NovelToon NovelToon
Cinta Beracun Pak Gustav

Cinta Beracun Pak Gustav

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nara Diani

"Aku hamil lagi," ucap Gladys gemetar, ia menunduk tak berani menatap mata sang pria yang menghunus tajam padanya.

"Gugurkan," perintah Gustav dingin tanpa bantahan.

Gladys menggadaikan harga diri dan tubuhnya demi mimpinya menempuh pendidikan tinggi.

Bertahun-tahun menjadi penghangat ranjang Gustav hingga hamil dua kali dan keduanya terpaksa dia gugurkan atas perintah pria itu, Gladys mulai lelah menjalani hubungan toxic mereka.

Suatu ketika, ia bertemu dengan George, pelukis asal Inggris yang ramah dan lembut, untuk pertama kalinya Gladys merasa diperlakukan dengan baik dan dihormati.

George meyakinkan Gladys untuk meninggalkan Gustav tapi apakah meninggalkan pria itu adalah keputusan terbaik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nara Diani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 25

"Anak haram! Anak haram! Anak haram!" sorak sekumpulan murid SMP mengelilingi gadis bertubuh kecil dengan kacamata bulat dan pakaian lusuh.

"Woy guys ada anak haram!" teriak seorang gadis SMP memanggil teman-temannya.

Sekumpulan siswa berseragam sama berbondong-bondong datang mengerumuni anak itu yang jongkok menangis karena ketakutan.

"Oh jadi elu anak haram itu, hahaha jelek banget lo," ejek seorang murid laki-laki menendang sepatu Mita.

"Sakit jangan," lirih gadis remaja itu mengusap kakinya.

Hari pertama masuk SMP Mita langsung dibully. Semua itu karena statusnya sebagai anak haram.

Mita dua bersaudara dan dia anak terakhir. Ia terlahir di luar nikah karena ayahnya berselingkuh dengan teman kerjanya.

Kelahiran Mita membawa petaka dalam keluarga, ayah dan istrinya bertengkar hebat dan hampir bercerai, hubungan mereka retak.

Pada akhirnya ayah dan istrinya tidak jadi cerai karena anak mereka, Mita juga tetap diterima oleh istri ayahnya tetapi ia diperlakukan buruk seperti babu oleh semua orang di rumah.

Anin kakak Mita sangat benci padanya, dialah juga yang menggembar-gemborkan status Mita sebagai anak haram hingga berakhir dibully sejak kelas empat sd.

"Minggir-minggir kalian apa-apaan sih? Kasihan tahu dia ketakutan!" Mita mendongak mendengar suara halus seorang gadis.

Para murid SMP itu segera menjauh begitu Gladys meminta karena dia adalah primadona, omongannya secara otomatis selalu dituruti oleh orang-orang.

"Gladys kamu ngapain bela dia? Dia itu anak haram tahu," ujar teman Gladys kesal.

Tetapi gadis remaja cantik berkulit putih kemerahan itu tidak peduli, dia mengulurkan tangan pada Mita membantunya berdiri.

"Ayo sini aku bantu," katanya lembut, Mita menerima uluran yangan itu.

"Elly, dia juga murid di sini sama seperti kita, ini hari pertama sekolah harusnya kita saling kenalan bukan malah saling bully," sanggah Gladys.

Gadis berbandana pink yang dipanggil Elly itu mengepalkan tangan kesal.

"Kamu tidak apa-apa kan?" tanya Gladys mengulurkan selembar tisu pada Mita.

Mita menerima tisu itu degan tangan gemetar, ia lap wajahnya yang cemong karena coret-coret spidol oleh murid lain.

"Ma—makasih," ucapnya terbata-bata.

Gladys tersenyum cerah, ia bantu tepuk seragam Mita yang kotor terkena debu.

"Siapa nama kamu? Aku Gladys," ucapnya mengulurkan tangan pada Mita.

Mita mendongak, seketika ia terpesona melihat wajah lembut gadis di depannya yang tersenyum ramah. Gladys adalah orang pertama yang bicara selembut itu padanya.

"S—Sasmita panggil aja Mita," jawabnya gugup menerima uluran tangan Gladys yang lembut.

"Mita kamu mau berteman sama kami?" tawar Gladys belum sempat menjawab, Elly sudah berteriak kesal.

