Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 27
Setelah drama memilih gaun pengantin selesai, waktunya fiting. Zayn fitting bajunya di ruangan sebelah, Hasha di ruangan yang sama tapi ada bilik ganti baju yang lumayan besar dalam ruangan tersebut. Ia memakai gaun tersebut dibantu oleh salah satu karyawan.
Selesai memakai gaun pengantin tersebut, Hasha melihat pantulan dirinya di cermin. Hasha tertegun, dia terlihat sangat cantik dalam balutan gaun putih yang indah itu. Seperti yang dikatakan oleh karyawan di sebelahnya.
"Anda cantik sekali nona, gaun cocok sekali untuk anda." puji karyawan itu. Sebagai sesama perempuan tentu dia sangat iri pada Hasha. Mereka yang bekerja di butik terkenal ini, kebanyakan hanya bisa bermimpi mengenakan gaun dari toko ini. Tentu karena tak sanggup membelinya. Gaji mereka setahun pun masih belum sanggup. Butik ini baju-bajunya hanya di rancang untuk orang-orang berduit.
Pintu ruangan terbuka, Zayn masuk dari ruangan sebelah dengan penampilan yang tak kalah sempurna dari Hasha. Kedua karyawan itu sampai tak berkedip melihat betapa tampannya Zayn, sedangkan laki-laki itu sendiri sangat terpukau melihat Hasha memakai gaun pengantin, kedua matanya tidak mengedip sama sekali. Hasha cantik sekali memakai gaun pengantin itu.
"Cantik sekali," spontan Zayn memuji Hasha sembari tersenyum menatap wanita itu.
Hasha mengangkat dagunya tinggi-tinggi.
"Iya dong. Keluarga Hasha kan good looking semua." balas wanita itu menyombongkan diri. Zayn terkekeh.
Percaya diri sekali, tapi memang benar.
"Ya ampun Hashaa! Kamu cantik sekali sayaang!" Suara heboh itu milik bunda Zayn.
"Zayn! Ganteng sekali kamu nak!" dan suara heboh yang satunya lagi adalah suara mama Hasha. Mereka muncul bersamaan. Hanya dua ibu-ibu heboh itu. Yang lain tidak.
Mereka mendekati Zayn dan Hasha dengan senyuman bangga.
"Duh, kalian emang pasangan yang serasi banget. Nggak kebayang cucu kita pasti cakep dan lucu-lucu ya jeng." seru mama Hasha membuat Hasha melotot lebar.
"Ma, nikah aja belom, malah udah ngomong cu ..." perkataan Hasha langsung terhenti saat bertatapan dengan mata tajam Zayn. Ia ingat dirinya sudah tidak perawan lagi. Kemungkinan hamil itu ada.
"Tenang aja sayang, putra bunda ini sehat banget. Lihat, tubuhnya juga bagus. Setelah kalian nikah nanti bunda jamin kamu pasti akan langsung hamil. Mau berapa anak, request aja sama suami kamu ini. Pasti dikabulin.
Haiss, bunda Ria sama aja kayak mamanya. Dia kan jadi malu. Si Zayn malah senyum-senyum. Pasti senang banget lihat dia mati kutu begini.
"Hasha udah kepanasan banget, mau ganti baju aja." kata Hasha cepat-cepat masuk ke bilik ganti lagi.
"Astaga sayang, kenapa harus cepat-cepat sih? Zayn pasti masih pengen lihat calon isterinya pake gaun pengantin." Hilda berseru lalu terdengar gelak tawanya yang kuat bersama dengan bunda Ria
Hasha merengut sebal dari dalam bilik ganti. Bisa-bisanya dua emak-emak itu bersatu membuatnya nggak berkutik kayak gini. Selesai mengganti bajunya, Hasha bersiap-siap keluar, namun terhenti sebentar saat ponselnya berdering.
Dari Sindy. Langsung Hasha angkat. Ia penasaran bagaimana keadaan temannya itu sekarang. Terakhir kali yang kasus Sindy dikasari Zayn itu Hasha sempat menghubungi untuk bertanya tentang uang yang ingin Sindy pinjam darinya, tapi hape Sindy tidak aktif waktu itu jadi Hasha tidak dapat menghubunginya lagi.
"Sindy? Kamu di mana, kok baru aktif? Mama kamu sakit lagi? Di rumah sakit mana? Ya udah, aku ke sana sekarang ya."
