Rea, wanita polos yang tidak paham soal begituan.
"Tuan, kenapa punya tuan jadi keras?"
"Astaga Rea, apa kamu belum pernah melihat yang seperti itu?" Rea menggeleng.
"Tuan kenapa buka-buka, saya malu!"
***
Kisah seorang wanita yang dijadikan sebagai penghangat ranjang majikannya dengan gaji yang mahal. Sebenarnya Rea ingin menolak, tapi mengingat jika sang ibu membutuhkan biaya untuk berobat akhirnya Rea pasrah.
Lalu bagaimana jika semakin lama Rea menggunakan perasaannya pada sang Tuan muda? Rasa cinta yang tidak seharusnya datang itu terus saja mengalir begitu deras.
Apakah Rea akan mendapatkan balasan dari Tuan Kenzo yang nyatanya memang sudah tertarik pada Rea sejak pertama kali bertemu.
Jangan lupakan jika Kenzo seorang Casanova yang sudah sangat berpengalaman dengan dunia wanita.
Simak kisah cinta rumit Kenzo dan Rea hanya di sini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Happy Reading.
Rea terjatuh ketika seseorang dengan sengaja mendorongnya.
"Awww!"
"Eh, Maaf! Aku tidak sengaja!" Ujar wanita itu sambil tertawa mengejek.
Rea mengernyit menahan sakit ketika merasakan kakinya di injak oleh teman Britney itu.
"Dia tuh memang pantasnya berlutut seperti ini!"
"Walah, kasihan Britney, jangan gitu donk, nanti bajunya kotor, itu kan baju mahal, tapi kalau mahal-mahal cuma dibeliin ya sama saja! Hahaha!"
"Dasar wanita kampungan, kamu cocoknya hanya di lantai, seperti ini!" Sekali lagi, Hillary menginjak kaki Rea.
"Aww, kalian ini tidak punya hati nurani ya?"
Rea yang sudah tidak bisa menahan kesal akhirnya berusaha berdiri dan mendorong tubuh Britney dan sahabatnya itu.
"Kalau aku pantas di lantai, kalian pantasnya dimana? Di kolong sampah! Ingat ya, jangan harap aku melupakan kejadian ini dan semua perlakuan kalian akan ku balas! Kalau aku kampungan kalian apa?? Hah?"
Britney berjenggit kaget melihat Rea yang berani melawannya.
"Dan aku bisa meminta tuan Kenzo memecat kalian sekarang juga karena berani menyelakai wanitanya!" Rea menyeringai. Membuat Britney dan sahabatnya ketakutan.
"Eehh,, nggak usah sok nakut-nakutin kamu!"
"Iya, karena posisiku lebih kuat daripada kamu!" Sahut Britney bangga. Wajahnya diangkat keatas menampakkan kesombongan dan keangkuhannya.
"Heh, lihat saja nanti!" Rea langsung meninggalkan mereka berdua dengan langkah sedikit tertatih.
Apakah mereka mengira jika Rea akan takut? Tidak akan, Rea sudah terbiasa hidup di dunia yang keras. Kemiskinan juga sudah dia rasakan sejak kecil, dan hal itu membuat Rea menjadi kuat.
Dengan langkah tertatih Rea berjalan menuju lift dan turun kelantai bawah. Dia akan meminta salep untuk kakinya yang tadi di injak dengan sengaja oleh Britney.
Rea sudah sampai dilantai bawah dan langsung berjalan keluar menuju pos satpam. Jalannya sedikit tertatih dan menahan nyeri.
"Sial, dua wanita itu kenapa bar-bar sekali!" Gerutu Rea.
"Neng, kenapa tuh kakinya?" Tanya salah seorang satpam.
"Ini pak, tadi di injak seseorang, apa Bapak-bapak punya salep?" Tanya Rea.
"Oh, ada neng, sebentar Bapak ambilkan," salah seorang satpam masuk ke dalam dan mengambilkan salep untuk Rea.