"Gladys! Yang bener aja masa dia gabung sama kita? Dia itu oon, bau, dekil, jelek! Aku ogah ya temenan sama kamu!" ujar Elly kesal menunjuk wajah Mita.

"Ayo Gladys kita pergi aja tinggalin dia sendiri." Elly menarik tangan Gladys pergi.

Mita menunduk sedih, hatinya nyeri, matanya memerah menahan tangis.

"Elly," tegur Gladys menarik tangannya dari Elly.

Gladys menghampiri Mita dan berkata. "Mita kalau ada apa-apa bilang ke aku ya, aku siap kok bantu kamu, sebut aja kamu teman aku ga akan ada yang berani bully kamu lagi," jelas Gladys pelan.

Netra Mita melebar, untuk pertama kalinya ia merasakan rasa hangat dan nyaman mengaliri dadanya, dengan polosnya dia mengangguk.

"Iya terima kasih Gladys cantik!" seru Mita haru.

Gladys tertawa kecil. "Aku mau ke kelas duluan bye Mita."

Gadis berkacamata itu mengangguk-angguk antusias, ia melambaikan tangannya pada Gladys dan Elly yang menjauh.

"Ngapain sih bantuin dia? Kamu gak jijik apa dia itu anak haram bahkan di keluarganya dia dibenci tahu," sungut Elly.

"Elly, dia juga anak sekolah kayak kita gaboleh gitu."

Elly menoleh pada Mita dengan sinis, sejak itu ia benci pada Mita karena telah merebut perhatian Gladys darinya.

Sejak saat itu Gladys dengan baik hati selalu membantu Mita, ia mengajarinya banyak hal, mulai dari pelajaran, cara berpakaian yang bersih dan rapi selayaknya seorang gadis, bahkan mengajarinya berhenti bersikap lemah agar tidak mudah dibully.

Karena Mita pula hubungan Gladys dan Elly renggang, Elly menjauhi Gladys karena tidak sudi dekat-dekat dengannya tetapi Gladys tidak terlalu peduli, ia tetap mau berteman dengan Mita hingga mereka beranjak dewasa.

****

Mita menangis mengingat kembali kenangan lama mereka, gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Maafin gue Gladys, gue yang bodoh, gue bahkan gak menyadari bagaimana tersiksanya elo selama ini, gue sampah gak berguna!" racau Mita memaki dirinya sendiri berkali-kali hingga sopir taxi yang ada di depan sana merasa canggung dan hanya diam tanpa berani menegur gadis itu.

Sepanjang perjalanan kembali ke kantor Mita terus menangis, setibanya di sana ia mengusap air mata dan turun dari taxi.

Rasa lapar yang semula menyerang sudah lenyap begitu saja, dengan langkah gontai Mita kembali ke divisi Marketing bermaksud menenangkan diri.

Sesampainya di sana anak-anak Marketing sedang berkumpul membahas sesuatu, karena penasaran Mita mendekat dan bertanya.

"Ada apa ini?" tanya gadis itu menatap wajah mereka.

Desi anak magang yang se divisi dengan Mita menolehkan kepala.

"Oh, ini kita baru aja dapat undangan perayaan ulang tahun perusahaan," jawab Desi menyerahkan undangan bersampul tebal dan mewah pada Mita.

Mita menerima undangan itu membaca tangal dan tempat pengadaan perayaan.

"Lusa?" gumam Mita.

"Iya setiap karyawan wajib datang, Mit. Seru loh, biasanya ada doorprize juga, tahun kemarin doorprize nya motor," celetuk Bima karyawan senior.

Mita mengangguk-angguk paham. "Ada dress code juga gak?" tanya Mit.

"Ada dong, black gold sesuai sama warna branding perusahaan kita."

"Mata kamu kenapa Mit? Merah gitu abis nangis ya?" tanya Desi yang sejak tadi memperhatikan wajah Mita.

Mita menggelengkan kepala. "Enggak nangis kok kena debu tadi abis dari luar," kilahnya nyengir lebar.

Desi mengangguk-angguk.

***

1
Myra Myra
lupakan gustac dah sesuai Ngan mu
Chung Chung
Up
Tình nhạt phai
Gokil abis!
Amanda
Seru banget deh!
Mina
Mantap jiwa banget, bikin nagih baca terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!