"Kulihat-lihat, Om sudah menua, apakah Om masih sanggup untuk malam pertama?" ucap Haura menatap Kaisar dengan senyum sinis.
Kaisar berjalan ke arah Haura dan menekan gadis itu ke tembok. "Harusnya saya yang nanya, kamu sanggup berapa ronde?"
-
Karena batal menikah dengan William, cucu dari konglomerat terkenal akibat perselingkuhan William. Haura Laudya Zavira, harus menerima dijodohkan dengan anggota keluarga lain yaitu Om dari William, atas dasar kerjasama keluarganya dan keluarga William.
Tapi siapa sangka, laki-laki yang menggantikan William adalah Kaisar Zachary Zaffan—putra bungsu sang konglomerat, pria dewasa yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua
Wiliam segera meraih tangan Haura saat gadis itu ingin pergi. Namun, tangannya di sentak hingga terlepas. Dia lalu berjalan cepat meninggalkan apartemen calon suaminya itu.
"Haura ... tunggu! Kita harus bicara," teriak William sambil berlari mengejar sang kekasih.
Sementara itu di dalam kamar, Kay tersenyum bahagia. "Akhirnya aku bisa menyingkirkan kamu, mendapatkan yang kamu miliki. Selama ini aku hanya seperti bayang-bayang kamu saja, Haura! Kamu selalu mendapatkan apa yang menjadi impianku, sekarang kamu harus merelakan William untukku!"
Tanpa pedulikan teriakan William, gadis itu tetap berjalan menuju lift. Saat akan masuk, tangannya di tahan calon suaminya. Pria itu menarik tangan Haura keluar dari lift. Dia berusaha melepaskan.
"Lepaskan ...!" teriak Haura.
"Aku nggak akan melepaskan, sebelum kamu mendengar penjelasan dariku."
"Apa lagi yang harus aku dengar. Semua yang aku lihat telah menjelaskan. Kamu tak perlu membuang waktumu hanya untuk mengatakan apa-apa lagi!" seru Haura dengan suara tinggi.
Haura tak peduli ada yang mendengar suara teriakannya. Rasa marah dan kecewa membuatnya melupakan jika jam telah menunjukan pukul sebelas malam.
"Itu nggak seperti yang kamu pikirkan, Haura. Kamu harus dengar penjelasanku!"
"Penjelasan? Penjelasan kalau kamu dan Kayla sering melakukan itu dibelakangku?" tanya Haura dengan sinis.
"Aku dan Kayla hanya berteman. Aku ...."
"Teman di atas ranjang?" tanya Haura dengan suara tinggi memotong ucapan William.
"Dengar dulu Haura. Jangan mengambil kesimpulan dari apa yang kamu lihat. Terkadang apa yang kita lihat itu tidak seburuk apa yang terjadi sebenarnya."
"Apa yang lebih buruk saat melihat kekasih kita sedang tidur berdua dengan wanita lain dalam keadaan tanpa busana! Dan yang lebih menyakitkan wanita itu adalah sahabatku!" ucap Haura masih dengan nada tinggi.
"Aku mengaku salah. Beberapa hari ini kamu sibuk sehingga aku merasa kesepian. Aku akhirnya menyetujui permintaan Kayla untuk menemaninya," balas William.
"Aku tidak tahu apa yang lebih buruk, orang yang berbohong atau orang yang menganggap'ku cukup bodoh untuk mempercayai kebohongan! Jangan pernah menipu seorang gadis. Kamu tidak pernah tahu apa yang telah dia korbankan untuk bersamamu."
"Aku nggak bohong, Haura. Aku nggak ada hubungan apa-apa dengan Kayla. Kamu juga mengenalnya. Aku dan dia melakukan dengan tak sengaja, itu semua di bawah kesadaran. Aku mengaku salah. Aku janji nggak akan mengulanginya lagi."
"Selingkuh dan berbohong tidak terjadi begitu saja. Itu adalah pilihan yang disengaja, jadi berhentilah bersembunyi di balik kata "kesalahan" saat kamu ketahuan." Haura menarik napasnya dan kembali melanjutkan ucapan.
"Suatu hari kamu akan mengingatku dan menyadari betapa aku mencintaimu, maka kamu akan membenci diri sendiri karena membiarkan aku pergi.Suatu saat semua akan berbalik. Yang menyakiti akan disakiti. Yang mengkhianati akan dikhianati. Yang melukai akan dilukai. Yang meninggalkan akan ditinggalkan."
Setelah mengucapkan itu, Haura menarik tangannya yang di pegang William dengan keras. Walau itu sakit, tapi tak dipedulikan karena ingin segera pergi dari hadapan calon suaminya itu.
"Apa maksud kamu, Ra?"
"Kita putus! Jangan pernah temui aku lagi! Segala rencana pernikahan yang telah kita rancang, dibatalkan saja. Aku tak mau menikah dengan tukang selingkuh seperti kamu!"