Rea mengoleskan salep itu dan sedikit memijitnya. Sungguh dia kesal sekali, kenapa wanita-wanita yang dekat dengan Kenzo selalu bersikap bar-bar seperti itu. Tidak Susi, tidak juga Britney dan sahabatnya. Dan mungkin masih banyak Susi-susi lain lagi diluar sana yang harus dia hadapi semenjak Tuan Kenzo menunjuknya sebagai asisten pribadi.
'Huh, ternyata tidak enak juga menjadi pasangan orang terkenal!' harus jadi lebih kuat nih!' gerutu Rea dalam hati.
Setelah selesai mengoleskan salep itu, Rea mengembalikan pada satpam dan dia langsung memutuskan untuk duduk di kursi yang ada di samping pos satpam.
"Neng, orang mana?" Tanya satpam tadi.
"Saya dari kampung pak," jawab Rea sopan.
"Owh, jadi disini mau nyari kerja ya neng?" Rea hanya mengangguk saja.
"Kalau mau kerja di perusahaan ini sulit neng, tidak sembarang orang bisa kerja, seleksi nya juga ketat," Rea ber-oh ria.
"Jadi nggak bisa masuk gitu aja ya pak?" Tanya Rea.
"Iya neng, susah,,, apalagi kalau sudah dikeluarkan dari perusahaan secara tidak terhormat, pasti akan sangat sulit bisa mendapatkan pekerjaan kembali," jawab satpam itu.
Setelah merasa baikan kakinya, akhirnya Rea memutuskan untuk kembali ke ruangan Kenzo karena Kenzo juga sudah meminta Rea untuk naik ke lantai atas.
"Saya permisi dulu ya bapak-bapak, terima kasih untuk salep nya," ujar Rea kemudian kembali masuk kedalam kantor lagi.
Rea sudah bisa berjalan dengan normal kembali, meskipun masih sedikit nyeri tapi bisa untuk berjalan tegak.
Rea berpapasan dengan teman sekaligus kolega Kenzo, Rea menunduk untuk menyapanya. Kemudian masuk ke dalam ruangan Kenzo.
"Kamu dari mana? Belanja apa?" Tanya Kenzo saat melihat Rea masuk tanpa membawa apa-apa.
"Saya tidak membeli apa-apa Tuan," jawab Rea duduk di sofa.
"Kenapa?" Tanya Kenzo heran. Jika biasanya para wanita Kenzo suka belanja dan menghabiskan uangnya, tapi Rea berbeda.
"Karena saya tidak mau dan tidak ada yang perlu saya beli," jawab Rea menatap ke atas meja. Dia melihat sebuah ponsel disana.
"Kamu memang spesial," Kenzo mengecup kepala Rea kemudian berdiri. "Aku mau ke kamar mandi dulu," diapun beranjak meninggalkan Rea.
Rea penasaran dengan ponsel di atas meja itu dan mengambilnya. "Sepertinya ini milik dua tamu Tuan Ken," gumam Rea. Kemudian menyentuh layarnya.
Rea melihat foto salah satu kolega Kenzo yang bernama Axelo bersama dengan wanita yang sangat cantik, mereka terlihat serasi di walpaper itu.
"Ah, sebaiknya aku kembalikan, pasti tuan tadi akan kebingungan karena ponselnya tertinggal!" Rea berdiri dan keluar dari ruangan itu.
Sedangkan Kenzo sudah keluar dari dalam kamar mandi, keningnya mengkerut karena tidak melihat keberadaan Rea. Pria itu berjalan ke arah meja kerjanya dan menghidupkan laptop untuk melihat CCTV di segala penjuru perusahaan itu.
Mata Kenzo memicing ketika melihat Rea yang berbicara dengan Axelo, entah kenapa ada rasa tidak suka di hati Kenzo ketika melihat wanitanya berinteraksi dengan pria lain.
"Sebenarnya perasaan apa ini?" Gumam pria itu.
Bersambung