NovelToon NovelToon
KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Selingkuh / Mengubah Takdir / Keluarga / Penyesalan Suami / Chicklit
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Jalan berliku telah Nina lalui selama bertahun-tahun, semakin lama semakin terjal. Nyaris tak ada jalan untuk keluar dari belenggu yang menjerat tangan dan kakinya. Entah sampai kapan

Nina mencoba bersabar dan bertahan.
Tetapi sayangnya, kesabarannya tak berbuah manis.

Suami yang ditemani dari nol,
yang demi dia Nina rela meninggalkan keluarganya, suaminya itu tidak sanggup melewati segala uji.

Dengan alasan agar bisa melunasi hutang, sang suami memilih mencari kebahagiaannya sendiri. Berselingkuh dengan seorang janda yang bisa memberinya uang sekaligus kenikmatan.

Lalu apa yang bisa Nina lakukan untuk bertahan. Apakah dia harus merelakan perselingkuhan sang suami, agar dia bisa ikut menikmati uang milik janda itu? Ataukah memilih berpisah untuk tetap menjaga kewarasan dan harga dirinya?

ikuti kelanjutannya dalam

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

Sementara itu saat Nina pergi ke rumah ayahnya,

Damin, yang tetap tak bisa menerima keputusan Wito, mendatangi Wito yang sedang berada di kebun belakang rumah. Secara kebetulan saat akan pergi ke kebunnya yang ada di desa itu, ia melihat saat Nina pergi dengan mengayuh sepeda ontelnya.

Damin pun menggunakan kesempatan itu untuk mendatangi adiknya. Damin menganggap Wito terlalu bodoh. Dia tidak rela Wito kehilangan semua harta warisan keluarga karena perjanjian itu. Ia menganggap Nina sebagai penyebab semua masalah ini. Nina terlalu licik menurutnya.

Damin berjalan cepat dengan wajah merah padam, penuh amarah. "Wito, sini Kamu!” teriak Damin yang kini sudah berada di pematang sawah, memanggil adiknya seraya berkacak pinggang.

Mendengar dan melihat kedatangan kakaknya, Wito segera mencuci tangannya yang penuh lumpur menggunakan air yang berada di sela-sela batang padi. Lalu menegakkan badannya berdiri dan bergegas menghampiri kakaknya.

“Ada apa, too Kang?” Tanya Wito ketika mereka telah berhadapan. Wito lalu duduk di atas pematang, mengambil rokok dari saku celana kombornya, mengambilnya sebatang, lalu meletakkannya di dekat dia duduk agar kakaknya bisa ikut mengambilnya.

“Kamu ini benar-benar bodoh!" bentak Damin. "Kenapa kamu menurut saja sama perempuan cerewet itu? Kalau seperti itu, semua harta warisan yang akan kamu dapatkan dari Bapak akan jatuh ke tangan Agus! Apa Kamu sudah gila!"

Wito mencoba untuk tenang. "Aku tidak punya pilihan lain waktu itu, Kang. Aku tidak mau masuk penjara.” Wito membeberkan alasan kenapa dia menurut begitu saja. “Lagi pula tidak ada salahnya jika aku berdamai dengan Nina. Selama ini dia istri yang baik, sekarang ini dia sudah menerima aku kembali saja aku sudah beruntung,” lanjut Wito.

“Jadi kamu akan membiarkan dirimu disetir oleh perempuan itu?” Damin membentak adiknya tidak terima. Dia tidak rela jika Nina merasa menang. Terlebih dia tidak mau jika adiknya itu menurut saja pada Nina. Jika seperti itu dia tidak akan lagi bisa memanfaatkan tenaga adiknya untuk membantu nya menggarap sawah miliknya.

Apalagi sekarang sepertinya kaki Wito sudah mulai pulih. Seharusnya dia bisa mengambil manfaat dari Wito seperti dulu. Jika Wito bisa kembali dia bujuk, dia tidak perlu mengeluarkan upah banyak seperti jika dia memperkerjakan orang lain. Cukup memberikan Wito sangu sekedarnya saja.

