Kuys... Mampir di karya aku yang ke 10!!!
Gimana jadinya, kalo cewek Bar-Bar binti pecicilan. Ketemu sama cowok cool abis, tapi bad boy.
Anugerah Larasati Van Houten, anak perempuan satu-satunya dari keluarga terkaya no.1. Tapi gesreknya bikin sang mama darah tinggi, namun memiliki kepintaran di atas rata-rata. Dan sang ayah, menyembunyikan identitas anggota keluarga nya.
Dan Bintang Wicaksono, anak lelaki korban broken home. Yang mendirikan geng motornya sendiri, bersama sahabat-sahabatnya.
"Ck.. Gue gak suka cewek rese modelan lo, risih gue deket-deket ma lo. Jauh-jauh sana!!"ucap Bintang
'Cape gue ngejar-ngejar lo, ngejar sesuatu yang ga pasti. Berbulan-bulan gue ngejar, tapi tetep aja cewek lain pemenangnya. Gue bisa nyingkirin cewe-cewe yang ngejar lo, tapi gue nyerah kalo lo yang udah ngejar cewe. Gue mundur Bin, semoga lo bahagia sama pilihan lo.' ucap Laras dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Laras-Ellora dan Orang Tua Naura
"KYAAAAAA.... PEDAS, PANAS. SI*LAN LO, LO GA TAU SIAPA GUA? LO PASTI NYESEL, KALO TAU SIAPA BOKAP GUE.." teriak Naura, Ellora membuka cardigannya dan memakaikan pada Laras. Karena bajunya basah dan menjadi tembus pandang, sampai kaca matanya terlihat. ( paham mungkin kaca mata yang di maksud)
Laras yang hendak meluapkan emosinya terhenti, karena melihat sahabatnya sudah lebih dulu mengamuk. Akhirnya ia memilih diam dan memperhatikan Ellora, dengan senyuman devilnya. Ia berdiri sembari menyandarkan tubuhnya, di etalase milik pedagang.
"Asal lo tau, gue ga peduli lo siapa dan anak siapa!! Yang gue tau, lo udah cari gara-gara sama sahabat gue. Dan itu artinya, lo mesti siap-siap nerima kehancuran keluarga lo. Mestinya saat tadi sahabat gue lepasin lo, lo diem ga berulah kaya gini." ucap Ellora seraya mendorong Naura.
"Sayang...." Bintang langsung menarik Laras keluar kantin, hendak mengajaknya ke toilet. Yang paling penting, ia harus melindungi tubuh kekasihnya dan segera meminta Laras mengganti pakaiannya yang basah. Ia tak peduli dengan kondisi Naura, yang kini tengah berteriak. Pedagang yang ada di kantin, keluar dari dapurnya dan segera membantu Naura untuk bangun.
Setelah meluapkan kemarahannya, Ellora pun segera menyusul Laras. Namun, sebelum itu. Ellora berjalan ke koperasi, untuk membeli seragam baru untuk Laras dan juga kacamata untuknya.
'B*doh banget si Naura, peduli apa sama bapaknya. Yang pastinya, dia yang bakal di keluarin.'
'Antara seneng ma kasian sih gue, senengnya... ga ada cewek so ngartis ma sok kecantikan, padahal kalo di bandingin Laras, jauh kemana-mana.'
'Ya udahlah, kita tunggu besok. Ayah Laras ga mungkin diem aja, kepala sekolah juga mesti cari tau dulu sebelum mutusin sesuatu. Apalagi Laras anak pemilik sekolah ini, udah pasti kepala sekolah juga ga bisa ngapa-ngapain si Ellora. Lah wong selain sahabat, ia juga melakukan pembelaan. Iya toh'
'Setuju'
.
.
"SAYA TIDAK MAU TAU, POKONYA SAYA MAU ANAK YANG SUDAH BERULAH PADA ANAK SAYA. DI KELUARKAN DARI SEKOLAH, HARI INI JUGA!!!" bentak seseorag yang baru saja datang, setelah di hubungi oleh putrinya.
