Arya Perkasa seorang teknisi senior berusia 50 tahun, kembali ke masa lalu oleh sebuah blackhole misterius. Namun masa lalu yang di nanti berbeda dari masa lalu yang dia ingat. keluarga nya menjadi sangat kaya dan tidak lagi miskin seperti kehidupan sebelum nya, meskipun demikian karena trauma kemiskinan di masa lalu Arya lebih bertekad untuk membuat keluarga menjadi keluarga terkaya di dunia seperti keluarga Rockefeller dan Rothschild.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chuis Al-katiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: Strategi Menyembunyikan Kekayaan Keluarga
Bab 8: Strategi Menyembunyikan Kekayaan Keluarga
Setelah percakapan serius tentang modal usaha yang disiapkan untuk Arya, Sulastri berdiri dari kursinya. Langkahnya penuh percaya diri menuju lemari kayu besar di sisi kanan ruangan. Dengan gerakan hati-hati, ia membuka salah satu laci rahasia yang menyembunyikan sebuah brankas kecil. Setelah memasukkan kombinasi angka, brankas terbuka, memperlihatkan empat buku tabungan dengan logo Bank Swiss di atasnya.
Ia membawa buku-buku itu ke meja, lalu duduk kembali di depan Arya. Tatapan matanya penuh makna, seakan ingin menekankan pentingnya apa yang akan dibicarakannya.
“Arya,” kata Sulastri sambil menyodorkan salah satu buku tabungan, “Tahukah kamu bagaimana Ibu mengelola keuntungan tahunan perusahaan kita?”
Arya berpikir sejenak. Ia tahu ibunya adalah seorang pemimpin bisnis yang strategis, tetapi detail pengelolaan keuntungan perusahaan masih menjadi misteri baginya. Setelah beberapa menit, Arya mulai menyusun jawaban.
“Ibu membagi keuntungan ke dalam beberapa persentase, kan?” kata Arya. “Mungkin untuk reinvestasi bisnis sekitar 50%, dana darurat 20%, CSR 5%, dividen pemilik 15%, pengembangan karyawan 5%, dan tabungan modal untukku 5%.”
Sulastri tersenyum tipis. “Kamu hampir benar, Arya. Tapi pembagian itu tidak sepenuhnya tepat.” Ia merapikan buku-buku tabungan itu di depannya sambil menambahkan, “Ibu membaginya menjadi delapan persentase utama. Dengarkan baik-baik.”
***
Sulastri menjelaskan dengan rinci bagaimana ia membagi keuntungan perusahaan:
Reinvestasi Bisnis: 35%
Dana Darurat: 15%
Dividen Pemilik: 10%
Pengembangan Karyawan dan teknologi: 10%
CSR: 5%
Inovasi dan Diversifikasi: 15%
Investasi di Pasar Keuangan: 5%
Tabungan Modal Arya: 5%
“Semua dana ini ditempatkan di delapan rekening bank berbeda,” lanjut Sulastri. “Empat di antaranya adalah bank lokal di Indonesia untuk operasional dan reinvestasi. Sementara itu, empat lainnya disimpan di Bank Swiss untuk tujuan jangka panjang.”
Arya mengangguk. “Ibu sudah memikirkan ini dengan sangat matang. Tapi bagaimana Ibu bisa membuka rekening di Bank Swiss? Bukankah itu sangat sulit pada era ini?”
“Ibu menyewa jasa trust internasional untuk melakukannya,” jawab Sulastri. “Tapi mereka meminta komisi yang sangat besar. Itu salah satu hal yang membuat Ibu kesal.”
Arya tersenyum mendengar jawaban itu. Ia tahu trust internasional adalah alat yang efektif, tetapi ia merasa ada cara yang lebih efisien untuk melindungi kekayaan keluarga.
“Rekening Bank Swiss ini isinya apa saja, Bu?” tanya Arya, ingin memahami lebih jauh.
***
Sulastri membuka salah satu buku tabungan dan mulai menjelaskan satu per satu:
Dana Inovasi dan Diversifikasi (15%):
Total Tabungan: 1,4 miliar dolar AS.
Dana ini disiapkan untuk memasuki industri baru, tetapi belum digunakan karena Sulastri masih ragu memilih sektor yang tepat.