“Biarkan aku menjalani hidupku sendiri, Kang. Aku menyesal kemarin telah salah langkah. Sudah untung Nina tidak melaporkan Aku dan Romlah. Lagi pula warisan itu tidak akan hilang dariku asalkan aku tidak membuat kesalahan yang sama seperti kemarin.”

"Jadi, Kamu lebih memilih perempuan itu? Ingat, Wito. Dia itu hanya orang asing, sedangkan aku adalah kakakmu. Kakak kandungmu!” Damin menatap Wito dengan penuh amarah.

“Sekarang dia istriku, Kang. Ibu dari anakku. Bagaimana bisa Kakang menyebutnya sebagai orang asing? Sudahlah, Kang. Aku sudah pada keputusanku. Aku akan memperbaiki diriku.”

"Kamu akan menyesal!" bentak Damin. “Menyesal dulu aku menjodohkan kamu dengan perempuan itu. Aku pikir dia perempuan menurut, tidak tahu kalau ternyata dia itu pemberontak!” Damin benar-benar marah karena adiknya tak bisa lagi dibujuk.

“Dan kamu…!” Damin mengarahkan telunjuknya pada wajah adiknya. “Kamu akan menyesal kalau kamu tidak menurut kata-kataku!”

Setelah berkata demikian, Damin pergi dengan wajah penuh amarah, meninggalkan Wito dalam ketegangan. “Awas saja kalian berdua!” gumamnya tertahan.

Wito menghela nafas menatap kepergian kakaknya. Namun, kali ini Wito lebih teguh pada pendiriannya. Ia tak akan membiarkan Damin merusak hubungannya dengan Nina. Ia telah belajar dari kesalahan masa lalunya, dan ia tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Lagi pula dia juga sebenarnya sadar, jika selama ini kakaknya hanya memanfaatkannya.

Berkali-kali Nina mengingatkannya dulu, agar lebih baik bekerja pada orang lain saja daripada bekerja pada kakaknya tetapi upahnya tidak memadai. Karena kini dia telah menikah, tidak seharusnya dia tetap bekerja sebagai tenaga gratisan di tempat kakaknya. Ada anak dan istri yang harus dia hidupi.

Dulu dia selalu menentang perkataan Nina. Karena sebelumnya dia berpikir, Damin adalah kakaknya. Tak ada salahnya dia membantu kakaknya. Tapi kejadian di mana dia sakit sampai tidak bisa berjalan, telah membuka pikirannya.

Saat itu, mereka telah benar-benar kehabisan uang, setelah dia terpaksa harus menjalani operasi untuk memperbaiki jaringan longgar dan tulang lunak pada lututnya. Dan setelah itu masih harus menjalani serangkaian fisioterapi dan pengobatan. Mereka sedang benar-benar berada pada titik terendah dalam hidupnya.

Nina meminta ijin padanya untuk meminjam uang pada kakaknya itu. Tetapi apa yang dia dapat? Istrinya pulang sambil menangis. Bukannya mendapat pinjaman uang, istrinya malah dihina dan direndahkan. Dianggap tak kan mampu membayar jika pun diberikan pinjaman. Saat itulah dia baru sadar, bahwa Damin mungkin adalah saudaranya, tapi ternyata, yang namanya harta tak mengenal istilah saudara.

“Menyesal aku menjodohkanmu dengan perempuan itu!” Ucapan kakaknya yang baru saja dia dengar beberapa saat lalu kembali terngiang di telinganya. Wito menoleh ke arah masa lalu, hampir delapan tahun silam, ketika untuk pertama kalinya dia bertemu dengan Nina.

Ketika itu Nina baru saja pulang dari bekerja di kota. Nina gadis yang sangat cantik, wajahnya halus mulus, kulitnya putih bersih. Apalagi orang tua Nina juga termasuk dari golongan orang berada. Lengkap sudah kesempurnaan seorang Nina. Itu yang membuat Wito jatuh cinta, dan meminta kakaknya untuk melamar Nina.

