Icha yang sebenarnya dia Putri Ke 3 dari keluarga Kaya Raya, namun ndari Kecil dia Hilang selama 20 tahun dan hanya di besarkan oleh pasangan suami istri yang tidak mampu,, meskipun di besarkan oleh orang tua Asuh , Icha di anggap seperti anak kandungnya sendiri oleh mereka.
Namun semenjak kedua orang tua Asuhnya meninggal icha menjadi sebatang kara menjalani hidupnya di tambah lagi beban Hutang orang tua Asuhnya semasa hidup yang harus Icha lunasi seorang diri.
namun setelah dia bertemu dengan Keluarga Aslinya, hidup Icha berubah drastis, bahkan dia memiliki 2 orang kakak yang sangat menyayangi dia , bahkan menuruti semua keinginan Icha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukman Bagtig49, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pendekatan
Beberapa waktu sebelumnya, Icha yang saat itu menuju rumahnya setelah bermain ke rumah Indri, saat di perjalanan dia berbicara sendirian setelah tau sosok Bu Friska dari Indri, saat itu Indri memperlihatkan Foto Bu Friska kepada Icha ,dan saat itu lah Friska teringat jika Bu Friska pernah dia temui beberapa waktu lalu.
"Pantas saja namanya tidak asing ,hemm.."ujar Icha.
Dan setelah Icha Sampai rumah, dia melihat seorang wanita yang berada di depan rumahnya dan ternyata itu Bu Friska.
"Kaka.."
"Ehh..maaf maksud aku Bu Friska."ucap icha.
Friska hanya diam .
Icha yang melihat baju Friska basah langsung mengajak masuk Friska,dan memberikan pakaian ganti untuk Friska.
Setelah Friska berganti pakai, ketegangan di antara mereka berdua berlangsung, mereka saling diam, bingung Harus memulai percakapan dari mana.
Icha yang tidak enak setelah mengetahui sosok Friska sebenarnya yang ternyata Direktur Perusahaan tempat dia bekerja saat ini , sedangkan di sisi lain, Friska yang mencoba menahan rasa rindunya kepada adiknya, namun belum berani mengatakan hal sebenarnya. Takut membuat suana semakin canggung.
"Kamu baru pulang jam segini.?"ucap Friska yang memulai pembicaraan.
"Udah dari tadi, tapi aku main ke rumah teman dulu kak."
"Ehh..Bu Friska."ucap Icha.
"Kalo kamu lebih nyaman memangil aku Kaka, panggil saja dengan sebutan itu, kamu gak enak ya , setelah tau siapa saya "
"Iya aku jadi gak enak bahkan malah jadi canggung."
"Tapi aku lebih suka di panggil kak dari pada ibu."
Icha pun tersenyum malu.
"Oh iya , ngomong ngomong ada apa kak Friska ke rumah aku ,apa karena kak Deri memasukkan aku bekerja di Perusahaan Kaka pakai nama Kaka, nanti aku di sangka bagaimana lagi ,apa lagi karena sebelumnya kita pernah bertemu kan."
"Kamu ngomong apa si, bukannya kamu melamar pekerjaan sebelum kita bertemu, bahkan kamu sempat cerita kan saat di interview sama Kaka hemm.."
"Oh iya aku lupa hehe "
"Hemm..masih muda udah pelupa aja, Kaka sendiri aja juga gak menyangka kamu ternyata melamar kerja di perusahaan kaka."
"Ya mungkin sudah menjadi takdir kak."ucap Icha. Seketika Friska terdiam bahkan dia ingin sekali memeluk adiknya pada saat itu , namun dia mencoba menahan rasa rindunya meskipun hatinya sangat menggebu gebu.
"Apa Kaka sudah makan, kebetulan tadi aku beli makanan."
Friska menggelengkan kepalanya, dan Icha langsung menyiapkan piring untuk mereka makan bersama.
Dan di saat Icha Sedang menyiapkan piring dia merasa ada yang Aneh dengan Friska bahkan berbeda saat pertama kali mereka berdua bertemu, di tambah lagi Icha merasa jika Friska memperhatikan dirinya dari tadi.
Di sisi lain Friska melihat sekeliling rumah Friska, dan seketika air matanya menetes,dia jadi merasa sedih melihat kenyataan jika adik kandungnya tinggal dan besar di rumah yang sempit ini, bahkan sudah banyak atap yang bocor, sangat jauh berbeda dengan hidup Friska dan Rian.
"Sudah berapa lama kamu tinggal di dek..?"ucap Friska.
