Yang bocil minggir dulu ya🙃
Sinopsis 👇
Mina tidak tahu ada apa dengan hubungan kakak dan kakak iparnya. Di luar mereka tampak baik tapi sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu.
Berawal dari penasaran, Mina memutuskan menyelidiki keduanya. Ternyata benar. Di apartemen tempat tinggal mereka, mereka bahkan tidur terpisah. Mina yang dasarnya mulut ember itu ingin melapor ke mamanya. Sayangnya sebelum berhasil, ia ketahuan oleh Foster, kakak iparnya.
Dan yang tidak pernah Mina duga, Foster malah memaksanya bermain api dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 25
Mina mengelus junior Foster dengan sangat lembut. Membuat pria itu bergetar. Tapi sesudah itu ia berhenti karena malu dan bingung bagaimana melanjutkan. Apalagi benda itu sudah berdiri tegak dan terlihat gagah perkasa, sampai-sampai otak Mina mulai berpikir bagaimana caranya benda sebesar itu bisa masuk ke vag*na wanita?
"Kenapa berhenti? Ayo lanjutkan," desis Foster. Ia terus menunggu gadis itu menyentuhnya. Sementara Mina hanya menatapnya. Foster mendesis geram, lalu diambilnya tangan Mina lagi agar menyentuh miliknya.
"Benda ini sedang menunggumu memainkannya, sayang." suara pria begitu menggoda.
"Jangan malu, sudah kubilang akan mengajarimu kan? Bergeraklah."
Diawali dengan ragu-ragu, akhirnya Mina menurut. Tangannya kembali bergerak, mengelus perlahan, lalu mulai bergerak naik turun.
"Ngghh ... Heemmm ..." Foster melenguh. Mulutnya terbuka dan matanya menatap ke atas merasakan kenikmatan luar biasa yang memenuhi dirinya.
"Le ... Lebih cepat ... " gumamnya.
Mina menurut lagi. Akal sehatnya sudah hilang. Erangan nikmat Foster karena perbuatannya entah kenapa membuatnya makin tertantang untuk memberikan kepuasan yang dahsyat bagi pria itu. Tangannya bergerak naik turun makin cepat, mengocok benda itu dengan caranya sendiri.
"Ahhh ... Ya begitu ... Sstt ..." gerakan Mina makin cepat lagi beriring dengan erangan kuat Foster yang hampir mencapai puncaknya.
"Aahkkk ..." desah Foster panjang ketika mendapatkan pelepasan pertamanya. Wajahnya berkeringat banyak. Cairan cukup banyak menyembur keluar dari juniornya. Setelah keluar semuanya, ia menatap Mina. Napasnya masih terengah-engah. Apa ini? Gadis itu betul-betul berbeda dengan wanita-wanita yang pernah memainkan miliknya.
Bisa dibilang para wanita itu memang jauh berpengalaman dibanding Mina, tapi Foster tidak pernah benar-benar menikmati. Tidak ada rasa. Wanita-wanita tersebut tidak ada satupun yang bisa menaklukan hatinya. Sedangkan Mina, walau tidak berpengalaman sama sekali, pria itu menikmati setiap sentuhannya. Rasa yang Mina berikan berbeda. Ia belum pernah merasakan jantungnya berdetak tak karuan seperti ini, hanya gara-gara seorang gadis. Ia tidak ragu lagi, mulai saat ini, Mina akan jadi satu-satunya wanita dalam hidupnya. Ia bersumpah.
Foster lalu mengecup singkat bibir Mina dan menarik gadis itu duduk ke pangkuannya seperti waktu itu, kemudian memeluknya. Mina mati-matian menahan napas karena perutnya langsung bersentuhan dengan kejan t a nan Foster yang masih terekspos.
"Terimakasih, aku sangat puas." pria itu bergumam ditelinganya. Mina sendiri entah kenapa merasa hatinya berbunga-bunga mengetahui kakak iparnya puas dengan permainannya.
