Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Elsa sangat dibuat kesal oleh kekasihnya. Padahal sudah satu minggu Elsa dan Maxime tidak bertemu, bukannya mereka bermesraan untuk melampiaskan rasa rindu. Tapi Maxime malah bercerita dengan panjang lebar tentang seorang gadis yang masih bocah.
"Pokoknya dia sangat membuat aku kesal. Setiap hari dia selalu membuat aku naik darah dan membuat kepalaku pusing. Tapi nenekku malah menyuruh aku untuk membujuknya bekerja lagi di perusahaan."
Elsa walaupun sebenarnya sangat merasa kesal karena Maxime terus membicarakan gadis yang sama sekali tidak dia ketahui namanya itu. Tapi dia mencoba untuk berpikir realistis, Maxime selalu diancam tidak mendapatkan warisan jika tidak menuruti perintah neneknya.
"Hm ya sudah kamu ikuti saja keinginan nenekmu. Tapi sepertinya nenekmu sangat menyukai gadis itu?" Elsa sangat merasa iri, gadis bocah itu bisa menarik simpati Nenek Margaretha.
"Nenekku sebenarnya orangnya sangat lembut. Mungkin dia hanya merasa kasihan kepada bocah itu." Jawab Maxime.
Saat ini mereka sedang makan malam bersama di sebuah restoran bintang lima.
"Apa dia cantik? Cantikan aku apa dia?" Tanya Elsa dengan nada cemburu.
"Emm... Tentu saja kamu lah." Maxime terpaksa berbohong, untuk menghargai perasaan Elsa. Sebenarnya jika dipoles sedikit saja, Rachel akan jauh lebih cantik dari Elsa.
Tapi secantik apapun seorang Rachel, dimata Maxime Rachel hanyalah seorang bocah. Bocah itu sangat tidak menarik untuknya.
Elsa pun tersenyum lebar ketika mendengar jawaban dari Maxime. Dia sangat merasa lega jika gadis yang sedari tadi Maxime ceritakan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dirinya. Apalagi Maxime bilang gadis itu masih bocah, itu artinya Elsa tidak perlu menganggap bocah itu menjadi saingannya.
"Elsa, apa kamu yakin tidak ingin menerima lamaranku? Aku sama sekali tidak akan melarang kamu untuk menjadi seorang model. Aku akan tetap mendukung kamu." Maxime ingin mencoba sekali lagi untuk melamar Elsa. Siapa tahu Elsa berubah pikiran.
Elsa terdiam sejenak. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Kemudian dia menjawab pertanyaan dari Maxime, "Aku belum siap untuk menikah. Aku sudah menjadi brand ambassador di beberapa brand, yang mengharuskan modelnya belum menikah. Aku harap kamu bisa memahaminya. Aku sangat mencintaimu, tapi aku belum siap untuk menikah dalam waktu dekat."
Sebenarnya Maxime sangat kecewa dengan jawaban Elsa. Tapi dia mencoba untuk memahami keputusan kekasihnya itu, "Baiklah, jika memang itu keinginan kamu. Aku tidak bisa memaksa kamu jika kamu belum siap."
Drrrrt...
Drrrrt...
Drrrrt...
Ponsel Elsa bergetar, dia segera merogoh ponselnya di dalam tas. Dia nampak terkejut ketika mengetahui siapa yang mencoba untuk meneleponnya.
Elsa pun segera berpamitan kepada Maxime, "Manager menelpon aku. Aku harus mengangkatnya."
...****************...
Setelah selesai bertelepon dengan seseorang, Elsa sedang memandangi wajahnya di cermin kamar mandi yang berada di restoran.
Mungkin karena dia teringat dengan Maxime yang melamarnya pada malam ini. Entah mengapa dia merasa takut dia akan goyah. Jangan sampai dia jatuh cinta beneran kepada pria itu.
"Kamu harus ingat tujuan awal kamu mendekati Maxime, Elsa. Kamu jangan pernah jatuh cinta kepada pria itu."
Selama ini Elsa hanya ingin memanfaatkan Maxime sebagai ATM berjalan. Dan dia memiliki rencana tertentu terhadap Maxime. Elsa berusaha keras untuk tidak termakan dengan permainannya sendiri, jangan sampai dia jatuh cinta kepada Maxime. Dan dia sedang meyakinkan hatinya bahwa dia tidak akan pernah menyesal sudah menolak lamaran pria itu.