Dana Investasi Pasar Keuangan (5%):
Total Tabungan: 1 miliar dolar AS.
Dana ini telah diinvestasikan beberapa kali dalam pasar saham internasional.
Dana Modal Bisnis Arya (5%):
Total Tabungan: 500 juta dolar AS.
Dana ini khusus untuk Arya memulai usahanya di masa depan.
Dana Dividen Pemilik (10%):
Total Tabungan: 1,2 miliar dolar AS.
Dividen tahunan perusahaan yang tidak pernah digunakan untuk pengeluaran sehari-hari.
Arya tercengang mendengar angka-angka besar tersebut. “Jadi, dividen perusahaan Ibu tabung semuanya? Kalau begitu, dari mana biaya hidup kita sehari-hari?”
***
Sulastri tersenyum tipis. “Arya, kehidupan kita tidak bergantung pada dividen perusahaan. Pendapatan kita berasal dari dua aset pribadi yang tidak dimasukkan ke dalam perusahaan.”
Pendapatan Brata dari Royalti Tambang:
7 miliar rupiah per tahun.
Pendapatan Sulastri dari Properti di Jakarta:
2,5 miliar rupiah per tahun.
“Kedua aset ini sengaja kami pisahkan dari perusahaan sebagai pengingat awal perjuangan kami. Ini juga menjadi dana darurat jika sesuatu terjadi pada bisnis utama,” jelas Sulastri.
Arya mengangguk, kagum dengan strategi dan kehati-hatian ibunya. Namun, ia merasa ada banyak peluang untuk melindungi dan memanfaatkan kekayaan keluarga dengan lebih baik.
***
Arya menarik napas panjang sebelum memberikan saran kepada ibunya. “Bu, saya punya beberapa ide untuk melindungi kekayaan keluarga kita dengan lebih baik, terutama di tingkat internasional. Ini juga bisa menjadi landasan untuk perusahaan internasional di masa depan.”
Sulastri menatap Arya dengan penuh perhatian. “Apa itu, Arya? Jelaskan.”
Mendirikan Perusahaan Cangkang Internasional (Shell Companies):
Arya menjelaskan bahwa perusahaan cangkang bisa didirikan di yurisdiksi dengan kerahasiaan finansial tinggi seperti Kepulauan Cayman, Bermuda, atau Panama.
“Perusahaan ini bisa digunakan untuk cross-share atau menyimpan aset baru di luar negeri. Dengan begini, aset keluarga kita tidak mudah dilacak,” kata Arya.
Trust Internasional:
Arya menyarankan agar keluarga menempatkan sebagian aset di trust yang didirikan di negara seperti Guernsey atau Seychelles.
“Ini melindungi aset dari risiko penyitaan atau pelacakan langsung.”
Mendirikan Perusahaan Holding Internasional:
Arya mengusulkan pendirian dua perusahaan holding:
Westeros Industries berbasis di Amerika atau Eropa.
Umbrella Corporation berbasis di Singapura.
“Holding ini hanya untuk anak perusahaan internasional yang akan kita bangun di masa depan. Misalnya, jika kita masuk ke industri semikonduktor, energi global, atau hiburan.”
Nominee Owners (Pemilik Proxy):
Arya menyarankan agar aset tertentu didaftarkan atas nama orang kepercayaan.
“Lebih baik menggunakan orang asing yang tidak terhubung langsung dengan keluarga kita untuk mengurangi risiko deteksi.”
Bank Swasta Internasional:
Arya merekomendasikan penggunaan bank swasta di Swiss, Singapura, atau Liechtenstein untuk menyimpan dana likuid.
“Ini menjaga likuiditas tinggi tanpa risiko pajak atau pengawasan ketat dari pemerintah.”
***
Sulastri mendengarkan setiap ide Arya dengan serius. “Arya, semua ini sangat masuk akal. Tapi untuk memulai langkah ini, kita membutuhkan orang-orang yang benar-benar bisa dipercaya.”
“Benar, Bu,” jawab Arya. “Kita harus memilih orang kepercayaan dengan sangat hati-hati. Misalnya, asisten pribadi yang kompeten dan orang asing yang berpengalaman dalam manajemen aset internasional.”
