Return 1984: Mulai Dari Sultan Perkebunan
12 Desember 2025
Di sebuah taman kecil di sudut jalan raya New York City, kota metropolitan terbesar di Amerika Serikat, seorang pria paruh baya duduk termenung di atas bangku kayu yang mulai lapuk oleh cuaca. Tubuhnya yang sedikit gemuk dibalut mantel musim dingin, wajahnya suram, dan matanya kosong menatap ke kejauhan, seakan mencari jawaban yang sudah lama hilang.
Pria itu bernama Arya Perkasa, seorang teknisi senior di perusahaan raksasa Tesla. Di atas kertas, Arya memiliki segalanya: gaji besar, jabatan prestisius, dan akses ke teknologi mutakhir yang hanya segelintir orang di dunia bisa sentuh. Namun, di balik itu semua, hidupnya adalah potret kesepian yang tak terkatakan.
Dia tidak memiliki rumah, kendaraan, atau aset berharga. Hidupnya hanyalah rutinitas kerja tanpa henti. Tidak ada keluarga untuk berbagi suka dan duka. Tidak ada istri atau anak yang menyambutnya pulang di penghujung hari. Arya adalah manusia yang berjalan tanpa tujuan di tengah gemerlapnya kota besar.
Sore itu, dia kembali terjebak dalam pusaran kenangan. Masa lalunya. Sebuah bab kehidupan yang tidak pernah bisa ia tinggalkan.
Dia tumbuh di sebuah kota kecil di Sumatera Selatan, di rumah dinas asrama polisi yang tak lebih besar dari kotak sepatu. Ayahnya adalah seorang polisi dengan gaji kecil, sementara ibunya, seorang mantan akuntan perusahaan sawit besar, terpaksa berhenti bekerja setelah mengalami komplikasi pasca melahirkan Arya. Keluarga mereka hidup dalam keterbatasan, dan hingga kedua orang tuanya meninggal dunia, mereka tidak pernah memiliki rumah sendiri.
Saat Arya beranjak dewasa, kehidupannya yang semula tenang berubah menjadi mimpi buruk. Ayahnya, seorang pria yang penuh integritas, meninggal dunia dalam sebuah insiden penembakan. Dia tertembak saat menangkap seorang bandit, atau begitulah cerita resminya. Tetapi bagi Arya, ada sesuatu yang tidak beres. Instingnya mengatakan ada pengkhianatan di balik kematian ayahnya.
Dia menyelidiki secara diam-diam, dan yang ia temukan menguatkan dugaannya: ayahnya dijebak oleh anak buahnya sendiri, seorang polisi berpangkat rendah tetapi hidup serba mewah. Mobil-mobil mewah, rumah besar, dan perkebunan sawit yang luas tidak mungkin berasal dari gaji polisi biasa. Kebenaran itu menghancurkan Arya. Namun, ia tidak berdaya melawan sistem.
Tak lama setelah itu, ibunya, yang sudah sakit-sakitan, meninggal dunia. Arya kehilangan segalanya.
Kehidupan setelah itu hanyalah perjuangan untuk bertahan hidup. Dia bekerja keras untuk membangun kariernya hingga berhasil masuk Tesla, tetapi rasa hampa itu tidak pernah hilang.
“Apa gunanya semua ini?” gumam Arya dalam hati, tatapannya tertuju pada langit senja yang mulai gelap. “Andai saja aku bisa mengubah segalanya…”
Namun, sebelum Arya tenggelam lebih jauh dalam pikirannya, sesuatu yang aneh terjadi. Di depannya, udara mulai bergetar seperti cermin retak. Retakan itu dengan cepat membesar, berubah menjadi lubang hitam raksasa sebesar truk. Arya hanya bisa melongo, tubuhnya terpaku di tempat. Sebelum ia sempat berpikir atau bergerak, gravitasi dari lubang hitam itu menariknya dengan kekuatan luar biasa.
“Apa-apaan ini?!” teriaknya panik, tetapi suaranya lenyap ditelan kekosongan.
Dalam hitungan detik, tubuh Arya tersedot ke dalam lubang hitam, dan taman itu kembali sunyi seperti sebelumnya. Lubang hitam itu menghilang tanpa meninggalkan jejak, seolah tidak pernah ada.
---
Ketika Arya membuka matanya, dia mendapati dirinya melayang di ruang yang gelap dan hampa. Tidak ada atas, tidak ada bawah, hanya kegelapan yang tak berujung. Namun, di kejauhan, ada titik-titik cahaya yang perlahan mendekat. Cahaya-cahaya itu mirip bintang, tetapi semakin dekat, Arya menyadari bahwa itu adalah sosok manusia—jutaan manusia yang bercahaya seperti bintang.
“Di mana aku…?” gumam Arya, tubuhnya gemetar di tengah kehampaan.
Tiba-tiba, suara aneh seperti dentingan lonceng memenuhi ruang itu. Suara itu tidak seperti apapun yang pernah didengar Arya. Kata-kata asing terdengar dari suara itu, namun satu kalimat tiba-tiba menjadi jelas di telinganya:
“Kalian akan menyatu dengan doppelganger kalian dan dikirim ke paralel masing-masing. Nikmati kehidupan baru... dan hukuman dari kami.”
Doppelganger? Hukuman? Arya bahkan tidak sempat memproses apa yang dikatakan suara itu ketika cahaya di sekitarnya mendadak berputar. Sebuah sosok bercahaya muncul di depannya, dan Arya terkejut melihat wajah itu. Itu dirinya—atau lebih tepatnya, dirinya ketika berusia 10 tahun!
Tubuh Arya ditarik ke arah sosok itu, dan mereka menyatu. Rasanya seperti dibakar hidup-hidup. Rasa sakit yang begitu hebat menusuk seluruh tubuhnya. Arya ingin berteriak, tetapi tidak ada suara yang keluar. Kesadarannya perlahan memudar.
---
Ketika Arya membuka matanya lagi, dia mendapati dirinya terbaring di atas ranjang sederhana dengan perban melilit kepalanya. Pandangannya kabur, tetapi ia bisa melihat kalender di dinding di seberang ruangan.
"1984...? Januari 1984?" Arya bergumam, suaranya serak. Dia memicingkan mata, memastikan apa yang dilihatnya benar.
Seketika, gelombang kesadaran menghantam dirinya. “Aku kembali ke masa lalu. Apakah aku terlahir kembali?”
Pertanyaan itu menggema dalam benaknya. Arya merasakan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya: peluang. Peluang untuk mengubah segalanya.
“Jika ini benar, aku akan memastikan hidupku berbeda. Aku akan merebut setiap kesempatan yang ada… dan kali ini, aku tidak akan gagal.”
Dengan tekad membara, Arya mulai menyusun rencana besar di dalam kepalanya. Kehidupan lamanya memang penuh kegagalan, tetapi kali ini, dia akan menciptakan dunia yang sepenuhnya baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Ozie
awal cerita yang memerlukan banyak gelas kopi...
kopi mana kopi....lanjuuuuttt kaaan Thor.....hahahahhaa
2024-12-07
0
Sri Sudewi
lanjut thor
2024-11-28
1