NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Istri Kecil Mafia

Reinkarnasi Istri Kecil Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sensen_se.

Kecelakaan besar yang disengaja, membuat Yura Afseen meninggal dunia. Akan tetapi, Yura mendapat kesempatan kedua untuk hidup kembali dan membalas dendam atas perbuatan ibu tiri beserta adik tirinya.

Yura hidup kembali pada 10 tahun yang lalu. Dia pun berencana untuk mengubah semua tragedi memilukan selama 10 tahun ke belakang.

Akankah misinya berhasil? Lalu, bagaimana Yura membalas dendam atas semua penindasan yang ia terima selama ini? Yuk, ikuti kisahnya hanya di noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30 : SEDERET VIDEO

“Turunin aku! Turunin!” berontak Yura masih memukuli punggung kokoh lelaki yang mengangkutnya. Kedua kakinya pun terus bergerak tak beraturan. Namun, lengan kekar Zefon membelitnya kuat.

Hingga tepat di pelataran, di bawah langit yang masih gelap, Zefon baru menurunkan Yura. Menjulang tinggi membusungkan dada, menatap penuh intimidasi.

“Wanita di sampingku harus tahan banting dan tidak mudah mengeluh!” Suara bariton itu membuat Yura mendongak, menatap kedua manik tajam lelaki yang akan menjadi suaminya itu. Dadanya berdegup hebat, berpadu antara gugup dan takut.

“Kamu mau membantingku?” lirih Yura menangkup mukanya sendiri.

Sialnya, wajah itu terlihat sangat imut dan menggemaskan dalam pendar cahaya lampu taman yang remang-remang. Zefon menghela napas kasar, malas berdebat hal yang tidak penting. “Lakukan peregangan untuk meminimalisir cedera sebelum berlari!” titah Zefon melakukan peregangan pada tangan dan kakinya.

Yura mengangguk, akhirnya ia paham, kakinya mundur beberapa langkah lalu mengikuti setiap gerakan Zefon. Lama kelamaan, tubuhnya menggigil. Angin dingin yang berembus, mampu menembus pakaian tidur serba pendek yang melekat di tubuh Yura.

Beberapa saat kemudian, Zefon melepas hoodie-nya. Menyisakan kaos ketat berwarna hitam yang membentuk tubuh kekarnya. “Pakai ini! Ikuti aku!” titahnya menyelusupkan di atas kepala Yura lalu meninggalkannya berlari pada jalan setapak mengeliling mansion.

Yura segera mengenakannya, bergegas menyusul langkah kaki Zefon yang panjang. “Gila apa?” paling enggak ada setengahnya aku udah kehabisan napas!” gerutunya namun tetap menyusul lelaki itu. "Ini seleksi mau jadi istri apa jadi tentara? Gini amat!" keluhnya lagi.

Zefon sesekali menoleh, memperlambat laju larinya agar bisa sejajar dengan Yura. Sudah cukup lama mereka berlari. Napas Yura mulai tersengal-sengal, sedangkan pria itu masih biasa saja.

Sementara Cheryl bersama para koki tengah berkutat di dapur untuk membuat sarapan. Meski wanita itu hanya mencicipi saja, karena tidak ada bakat memasak, sama seperti mamanya.

“Ini udah oke semuanya. Tinggal disusun di meja makan ya, Bi. Minumannya juga sudah jadi? Biar nanti mereka bisa langsung sarapan,” tanggap Cheryl puas dengan para pelayan di mansion itu.

“Baik, Nyonya. Semua sudah siap,” jawab mereka serentak.

Cheryl pun segera bergegas ke kamar dengan dua cangkir teh di tangan. Jarang-jarang ia menginap di mansion putranya. Rasa penasaran mengenai wanita Zefon, terjawab sudah. Langkahnya terlihat begitu bahagia.

Usai membersihkan diri, Cheryl berdiri di balkon kamar bersama suaminya. Menikmati matahari pagi yang mulai menyembul menampakkan sinarnya. Netranya menyipit ketika melihat ke bawah, di mana Yura terlihat sangat kelelahan bahkan sampai membungkuk mengatur napas. “Zefon itu mau kasih latihan militer apa gimana sih? Aduh, Yura sudah kelelahan, Sayang,” protes Cheryl menatap iba.

