Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Si*l si*l.... Gue ngak percaya Galang sudah menikah dengan perpuan udik itu, apa bagusnya coba, cantikan juga gue." amuk Dini tidak Terima, jelas jelas Galang sudah bilang tidak pernah tertarik dengan dirinya, emang Dini nya saja yang terobsesi.
"Gue bilang juga apa, loe sih, terlalu agresif, Galang ngak suka sama cewek agresif dan juga berpakaian terbuka kaya loe ini." ucap temannya.
"Dian loe! loe tau apa ha..." amuk Dini tidak Terima di kasih tau oleh temannya itu.
"Terserah loe, di kasih tau malah marah, dasar kepala batu otak udang, yok... Kita tinggalin aja." ujar teman Dini menatap kesal kepada Dini.
"Pergi sana, pergi! gue ngak butuh kalian! " pekik Dini marah.
Teman teman Dini meninggalkan Dini di sana seorang diri, percuma bicara baik baik sama orang modelan Dini yang sok cantik, egois, sok kaya dari teman temannya dan sok paling dekat dengan Galang, justru Galang sendiri tidak pernah merasa dekat dengan dirinya.
"Dasar manusia sampah, awas kalian klau butuh gue, gue ngak sudi menolong kalian." maki Dini.
Sudah biasa bagi Dini memaki dan marah marah tidak jelas kepada teman temannya, lama lama temannya juga merasa jengah dengan kelakuan Dini tersebut.
"Tumben ngajak nyonya, kemari? " tanya Toni.
"Biar ngerasain malam minggu yang berbeda ya, sayang." kekeh Galang merangkul bahu Sahira.
"Iya, pengen lihat mas balapan." kekeh Sahira.
"Klau kalian balapannya membawa pasangan masing masing gimana? " usul seseorang.
"Boleh juga tuh." semangat Toni.
"Gimana, sayang? " tanya Galang dia takut sang istri akan takut balapan dengan dirinya, Galang tidak akan memaksa klau istrinya tidak nyaman.
"Boleh." senang Sahira penuh binar.
"Sorak sarai penonton di luar lapangan mendukung para jagoan mereka masing masing, namun paling banyak adalah pendukung Galang.
Mereka semakin terpekik melihat Galang menggandeng seorang wanita cantik dan tanpa gengsi Galang memasang kan helm di kepala Sahira, makin membuat para pendukung Galang itu terpekik kegirangan melihat keromantisan Galang itu.
Namun tidak dengan Dini, gadis itu semakin murka melihat keromantisan mereka itu.
"Awas loe gadis udik, gue bakal merebut Galang dari hidup loe, loe tunggu saja pembalasan dari gue." geram Dini melihat kemesraan Galang dan Sahira.
Sementara di arena balap sana, Galang sudah bersiap siap menggeber geber motornya, dan tangan Sahira sudah membelit erat di perut Galang.
Setelah mendapat aba aba dan pelepasan tembakan ke udara, motor Galang lansung melaju dengan kencang meninggalkan satu persatu lawannya.
Putaran demi putaran Galang lalui dengan sangat mulus, tanpa ada hambatan sedikit pun.
Semangat Galang semakin menggelora karena ada sang istri yang menemaninya balapan kali ini.
Namun di treat Akhir Galang ketinggalan dari pembalap lainnya, namun Galang tidak terlihat panik sama sekali, dia terus memacu motornya dengan tanpa ragu.
Dan Sahira sesekali membuka dan menutup matanya, ada rasa takut dan sekaligus rasa penasaran melihat laju motor balap itu, namun Sahira merasa sangat bahagia dan bisa mencoba ikut balapan, walau bukan dirinya yang membawa motor, jadi penumpangnya pun Sahira sudah sangat bahagia, apa lagi ikut balapan bersama suami tercintanya.
Sedikit lagi garis finish, motor Galang lansung melaju pesat dan meninggalkan lawannya yang tadi bisa menyamakan kedudukannya dengan Galang, Galang memberi sedikit kebanggaan kepada lawannya itu, sebelum dia mengalahkan dengan sangat apik.
"Sial! selalu saja tidak bisa di kalahkan, walau sudah berbagai cara di lakukan, dia memang benar benar sang juara." gumam lawan Galang itu.
"Sorry bro, gue menang lagi." seru Galang tidak enak hati.
"Santai bro, ini hanya permainan, permusuhan kita cukup hanya di arena balap, tapi di luar kita tetap rekan kerja." kekeh lawan Galang tersebut.
"Tentu bro." ucap Galang tersenyum hangat dan metangkul lawannya dengan hangat.
"Siapa nih bro." tanya lawan Galang itu melirik Sahira sekilas saja.
"Istri gue bro." sahut Galang dengan pasti, dia bangga memperkenalkan istrinya kepada orang banyak.
"Huaaa.... Serius! " kaget laki-laki yang tidak kalah jauh tampannya dari Galang itu.
"Serius lah, mana ada di kampus gue bohong." kekeh Galang.
"Betul juga, tapi kenapa loe ngak ngundang undang? " tanya teman Galang itu.
"Kami baru akan mengadakan pesta pernikahan kami bulan depan." santai Galang.
"Wiiihhh... Mantab lah itu, jangan lupa undang gue." oceh temannya itu.
"Tenang aja bro, pasti sampai kok undangannya ke tangan loe." ujar Galang mengacungkan ibu jarinya.
"Lang, ini hadiah nya." ujar Toni bersemangat membawa beberapa gepok uang hasil balapan Galang itu.
Galang menerimanya, dan mengembalikan dua gepok kepada Toni lagi, sebagian buat kalian, dan sebagian untuk kas kita." ucap Galang.
"Wiiihhh... Makasih bro, loe emang yang terbaik." puji Toni senang hati.
Galang hanya diam saja, dan menyerahkan sebagian uang yang masih ada di tangannya kepada sang istri.
"Pegang, sayang, buat jajan kamu." santai Galang.
"Sebanyak ini! " pekik Sahira melongo.
"Tentu saja, apa kah itu kurang? nanti mas tambahin lagi." ucap Galang
"Haa... Ehhh.. N-ngak kok ngak." kaget Sahira, ya kali uang sebanyak itu kurang, memang dia mau membeli apa, bisa menghabiskan uang sebanyak itu dalam sehari, agak lain suaminya itu, pikir Sahira.
"Ya sudah, klau gitu ayo kita ke suatu tempat." agak Galang menarik lembut tangan sang istri.
"Masih ada lagi? " tanya Sahira bingung.
"Masih, tapi ini benaran hanya menghabiskan waktu malam mingguan kita, ngak ada acara balapan lagi." kekeh Galang.
"Ooh... Baiklah." ucapan Sahira mengikuti kemanapun di ajak sang suami, dia mah senang senang aja di ajak kemanapun oleh Galang, karena bersama Galang lah dia bisa menikmati hidup, dan mencoba banyak hal, termasuk tau pergi malam mingguan Galang juga lah yang mengajarkannya.
Bersambung....
Huaaa... Akhirnya mamak bisa up tiga episode...
Semoga kalian suka ya.
Jangan lupa like komen dan vote.
Jangan pelit pelit kasih bintang 5 ya... 😘😘😘