Dia tak bisa meminta pada ayahnya, karena memang ayahnya sudah pikun dan tak lagi bisa berbuat banyak. Sehingga apapun itu kakaknya lah yang bertanggung jawab atas dirinya waktu itu.

Lalu sejak kapan Nina berubah menjadi kusam seperti sekarang ini? Wito mengingat setahun yang lalu ketika dirinya tak lagi bisa bekerja, akibat dari lututnya yang sakit. Sejak saat itulah semuanya berubah. Semua hidup keluarganya bergantung pada Nina. Nina yang pontang-panting sendirian, sedangkan dirinya berjalan saja tak bisa. Sejak saat itulah Nina tak lagi memiliki waktu untuk mengurus dirinya sendiri.

***

Waktu telah lepas dari tengah hari, ketika Nina tiba kembali di rumahnya. Tampak olehnya suaminya sedang berbaring berselonjor di sebuah kursi panjang.

“Assalamualaikum,” ucap Nina.

“Wa’alaikum salam,” jawab Wito.

“Kamu sudah makan siang apa belum, Mas?” tanya Nina sambil meletakkan kantong kresek yang dibawanya di atas meja. “Ini aku bawa lauk dari rumah Ibu,” ucapnya.

“Simpan saja buat nanti, Dek,” sahut Wito. “Aku baru saja selesai makan tadi.”

“Ya sudah aku simpan ke meja makan saja kalau begitu.” Nina melepas kerudung instannya, lalu meraih kembali kantong kresek yang tadi dia letakkan untuk dia simpan di meja makan. Setelah itu Wanita itu pergi ke dapur untuk membuatkan suaminya secangkir kopi.

Apapun masalah yang pernah terjadi di antara mereka, Wito adalah suaminya hingga saat ini. Dan dia telah berjanji, asalkan wito tetap bersikap baik dan tidak kembali melakukan kesalahan, maka dia juga akan tetap menjadi istri yang baik.

“Ini kopinya, Mas,” ucap Nina seraya meletakkan secangkir kopi di meja di hadapan suaminya.

“Terima kasih, Dek.”

“Agus ke mana Mas?” Tanya Nina yang tak melihat keberadaan anaknya.

“Tadi pulang sekolah terus pergi main. Dia minta uang buat beli jajan, dan aku ambilkan 5.000 dari dompetmu yang ada di bawah bantal.”

“Ya sudah, gak papa. Tapi Dia sudah makan kan sebelum pergi main?”

“Belum sih. Tadi aku suruh makan dulu gak mau. Katanya masih kenyang,” terang Wito.

“Gimana sih, Mas? Harusnya itu jangan boleh pergi main kalau belum makan siang. Jangan dikasih uang dulu, biar tidak pergi. Yang namanya anak kecil itu nanti, kalau udah main gak akan ingat waktu. Pasti menjelang Magrib baru pulang, soalnya keenakan main sama temennya.” Nina mengomel kesal. Masa hal seperti itu saja suaminya tidak tahu.

Wito menelan ludahnya. Dia baru teringat, anaknya itu kalau wetenge klongse (telat makan) pasti terus jatuh sakit. Ternyata mengurus anak tak hanya cukup dengan memberi uang saja. Ditatapnya istrinya yang kembali memakai kerudungnya, lalu pergi dengan sepedanya. Pasti Nina akan pergi untuk mencari Agus. Padahal istrinya baru saja pulang dan belum sempat istirahat.

Dan yang ada dalam pikiran Wito memang adalah benar. Nina pergi untuk mencari anaknya, daripada nanti Agus jatuh sakit, lebih baik sekarang dia mencarinya dan menyuruhnya makan. Anak kecil seusia Agus belum bisa berpikir ke depan, belum bisa berpikir bagaimana jika nanti dia sakit, yang dia tahu hanya main dan main. Tergantung bagaimana orang tuanya.