“Zefon pasti tahu batas kemampuannya, Sayang,” tanggap Jourrel dengan santai.

...\=\=\=\=ooo\=\=\=\=...

“Aku nyerah!” teriak Yura langsung merebahkan tubuhnya di atas rumput taman. Matahari sudah kian meninggi, napasnya sudah tersengal-sengal lengkap dengan keringat yang mengguyur di sekujur tubuhnya.

Zefon kembali mundur, sudah cukup lama memang. Ia melirik jam di pergelangan tangan lalu berjongkok di sebelah Yura. “Ayo naik!” titahnya membelakangi gadis itu.

“Capek!” rengek gadis itu merasa tubuhnya lemas seketika.

“Ini belum seberapa!” decak lelaki itu menoleh. Ia turut mendaratkan bokongnya, di atas rerumputan yang basah karena embun pagi. Menatap Yura yang terpejam sembari mengatur napasnya. Untung saja mengenakan hoodie miliknya, yang tentu kebesaran di tubuhnya.

“Sudah cukup Yura!” Zefon meraih kedua tangan Yura dan membangunkannya.

“Capek! Pusing! Mual!” keluh gadis itu tak berdaya.

"Heh? Belum diapa-apain padahal!"

Zefon melingkarkan tangan Yura di lehernya, lalu menggendong gadis itu di punggung, melenggang masuk ke mansion. Di sana sudah disambut sang mama dan papa yang tersenyum ceria.

Yura keenakan, menyandarkan dagu pada pundak Zefon sembari memejamkan mata. Aroma maskulin bercampur keringat khas lelaki itu menyeruak indra penciumannya. Semakin membuatnya nyaman.

“Jadi, kapan kalian menikah?” tanya Cheryl menghadang langkah Zefon.

“Minggu depan!” sahut Zefon singkat.

Yura membeliak, tidak tahu jika ada calon mertuanya di sana. Ia bergerak tak nyaman, berharap Zefon menurunkannya. Namun salah, pria itu semakin mendekapnya hingga sulit bergerak. Yura merasa tak enak. Namun saat ini ia memang malas berinteraksi.

“Wah, kalau begitu kapan kita melamarnya?”

“Tidak perlu, Ma. Nanti Calvin yang akan jemput ayah mertua di hari-H. Tidak perlu undang banyak orang! Cukup kita saja. Nanti kalau semua aman, baru bikin pesta sesuka Mama,” pesan Zefon melenggang ke kamar Yura.

“Mandilah, setelah itu sarapan bersama. Jangan lama-lama!” titah lelaki itu setelah menurunkan di kamarnya, menatap sekilas lalu menutup pintu kamar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Selama di meja makan, Cheryl sangat antusias mengambilkan makanan untuk calon menantunya itu. Hingga Yura semakin canggung.

Zefon sendiri sibuk dengan ponselnya, apalagi masih banyak urusan yang belum ia selesaikan. “Papa sama Mama masih di sini sampai seminggu ke depan ‘kan?” tanya Zefon setelah meneguk minumannya.

“Iya dong, Mama mau temenin Yura sampai kalian resmi jadi pengantin! Oh ya, nanti fitting baju di butik omanya Zefon,” Cheryl bertepuk tangan.

“Papa enggak bisa, harus kembali ke Medan. Tapi sebelum hari-H Papa akan kembali!” sahut Jourrel.

“Baiklah, aku pergi dulu. Yura, nanti ada orang salon ke sini buat perawatan tubuh kamu! Jadi jangan ke mana-mana hari ini. Mama juga kalau mau bisa sekalian.” Sengaja mengundang ke mansion demi privasi dan keamanan Yura.

“Ah, so sweet banget sih anak mama satu ini!” puji Cheryl. “Mama enggak usah deh. Udah di servis sama Papa!” celetuk wanita itu membuat Zefon memicingkan mata.