"Tapi kau harus tahu, kepuasanku belum lengkap karena aku belum berhasil menancapkan milikku ini ke dalam lubangmu." ucap Foster lagi dengan suara seraknya. Kini Mina tersipu malu.
"M ... Memangnya benda sebesar itu bisa masuk ke dalam milikku? Bagaimana caranya?" pertanyaan polos tersebut membuat Foster tersenyum menyeringai, dan Mina tersadar seketika.
Astaga! Ia benar-benar sudah gila. Kenapa malah bertanya begitu? Mina merutuki dirinya sendiri. Dasar bodoh. Salahkan dirinya yang sudah sangat terlena oleh kegagahan pria ini.
"Kalau kau penasaran, kita bisa mencobanya sekarang." goda Foster. Mata Mina berkedip-kedip. Kemudian dengan gerakan cepat ia berpindah ke jok sebelah.
"A ... Aku sudah capek, ayo pulang saja." serunya cepat-cepat mengalihkan arah pembicaraan Foster. Kalau begini terus, bisa-bisa mereka betul-betul akan berakhir di hotel. Jujur walau pria itu sangat amat menggoda imannya, Mina belum siap seratus persen. Ia masih malu dan takut.
Foster menatap gadis itu lama. Benar, wajah Mina sudah terlihat kelelahan. Pria itu tidak akan memaksa lagi. Kesehatan Mina adalah nomor satu.
"Ya sudah. Ayo pulang sekarang. Lain kali baru lanjutkan pembicaraan yang tadi." ucapnya tak lupa mengedipkan mata menggoda ke Mina. Mina terus menahan rasa malunya. Ia tidak pernah membayangkan sebelumnya kalau dirinya akan menjalani hubungan terlarang dengan kakak iparnya sendiri. Hubungan tanpa status, yang hanya saling memberikan kenikmatan.
Foster kembali merisleting celananya lalu siap-siap menyalakan mesin mobil dan meninggalkan tempat itu. Suasana pasar malam masih ramai.
"Kak Foster," Mina memanggil nama itu dengan nada lembut. Foster yang tengah menyetir meliriknya sesekali.
"Mm?"
"Masalah kantor, aku minta maaf. Gara-gara aku perusahaan kakak rugi besar dan yang lain hampir dipecat." ucap Mina tertunduk bersalah. Ia pikir masalah yang terjadi hari ini karena ulahnya sendiri.
"Bukan salahmu. Statusmu masih mahasiswi magang. Atasanmu yang tidak becus, tidak mengikuti perintah. Harusnya pekerjaan sepenting itu tidak perlu kalian yang melakukannya. Jangan merasa bersalah untuk sesuatu seperti itu. Satu hal lagi, kau tidak diijinkan bicara masalah pekerjaan denganku." kata Foster panjang lebar. Matanya fokus ke jalan sambil sesekali melirik ke samping menatap Mina.
Gadis itu terdiam tidak membalas kata-katanya. Rahang Foster mengeras. Ia langsung terpikir Dian dan menjadi marah, pasti wanita itu yang telah meracuni pikiran Mina hingga gadis ini merasa bahwa perusahaan terjadi masalah serius hanya gara-gara dia salah ketik. Foster tahu benar sifat Dian. Wanita itu tidak suka dipersalahkan dan selalu melampiaskannya pada orang lain. Selalu merasa diri benar dan mau menang sendiri. Itu sebabnya Foster sangat tidak menyukainya. Ia harus melindungi gadis lugu seperti Mina ini dari orang-orang seperti itu.
"Tutup matamu, jangan memikirkan masalah kantor lagi. Semuanya sudah kembali seperti sedia kala, sekarang kau beristirahatlah." gumam Foster lagi. Ia pikir Mina masih memikirkan masalah kantor dan menyuruh gadis itu istirahat. Tapi ketika matanya melirik sebentar ke Mina, ternyata gadis itu sudah tertidur.
Foster tertawa pelan. Sebelah tangannya mengelus lembut kepala gadis itu.
"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu, aku janji." ia bergumam. Pandangannya kembali fokus ke jalan.
lanjut
lanjut
lanjut
Saingannya berat Pak Agam