"Aku janji tak akan pernah menemui Kayla lagi. Jangan minta putus. Kita sudah hampir menikah. Apa yang Oma katakan jika tau semua ini. Aku mohon, Haura."
Tiba-tiba William menjatuhkan tubuhnya dan berlutut dihadapan Haura.
"Sayang, maafkan aku!"
"Berdirilah, aku bukan Tuhan-Mu. Kenapa kau harus berlutut!"
"Aku tak akan berdiri sebelum kamu memaafkan aku!" ujar William.
"Aku tak akan pernah memaafkan pengkhianatan yang kamu dan Kayla lakukan!"
"Sayang, Aku hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Tuhan saja maha pemaaf, kenapa kamu tak bisa memaafkan aku?" tanya William.
Mendengar pertanyaan sang tunangan, Haura jadi tertawa. Hal itu membuat William menjadi terkejut. Merasa tak ada yang lucu.
"Lucu sekali ucapanmu itu, Wil. Kenapa aku tak bisa memaafkan kamu? Dengarkan ... pertama, karena aku bukan Tuhan. Aku hanya manusia biasa seperti yang kamu katakan sehingga tak bisa begitu saja memaafkan kesalahan yang kamu lakukan. Kedua, aku tak mau menghalangi kamu untuk bertanggung jawab pada kandungan Kayla!"
"Aku tak harus menikahinya, bukan? Aku akan memberikan uang sebagai nafkah buat bayinya nanti!" seru William.
Wajah Haura memerah karena menahan marah mendengar ucapan tunangannya itu. Begitu mudahnya menanggapi semua masalah sebesar ini.
Dalam diam Kayla mendengar semua ucapan kekasih gelapnya itu. Dia menarik napas dalam. Walau dia telah mendapatkan tubuh pria itu tapi jelas sekali jika hatinya William belum dapat dia miliki seutuhnya.
"Kau tak akan bisa lepas dari tanggung jawabmu, William. Aku pastikan kita harus segera menikah!" seru Kayla pada dirinya sendiri.
Tangan Haura terangkat mendengar ucapan tak bertanggung jawab dari pria itu. Dia lalu melayangkan sebuah tamparan dengan kerasnya. Wajah William langsung memerah.
William memegang pipinya yang terasa perih. Dia tak pernah mengira jika sang tunangan berani menamparnya.
"Jangan jadi pecundang, William! Berani melakukan harus berani bertanggung jawab. Nikahi saja Kayla. Aku tak sudi lagi menikah denganmu. Beruntung Tuhan membuka mataku dan mengetahui sifatmu sebelum melangkah lebih lanjut."
"Aku tak mau putus. Kita akan tetap menikah! Aku tak mau Oma marah. Apa yang akan aku katakan pada Oma? Dia telah mempersiapkan pesta pernikahan kita," ucap William. Dia terus mengelus pipinya belas tamparan dari Haura. Dia tak mau membalasnya karena sadar kalau dirinya salah.
"Itu urusanmu dengan Oma ...," ucap Haura. Dia segera berjalan kembali menuju lift. Memencet tombolnya agar segera terbuka.
Lift terbuka. Haura segera masuk. Tak peduli dengan teriakan William yang memanggil namanya. Pria itu tak peduli jika jam telah menunjukan pukul sebelas malam, dan pastinya suara itu akan mengganggu penghuni apartemen lainnya.
Tepat saat pintu lift tertutup, tubuh Haura ambruk di atas lantai lift dengan dada terasa sesak. Gadis itu tidak mampu lagi membendung air mata yang jatuh karena rasa sakit atas pengkhianatan dua orang yang sangat dia percayai.
"Kenapa harus seperti ini? Apakah tidak ada wanita lain sampai kekasihku selingkuh dengan sahabatku sendiri?" tanya Haura pada dirinya sendiri.
Dia mendongak demi mencegah air mata menetes di manik indahnya. Dada yang terasa sesak itu dia remas sekuat mungkin berharap rasa perihnya segera menghilang, nyatanya sia-sia saja.
Suara lift yang akan terbuka karena telah sampai di lantai yang di tuju membuat Haura buru-buru berdiri agar tidak terlihat lemah oleh pengunjung apartemen lainnya. Gadis itu berjalan sempoyongan meninggalkan tempat itu, tempat dimana dia harus menyaksikan pengkhianatan kekasih dengan sahabatnya.
Haura berjalan menuju parkir. Menaiki motor untuk pulang ke tempat kos. Walau jam sudah semakin larut tak membuat dirinya takut.
"Aku tidak menangis karena kamu, karena kamu tidak layak ditangisi. Aku menangis karena khayalanku tentang siapa dirimu hancur oleh kebenaran tentang siapa dirimu. Pengkhianatan'mu ini mungkin adalah satu di antara jalan agar aku bisa melihat wajahmu yang sesungguhnya."
.
sakit banget gak tuh 😃
Ketawa jahara achhh 😂😂😂
udah tuh labrak Angel
hih.....