"Dari aku kecil kak, dan aku di besarkan di lingkungan ini bertahun tahun, meskipun rumah ini kecil, namun aku sudah sangat bahagia, apa lagi ayah aku begitu sayang sama aku " ucap Icha.
Friska lalu melihat bingkai Foto di atas meja , Foto Icha bersama dengan ayahnya, orang tua yang merawat Icha membesarkan Icha.
"Sayang Sekali ya ,Kaka tidak bisa bertemu ayah kamu "
"Iya kak, beliau sudah meninggal beberapa tahun yang lalu."ucap Icha , sambil membawa makanan.
Dan di malam itu mereka berdua saling bercerita, di sisi lain Icha yang sudah tau sosok Friska yang sebenarnya adalah Direktur Perusahaan tempat dia bekerja, entah kenapa saat dia mengobrol dengan Friska seperti tidak ada batasan antara Bos dengan karyawan nya .
Icha bercerita Begitu nyaman bahkan seperti sosok seorang Kaka baginya, dan saking asiknya membuat mereka berdua sampai tertidur dan Friska malam itu tidur di rumah Icha.
Dan pada saat malam hari di saat Icha sudah tertidur lelap Friska yang masih terbangun , memandangi wajah Adiknya yang bertahun tahun menghilang, dan dia dengan hati hati membelai lembut wajah Adiknya tersebut sambil meneteskan air mata.
* *
Dan pada keesokan pagi harinya, mereka berdua kesiangan di karenakan mereka berdua tidur sampai jam 3 pagi karena ke asikan mengobrol.
Dan sebenarnya Friska sudah bangun lebih dahulu,namun dia tidak ingin membangunkan adiknya karena terlihat lelap sekali di saat tidur,apa lagi saat Icha bercerita tentang pekerjaannya sebagai Cleaning Servis.
"Duh telat lagi , masa belum seminggu aku udh telat si, bisa bisa di pecat aku nanti."ucap Icha yang bergegas berpakaian.
"Siapa coba yang mau memecat kamu si dek."
"Ya Atasan aku lah kak, apa Lagi aku masih training,kalo aku malas malasan bisa di pecat, ya masa alasan aku telat kerja karena ngobrol semalaman sama Bu Friska si haha."
"Ya bilang aja begitu, boleh juga itu ."
"Benar juga ya ,di jamin gak ada yang berani memecat aku bahkan aku langsung di angkat jadi Karyawan Tetap hahah tapi siapa yang percaya coba, Direktur mereka nginep di rumah Karyawan Cleaning Servis haha."
"Lah ,tapi kan kenyataannya seperti itu kan ."
"Hemm..iya juga si haha."
Kemudian mereka berdua berangkat bekerja bersama, mereka di jemput oleh supir yang sudah menunggu di depan gang, dan awalnya Icha Engan berangkat bersama dengan Friska takut ada karyawan yang melihatnya dan menjadi bahan omongan, namun karena sudah telat bahkan sudah jam 9 , membuat mau tidak mau Icha berangkat bersama dengan Friska.
Saat di perjalanan menuju kantor, Icha terlihat panik dia takut jika di pecat karena Telat, bahkan raut wajah Icha sangat terlihat gelisah dan tidak tenang saat perjalanan.
"Tenang aja ,kamu gak bakal di pecat,nanti kalo ada yang berani mencat kamu bilang sama kaka."
"Iya kak."
Friska tersenyum kecil melihat kepanikan adiknya, sampai di bergumam dalam hati.
"Malah terbalik,kamu yang sekarang bisa memecat orang haha"ucap Friska dalam hati.
Lalu setelah hampir sampai di kantor, Icha meminta diturunkan di depan gedung dia tidak mau turun di depan lobby,takut banyak karyawan yang melihat, takut menjadi bahan omongan. Dan Friska menuruti keinginan Icha.
* *
Di sisi lain Friska di pagi itu terlihat sangat bahagia, meskipun dia belum bisa mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya, namun dia sudah bisa merasa begitu dekat dengan adiknya,apa lagi setelah semalaman mereka berdua mengobrol.
Pagi itu membuat Friska begitu bahagia untuk menjalani hari, dan saat dia masuk ke dalam ruangan kerjanya dengan raut wajah yang bahagia, seseorang menegur dia , seorang yang dari tadi sudah berada di ruangan Friska.
"Sepertinya kamu melewati malam yang bahagia, di mana dia sekarang." Ucap seseorang yang sudah berada di ruangan Friska.
~ BERSAMBUNG ~