Sulastri mengangguk. “Kalau begitu, Ibu akan mulai mencari kandidat untuk asisten pribadi. Tapi kita harus memastikan bahwa setiap langkah dilakukan dengan hati-hati.”
Arya tersenyum puas. Ia tahu bahwa ibunya adalah orang yang sangat berhati-hati, dan strategi ini akan memberikan perlindungan tambahan bagi kekayaan keluarga mereka.
***
Setelah mendengarkan rencana Arya, Sulastri mengangguk dengan penuh perhatian. Ia menyadari bahwa saran putranya jauh melampaui apa yang selama ini ia pikirkan. Dalam benaknya, ia mulai membayangkan bagaimana langkah-langkah ini bisa memperkuat keamanan kekayaan keluarga sekaligus membuka peluang baru di tingkat internasional.
“Baik, Arya. Sekarang beri tahu Ibu, bagaimana kita memulai semua ini? Dari mana kita harus memulai untuk menerapkan strategi ini?” tanya Sulastri.
Arya tersenyum kecil. Ia tahu ini akan menjadi percakapan panjang, tapi ia siap menjelaskan semua secara rinci.
***
Langkah Pertama: Menetapkan Tujuan Setiap Entitas
Arya memulai dengan menjelaskan pentingnya mendefinisikan tujuan setiap entitas sebelum mendirikan perusahaan cangkang atau holding internasional.
Perusahaan Cangkang untuk Cross-Share.
Arya menjelaskan, “Bu, perusahaan cangkang sebaiknya digunakan untuk tujuan-tujuan spesifik seperti menyimpan aset non-likuid di luar negeri, seperti properti, paten, atau bahkan investasi dalam industri baru. Dengan ini, kita bisa memisahkan risiko dari aset utama di Indonesia.”
Perusahaan Holding Internasional
Arya melanjutkan, “Untuk perusahaan holding, saya sarankan mendirikan dua entitas. Pertama, Westeros Industries yang fokus pada anak perusahaan di sektor teknologi atau manufaktur di Eropa dan Amerika. Kedua, Umbrella Corporation untuk mengelola investasi di Asia Tenggara, terutama Singapura. Holding ini juga bisa mempermudah kita dalam melakukan investasi lintas negara di masa depan.”
Trust Internasional
“Untuk trust, kita bisa menggunakan ini untuk menyimpan kekayaan jangka panjang yang ingin kita wariskan ke generasi berikutnya tanpa risiko penyitaan atau pajak warisan. Aset yang masuk ke dalam trust harus benar-benar strategis, misalnya properti premium atau saham di perusahaan multinasional.”
Sulastri mencatat dengan hati-hati, merasa kagum dengan wawasan Arya yang begitu luas.
---
Langkah Kedua: Mencari Orang Kepercayaan
“Arya, bagaimana kita memastikan bahwa orang-orang yang terlibat bisa dipercaya?” tanya Sulastri dengan nada serius.
Arya sudah memperkirakan pertanyaan ini. “Bu, untuk perusahaan cangkang dan holding, kita bisa menyewa jasa konsultan internasional yang sudah terbukti reputasinya. Tapi untuk trust dan nominee owners, sebaiknya kita gunakan orang-orang yang benar-benar tidak terhubung langsung dengan keluarga kita.”
Arya memberikan saran berikut:
Nominee Owners:
Pilih individu asing dengan latar belakang profesional, seperti pengacara atau akuntan, yang terbiasa menangani struktur perusahaan kompleks.
Gunakan kontrak rahasia yang memastikan mereka hanya bertindak atas nama keluarga tanpa hak kepemilikan nyata.
Asisten Pribadi:
Rekrut seseorang yang tidak hanya kompeten dalam manajemen, tetapi juga memiliki pengalaman internasional.
“Ibu harus mencari asisten pribadi yang bisa menjadi tangan kanan Ibu untuk mengurus semua ini. Lebih baik jika mereka memiliki latar belakang hukum atau keuangan.”
Sulastri mengangguk. “Baik, Ibu akan mulai mencari kandidat asisten pribadi segera.”
---
Langkah Ketiga: Implementasi Awal
Setelah menentukan struktur entitas, Arya melanjutkan dengan langkah-langkah praktis untuk implementasi.