Zefon menghela napas kasar, segera berpamitan pada kedua orang tuanya dan keluar dengan terburu-buru.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Benar saja ucapan Zefon, Yura tengah menikmati massage and spa salah satu salon ternama, rekomendasi dari Silvia, sang sekretaris yang diundang khusus ke mansion.

“Ah, ternyata dia begitu pengertian. Tidak sekejam yang aku bayangkan,” gumam Yura memejamkan mata tengkurap, dengan sekujur tubuh menikmati pijatan yang sangat lembut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sejak toko belum buka, Rehan sudah menunggunya berdiri di depan rolling dor dengan cemas. Berharap laptop Yura akan segera ditangani, dengan harapan bisa mendapatkan petunjuk keberadaan Yura saat ini. Ia semalaman tidak bisa tidur karena kehilangan jejak putrinya itu.

Hampir satu jam berdiri, akhirnya petugas elektronik mulai berdatangan. Membuka toko mereka, diikuti oleh Rehan. Ia tetap menunggu sampai toko benar-benar siap dibuka. Memohon agar laptop Yura segera diperbaiki saat ini juga.

Usaha memang tak mengkhianati hasil, hampir setengah hari ia berdiam diri di sana, akhirnya benda itu kembali menyala. Kerusakannya hanya pada komponen tertentu, tanpa harus kehilangan semua data di dalamnya.

“Silakan dicek lagi, Tuan,” ucap pria berseragam khusus toko tersebut menyodorkan pada Rehan.

“Baik, terima kasih banyak!” sahut Rehan tersenyum lebar.

Jemari dan matanya mulai bergerak aktif mengecek satu per satu folder di dalamnya. Hanya setumpuk tugas-tugas Yura, berbagai foto sejak ia kecil hingga usia sekarang, dan sebuah folder yang mencurigakan.

“Apa ini?” Rehan menekan beberapa kali folder tersebut hingga sederet video muncul di sana. Keningnya mengerut dalam, matanya menatap dengan tajam. Hingga dalam satu kali klik, sebuah video pun mulai terputar.

 

Bersambung~

1
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
lu ngajak nikah kayak ngajak beli siomay depan rumah bang 😭 singkat, padat, menikahlah denganku 🙂
@ni
Luar biasa
Atika Simanjuntak
buat cerita anaknya waktu kecil dong kak
Umi Umi
Luar biasa
Wisteria
semoga Bapaknya mati biar ceritanya beda g gitu" melulu sadar, minta maaf, baikan, yg beda thor
Metta Widyasmara
Luar biasa
Wisteria
ini Bapak" udah kena racun lubang betina 🧠 dan 👁️ jd keracunan
Yhatiekitty Kosmetik
Luar biasa
Liana Simon
keren ceritanya
Rafinsa
musuh besar muncul
Rafinsa
ternyata zeva mah hidup dan di manfaatkan musuh
Rafinsa
Luar biasa
nikmatun maftukha
Thor, kenapa Yura masih di bikin bodoh aja sih,
nikmatun maftukha
menurutku Yura gadis bodoh dan lemah, seharusnya di kehidupan kedua dia menjadi lebih kuat dan cerdas, dan tidak mengapa sedikit kejam dan licik utk membalas dendam bkn tidur Mulu kerjaannya
Wisteria: termasuk jg Bpknya
Ruby: betul sih klo ga di bantu zefon jg dy ga bs apa2.
lbh sk klo time travel mengulang waktu dy balas dendam dgn tgn sdri, stlah slesai bru ngurusin cinta2an.
total 2 replies
nikmatun maftukha
lagian Yura sdh di kasih kehidupan ke dua, bukannya menjadi cerdas
Lanny
Luar biasa
Lanny
Lumayan
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜Pirman 🦈
ceritanya bagus, seru dan keren thor🥰
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜Pirman 🦈
waah zefon ketembak🥺
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜Pirman 🦈
grendma Khanza yang ngobatin velyn juga 😂
𖣤​᭄☘𝑺ᴇᴎᴤᴇᴎ͠ ⍣ᶜᶦᶠ//@sensen_se: iyaa. 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!