Sambungan terputus. Hasha keluar.
"Kamu mau kemana Hasha?" Ria bertanya menatap sang putri yang bergegas hendak keluar ruangan itu. Padahal dia dan bundanya Zayn baru saja sampai. Belum juga sepuluh menit duduk.
"Temen Hasha mamanya masuk rumah sakit ma, Hasha mau ke sana sekarang."
"Teman siapa?"
"Sindy." Nama itu membuat Zayn yang baru keluar dari bilik gantinya berubah. Wajah Zayn berubah datar.
Sindi. Ia ingat sekali nama itu. Ada rencana busuk apa lagi dia? Zayn tersenyum miring lalu cepat-cepat meraih pergelangan tangan Hasha yang hendak pergi.
"Kamu dilarang pergi." gumam pria itu pelan dan penuh tekanan. Kedua wanita paruh baya yang duduk di sana tidak mendengar. Namun mereka saling bertukar pandangan bingung, mereka dapat merasakan ada ketegangan yang terjadi antara Zayn dan Hasha.
"Hasha harus pergi. Bang Zayn lepasin." ucap Hasha bersikeras mau pergi namun cekalan Zayn ditangannya sangat kuat. Kalau sudah begini, laki-laki itu tak dapat dibantah.
Hasha pun melemparkan tatapan kekesalannya ke pria itu.
"Bunda, mama, aku anterin Hasha." ucap Zayn. Ia tak canggung lagi memanggil Hilda dengan sebutan mama. Toh pernikahannya dengan Hasha tinggal menghitung hari.
"Ya udah, pergilah. Baju pengantin kalian biar bunda sama mama Ria yang urus."
Zayn pun menarik Hasha keluar dari tempat itu.
"Bang Zayn beneran mau anterin Hasha ketemu Sindy?"
"Dalam mimpimu." balas Zayn membuat raut wajah Hasha berubah. Ia kesal setengah mati.
"Kalo bang Zayn nggak mau anterin Hasha bisa sendiri! Hasha mau turun aja!"
"Jangan coba-coba turun Hasha." ancam Zayn. Ekspresinya sangat serius. Tak ada senyum dalam ekspresinya. Bukan karena marah ke Hasha. Namun marah pada perempuan bernama Sindy yang tak ada kapok-kapoknya itu. Rupanya Zayn memang harus buat dia menyesal.
"Bang Zayn kenapa sih? Kenapa larang-larang Hasha ketemu teman Hasha? Kenapa bang Zayn nggak suka sama Sindy?!" Hasha kesal sekali.
"Karena dia adalah pelaku yang menaruh obat perangsang di minuman kamu waktu itu! Dia ingin menjualmu pada laki-laki brengsek, dia juga sengaja menaruh obat di minuman saat di restoran waktu itu! Dia tidak lebih dari sekadar wanita jahat Hasha!"
Suara Zayn yang keras membuat Hasha syok. Selain ketakutan, dia juga kaget seolah tidak percaya pada semua yang Zayn katakan. Hasha menggeleng-geleng tidak percaya.
"Nggak, nggak mungkin. Sindy selalu baik sama Hasha, bang Zayn pasti salah." kata Hasha masih dalam keadaan syok.
Zayn yang sadar sudah bersuara tinggi dan membuat Hasha ketakutan langsung memeluk wanita itu.
"Maaf, nadaku tinggi sekali tadi. Kamu pasti kaget." gumam Zayn menyapu-nyapu punggung belakang Hasha.
"Bang Zayn bohong kan? Sindi nggak mungkin jahatin Hasha kan?"
"Wanita itu memang jahat. Kalau kamu mau bukti aku punya." gumam Zayn lagi terus menyapu-nyapu punggung Hasha. Ia merutuki dirinya sendiri yang tidak tahan hingga bersuara dengan nada tinggi.
"Aku nggak mungkin biarin wanita yang aku cintai dibodohi dan disakiti oleh orang jahat."
Kalimat Zayn membuat Hasha terdiam. Ia melepaskan pelukannya dari Zayn dan menatap pria itu lurus-lurus.
"Ba ... Bang Zayn bilang apa tadi?
"I love you." Hasha masih terdiam dalam rasa kagetnya, dan Zayn langsung menyerangnya dengan ciuman panas.