Mendirikan Perusahaan Cangkang
“Bu, kita bisa mendirikan perusahaan cangkang pertama di Kepulauan Cayman. Dari sini, kita bisa mulai menyimpan aset non-likuid seperti paten teknologi atau kepemilikan saham lintas negara. Sebagai contoh, jika di masa depan kita ingin masuk ke industri semikonduktor, perusahaan ini bisa menjadi payungnya.”
Memulai Holding Internasional
Westeros Industries: Arya menyarankan untuk fokus pada industri teknologi, semikonduktor, dan manufaktur.
Umbrella Corporation: Fokus pada investasi infrastruktur dan energi di kawasan Asia Tenggara.
Mengelola Trust Internasional
“Untuk trust, kita bisa bekerja sama dengan firma di Guernsey atau Jersey. Pastikan aset yang kita masukkan adalah aset yang stabil seperti properti premium atau saham yang sudah mapan.”
***
Sulastri mengangkat satu kekhawatiran. “Arya, semua ini terdengar sangat baik. Tapi bagaimana dengan risiko regulasi? Bagaimana jika pemerintah di negara-negara tersebut mengubah undang-undang dan mempersulit kita?”
Arya tersenyum. Ia tahu kekhawatiran ibunya valid. “Bu, itulah pentingnya memiliki diversifikasi lokasi. Jika Cayman atau Singapura berubah terlalu ketat, kita masih punya opsi di negara lain seperti Seychelles atau Bermuda. Selain itu, kita bisa memanfaatkan perubahan regulasi untuk keuntungan kita. Misalnya, dengan menyesuaikan struktur pajak atau memindahkan aset sebelum aturan baru berlaku.”
Sulastri terlihat berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Baiklah. Kita akan melakukannya perlahan tapi pasti. Tidak perlu tergesa-gesa.”
---
Langkah Keempat: Mengatur Sumber Pendanaan
Salah satu poin penting yang dibahas adalah sumber pendanaan untuk memulai semua langkah ini. Sulastri menanyakan, “Arya, dari mana kita akan mengambil dana untuk membiayai pendirian perusahaan-perusahaan ini?”
Arya menjawab dengan tegas, “Gunakan sebagian kecil dari dana inovasi dan diversifikasi, Bu. Sebanyak 1,4 miliar dolar AS sudah ada di rekening Swiss, jadi kita hanya perlu mengambil 10-15% dari itu untuk membiayai pendirian dan pengelolaan awal.”
Sulastri setuju. “Baik, Ibu akan mulai mengalokasikan dana untuk itu.”
---
Langkah Kelima: Perekrutan Asisten Pribadi
Sulastri menutup diskusi dengan fokus pada perekrutan asisten pribadi. “Arya, Ibu setuju kita harus mencari seseorang yang kompeten. Tapi Ibu juga butuh orang ini bisa menjaga rahasia dengan baik.”
Arya mengangguk. “Ibu, fokuslah mencari seseorang yang tidak hanya memiliki kemampuan manajerial, tetapi juga wawasan internasional. Latar belakang hukum atau keuangan akan sangat membantu.”
Sulastri terlihat berpikir sejenak. “Ibu punya beberapa kandidat, tapi Ibu ingin memastikan orang ini benar-benar loyal.”
“Jangan khawatir, Bu. Kita akan melakukan penyaringan ketat. Saya juga akan membantu Ibu menilai mereka,” jawab Arya dengan yakin.
***
Diskusi sore itu memberikan arah baru bagi Sulastri dan Arya dalam mengelola kekayaan keluarga mereka. Dengan strategi yang matang dan langkah-langkah konkret, mereka siap membawa Perkasa Group dan aset keluarga ke tingkat yang lebih tinggi, sekaligus melindungi semuanya dari risiko masa depan.
Saat matahari mulai terbenam, Sulastri menatap Arya dengan bangga. “Arya, Ibu tidak menyangka kamu akan membawa perspektif baru seperti ini. Tapi Ibu bangga. Dengan rencana ini, keluarga kita akan lebih siap menghadapi apa pun.”
Arya tersenyum, merasa bahwa inilah awal dari tanggung jawab besarnya. Ia tahu bahwa strategi ini hanyalah permulaan dari perjalanan panjang mereka.
kopi mana kopi....lanjuuuuttt kaaan Thor.....hahahahhaa