukan orang bodoh yang tak tau aktivitas apa yang terjadi di dalam sana dengan suara seperti itu, di bukanya aplikasi kamera dari ponselnya, langsung di arahkan pada dua orang yang sedang berbuat mesum di depannya untuk mengambil beberapa foto juga video. Begitu di rasa sudah cukup untuk bukti, dirinya langsung mengeluarkan suara yang membuat kedua insan tadi kaget di buatnya.
"Khem." dehem Kaila dengan keras.
Wanita itu berusaha bersikap seolah dirinya tegar di hadapan kedua orang tersebut meskipun di dalam hatinya saat ini sedang menjerit kesakitan.
"Kai - Kaila." gumam Rafa yang langsung menoleh ketika mendengar ada suara orang lain di sana.
Pria itu buru-buru meraih handuk yang berada tak jauh darinya menggagahi seorang wanita, langsung memakainya dan turun dari atas wanita tersebut untuk menghampiri Kaila yang berdiri di tengah pintu dengan tangan bersedekap dada.
"Stop, jangan mendekat!" kata Kaila dengan tegas.
"Kai, aku bisa jelasin semua ini." kata pria tersebut yang berusaha untuk menjelaskan pada Kaila.
"Gak ada yang perlu di jelaskan, karena yang aku lihat sudah cukup jelas untukku." tolak Kaila ."Sekarang juga kita putus." putus Kaila dengan begitu yakin.
"Kai, kamu jangan gila ... pernikahan kita hanya tinggal sepuluh hari lagi dan kamu minta putus." kata Rafa. "Gak waras." cibirnya.
"Aku gak gila Raf." bantah Kaila. "Justru jika aku tetap melanjutkan hubungan ini setelah apa yang aku lihat ... Itulah yang gila." sambung Kaila dengan tersenyum di bibirnya. "Ingat Raf, bukan aku yang menghancurkan hubungan kita, tapi kamu." teriak Kaila dengan menunjuk ke arah Rafa. "Kamu yang sudah menghancurkan segalanya!" teriaknya tepat di depan Rafa.
"Salah aku apa Raf sama kamu sehingga dengan teganya kamu berselingkuh di belakangku dengannya?" tanya Kaila dengan menunjuk ke arah wanita yang masih berada di ranjang.
"Kamu tak bisa memuaskannya sebagai lelaki dewasa." sahut wanita yang di tunjuk oleh Kaila. "Sudahlah Raf, untuk apa kamu mempertahankan hubunganmu dengannya." kata wanita yang masih berada di atas ranjang dengan duduk bersandar pada headboard dan selimut yang menutupi tubuh polosnya itu.
"Oh jadi semua ini masalah s********gan." sahut Kaila dengan tersenyum kecil. "Tuh, lebih baik kamu dengarkan saja j****gmu itu Raf." kata Kaila lagi yang kali ini dengan senyum mengejek. "Oiya kak ... ups apa masih pantas kamu aku panggil dengan sebutan kakak setelah semua ini, aku gak nyangka ternyata kecantikanmu hanya di gunakan untuk menjadi j****g dari calon suami adik sepupumu sendiri." sambung Kaila.
"Kamu." kata Dea yang merasa tak terima akan kata-kata Kaila yang menyebutnya sebagai j****g.
"Kenapa? tak terima, terus harus aku panggil apa untuk wanita yang dengan suka rela tubuhnya di jamah dan menga****ng di bawah pria yang bukan suaminya ... p*****r." sahut Kaila. "Oh tidak bahkan seorang p*****r pun lebih terhormat darimu, karena mereka melakukan hal itu untuk mendapatkan uang demi menyambung hidupnya sendiri dan juga keluarganya, sedangkan kamu melakukannya dengan suka rela hanya demi nafsu." imbuhnya lagi yang membuat Dea semakin kesal mendengarnya, ingin rasanya berdiri dan memberikan sebuah tamparan di pipi Kaila namun keadaannya tidak memungkinkan, dirinya hanya memakai selimut tebal jadi sangat susah jika di gunakan untuk berdiri apalagi berjalan. "Aku rasa urusanku sudah selesai disini, jadi silahkan lanjutkan kegilaan kalian." kata Kaila yang langsung berbalik, namun jalannya tertahan karena salah satu pergelangan tangannya di raih oleh Rafa.
"Lepaskan tangan kamu." peringat Kaila dengan tatapan tajam menghunus kearah Rafa. Sekarang dirinya merasa begitu jijik jika didekati apalagi di sentuh oleh pria b******n itu.
Karena tak kunjung di lepaskan, terpaksa Kaila menyentak tangan tersebut hingga terlepas, setelah itu Kaila langsung pergi dari sana dengan perasaan hancur lebur tak tersisa.
Kaila berlari dengan air matanya yang terus saja mengalir, persetan dengan orang-orang yang menatapnya dengan aneh saat ini, dia sama sekali tak perduli.
Begitu sakit rasanya setelah tau bahwa dirinya di khianati oleh calon suami yang berselingkuh, apalagi ini dengan dengan saudari sepupunya sendiri.