Mungkin hal biasa kalo cewek cupu pacaran sama bad boy, namun kali ini kebalikanya gimana peran sicewe yang urak-urakan, suka balap liar, dan tidak mau diatur malah dia jatuh cinta dengan cowo cupu kutu buku yang anti sosial.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prettyaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cinta yang semakin besar
Ayah Gara ingin mengawasi perkembangan nilai dan belajar Gara saat ujian kelulusan sekolah ini.
Sera berpikir kehidupan dirinya dan Gara memang hampir sama, selalu dipaksa menjadi sesuatu oleh ayah mereka. Orang tua mereka sangat egois, tidak memikirkan mental anak-anak mereka. Hanya ingin menuntaskan apa yang tidak terjadi pada mereka ke anak-anak mereka untuk melanjutkan keinginan para orang tua.
Setibanya di rumah, Sera sudah disuguhi pemandangan sang ayah di kursi halaman depan rumah. Sera hanya melirik sekilas dan melanjutkan memasukkan motor ke garasi rumahnya.
Melihat ayahnya masih di situ memandang dirinya, Sera mencoba mendekat.
"Kenapa, Yah?" tanya Sera yang sudah di hadapan ayahnya.
"Dari mana kamu!" tenang tapi tegas yang ayah Sera katakan.
"Sekolah, Yah.. Tadi Sera belajar sedikit di perpustakaan. Sudah lah, Sera capek.." Sera berbohong, tidak ingin terlalu berinteraksi dengan ayahnya tersebut.
Ia melewati ayahnya begitu saja. "Sera! Nanti malam datang ke ruangan ayah" sang ayah sedikit berteriak kepada Sera.
Sera yang mendengar itu hanya menganggukkan kepala tanpa menoleh ke belakang. Ia terlalu muak melihat dan berdekatan dengan ayahnya yang selalu menyakiti dirinya.
Ayahnya memang egois dan selalu mementingkan keinginan dirinya sendiri tanpa tahu perasaan anaknya. Jika ayah adalah cinta pertama anak perempuan, menurutnya tidak. Tidak semua ayah mencintai anak mereka dengan tulus.
••••
Malam ini saat Sera tengah belajar untuk ujian besok pagi, ia melihat handphone-nya bergetar menandakan panggilan telepon masuk. Tertera nama Gara di layarnya. Sera kembali berinteraksi dengan Gara lewat pesan dan saling mengabari satu sama lain.
Sepulang sekolah Sera juga mendapati pesan dari Gara yang menanyakan keadaannya, sedikit berlebihan mungkin, tapi Sera menyukainya. Ia merasa sangat dicintai oleh lelaki itu. Mengambil HP-nya yang berada di ranjangnya.
"Hallo, Gara."
"Sera.. Sedang apa?" tanya lelaki itu.
"Emm lagi belajar Gara, kamu kenapa kok suaranya sedikit serak? Apa ada yang mengganggu?" jawabnya khawatir sekaligus bingung.
"Tidak, Sera. Semua baik-baik saja, aku hanya merindukanmu, mendengar suaramu saja membuat rinduku sedikit terobati.." Gara tertawa menggoda dirinya.
"Haha... Apaan sih, alay banget kamu.. Kita terakhir ketemu tadi sore Gara. Berasa nggak ketemu berbulan-bulan. Lebay deh." Sera yang mendengar itu pun ikut tertawa pelan.
Gara sekarang sudah berani menggoda dirinya. Dimana lelaki yang selalu malu dan takut padanya itu.
Sera benar-benar menyukai sifat Gara yang terang-terangan mengaguminya ini.
"Hehehe.. Aku mencoba menjadi lelaki yang humoris. Tapi Sera, aku memang sedikit merindukanmu saat ini. Maaf yah aku mengganggu waktu belajarmu."
"Tidak kok, Gara. Aku juga akan selesai. Tapi aku juga mencintai Garaku yang romantis dan manis ini" Sera mencoba menggoda Gara, ia yakin mungkin saat ini pipi Gara seperti kepiting rebus karena malu.
"Sera, kamu membuatku malu. Aku benar-benar mencintaimu Sera. Tetaplah bersamaku apapun yang terjadi, kita akan melewati semuanya bersama."
"Iya Gara... Kita akan selalu bersama. Entah apa takdir yang terjadi, kita harus bahagia."
"Baru tadi sore kita bertemu dan sekarang aku sudah merindukanmu. Apa jadinya jika berbulan-bulan kita tidak bertemu, mungkin aku sedikit gila." Sera termenung sesaat setelah Gara mengatakan itu.
Apa ia sangat jahat tidak memberitahukan sesuatu pada Gara sekarang? Tapi Sera sangat takut dan bimbang jika memberitahu sekarang pada Gara mengenai kuliahnya ini. Ia takut mengganggu pikiran Gara yang tengah fokus pada ujian ini.
"Sera, kamu tidur?" tanya Gara heran karena Sera tidak bersuara sedikit pun. Sera tersadar dari lamunannya mendengar suara Gara.
"Ah.. Tidak Gara, aku hanya merasa sangat bahagia mendengar itu, aku merasa sangat dicintai. Terima kasih Gara."
"Tentu saja aku akan selalu mencintaimu, Sera. Kamu sangat berharga bagiku."