1
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Asyatun 1
lanjut
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
pasti bhgia y kl lht anak dan bpknya sama2 bhgia, mmng masalah itu dtge myrts dr luar atau pihak ke 3. kl gur mslh ekonomi won wedhok ki pasti nrimo dgawe lanange ra iso opo2 pun msh bertaham Asal lakine jo petingkah psti harmonis2 aja
〈⎳Mama Mia: betul sekali itu
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
enak nya hdp d desa rumah2 berjarak semua dengan luas yg g main2..lha d kota umah pepet2an wae regone duwur, luas 72 aja sdh alhamdulillah krn kl kbykan perum standar hnya 60mtr persegi
〈⎳Mama Mia: ita juga ya. kalo di desa itu kebanyakan halaman depan luas, halaman belakang juga luas, masih ada kebun juga.
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
kl laundry kn biasane front loading jd kerige beda Thor, kl 2 tabung (saya juga pake🤭) msh anyep bajunya kl g kena matahari sdktpun g bs kering
〈⎳Mama Mia: iya, ini kan ceritanya baru mau merintis dari bawah. modal cuma karena dapet arisan, itupun uang masih kurang. terus nanti akan ada cerita di mana usaha semakin berkembang dan dia membutuhkan mesin yg lebih mumpuni
total 1 replies
Ninik
semangat Nina semoga sukses
FT. Zira
kslo/Facepalm//Facepalm/ ini ternyata yg nyempil
FT. Zira
khas banget ya desa kek begini🤭
FT. Zira
ini sih nyeritain kisah pribadi namanya🤭🤭
FT. Zira: benerr/Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia: daripada pusing mikir ide /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
FT. Zira
siapa Jufa/CoolGuy//CoolGuy/
FT. Zira
ohh ini ternyata yg di bahas kemarin🤭
FT. Zira
kakak tapi manfaatin adik sendiiri/Speechless//Speechless/
〈⎳ Moms TZ
akupun selama di kampung gak nyetrika, lipat gitu aja udah. mau keriting yg bhn rayon yg pede aja /Facepalm/
〈⎳Mama Mia: cuma yang penting 2 aja disetrika
〈⎳Mama Mia: kalo di kampung kebanyakan kan gitu
total 2 replies
〈⎳ Moms TZ
kumaten apaan?
〈⎳Mama Mia: terkadang
total 1 replies
〈⎳ Moms TZ
gantinya harus emang pakai 'h' ?
〈⎳Mama Mia: kok yo melu wi ngke lohh
total 1 replies
〈⎳ Moms TZ
mak mia ini mah.../Grin/
〈⎳ Moms TZ: benar...aku bikin cerita CEO pun, tp lebih menonjolkan ke cerita personal. bukan tentang perusahaan. mana ngerti aku klo soal itu, orang gak pernah kerja kantoran.
〈⎳Mama Mia: bikin cerita orang pinggiran lebih mudah mbak. ono tonggo ngarit pun isa jadi ide/Grin//Grin/
daripada bikin yg CEO 2 malah tak menguasai medan.
total 3 replies
Uthie
perlengkapan per loundry an pasti itu 😀
〈⎳Mama Mia: ketebak banget ya
total 1 replies
Sukhana Ana lestari
Semoga usaha laundry Nina sukses lancar dan barokah..
〈⎳Mama Mia: Aamiin
total 1 replies
Nar Sih
pasti alat nyuci baju seperti sabun deterjen dan pewangi baju buat bahan perlengkapan usaha laundry nina
〈⎳Mama Mia: udah ketebak aja/Grin//Grin/
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
y gpp itu kan hrga kisaran, polytron kl hrga bakul d elektronik bsr d smrg 7-7,5 plg 1.3an kl 9kg 1,6jt hrga umum y selisih 300an😁
〈⎳Mama Mia: humm, betul
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒: iya dong kan masuke kredit hehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!