Kini sang putri tengah menangis di dalam pelukan sang ibunda, Anjaaayyy... ibunda. Tentu saja sudah kalian tebak siapa mereka, BETUUULLL. Kedua orang tua Naura, datang dengan wajah tidak terima karena melihat kondisi sang putri.
Ya, karena kondisi Naura yang berantakan, walau rambut dan wajahnya sudah di bersihkan dan juga bajunya sudah di ganti. Namun wajah dan matanya terlihat sangat merah, serta bau cabenya masih belum hilang
"Tolong tenang dulu pak, sebelum bapak menyalahkan orang lain. Kita bisa mencari kebenarannya terlebih dahulu, siapa yang membuat masalah lebih dulu." jawab kepala sekolah, karena ia juga belum tau awal masalahnya. Namun, sekilas tadi ia mendengar bila Naura mencari masalah dengan Laras, putri dari Arjuna pemilik sekolah ini.
"Apa? tenang? Anda tidak lihat bagaimana kondisi putri saya, masih untung putri saya tidak sampai mengalami hal yang parah. Pokonya saya mau anak itu di keluarkan dari sekolah, hari ini juga." ayah Naura kekeh dengan keinginannya.
"Kalau begitu saya, akan memanggil siswi yang bermasalah dengan putri bapak dan juga memanggil orang tuanya untuk datang." ucap pak kepala sekolah
"SEKARANG" tekan ayah Naura
'Huft.... yang akan keluar dari sekolah ini bukan Laras, tapi putri anda.' ucap pak kepala sekolah dalam hati, ia pun menghubungi Arjuna dan meminta Laras-Ellora untuk datang ke kantor.
.
tok tok
"MASUk" jawab pak kepala sekolah
"Bapak memanggil kami?" tanya Laras
"Ahh, iya nak Laras. Mari masuk, ada yang ingin bertemu denganmu dan juga orang tuamu. Ellora juga, tadi bapak sudah menghubungi ibumu." jawab pak kepala sekolah
Laras dan Ellora saling tatap dan mencebikkan bibir mereka, seraya mengangkat kedua bahunya. Mereka pun masuk dengan santainya, mereka sudah bisa menebak sebelumnya siapa yang datang.
"Jadi kalian yang sudah membuat putri saya seperti ini?" tanya ibu dari Naura, Laras hanya mengerutkan dahinya. Belum juga duduk, udah di sengor macam ni. Pantesan, sendok jatuh tak jauh dari meja makan. Eh...
"Kalo iya kenapa memang bu?" tanya Laras dengan wajah tanpa dosanya, Naura membulatkan kedua matanya. Bisa-bisanya cewek ini sesantai itu menjawab, pikir Naura.
"Ck ck ck, benar-benar anak tidak tau sopan santun kamu ya. Bicara sama yang lebih dewasa, tapi attitude mu sangat buruk. Aku jadi ingin segera bertemu dengan orang tuamu, bagaimana cara mereka mendidik anak sepertimu." ucap ibu Naura
Laras yang mendengarnya, hanya menggelengkan kepala dan tersenyum kesal. Ini nih, yang dia ga suka. Selalu bawa-bawa bagaimana orang tuanya mendidik dirinya, tapi dirinya sendiri tidak mengaca.
"Masalahnya dimana? Tadi ibu kan tanya, saya jawab. Terus kenapa jadi merembet, ke arah bagaimana cara ibu saya mendidik saya? Sebelum ibu bertanya seperti itu, mestinya ibu juga introspeksi terlebih dahulu. Bagaimana ibu dan bapak, mendidik putrinya? Masih sekolah aja, pakaiannya seperti mau ke diskotik. Ketat dan juga pendek, mau belajar apa mau pamer body? Lagian, asal ibu tau. Ibu dan ayahku alias kedua orang tuaku, mereka mendidik saya dengan sangat sangat baik dan mereka juga menanamkan hal positif dan bermanfaat untuk saya." balas Laras dengan suara dingin, pak kepala sekolah yang mendengar suara Laras berubah. Mulai kalang kabut, kemana tuan Arjuna?
BRAKK
"JAGA MULUT KAMU" bentak ayah Naura, seraya menggebrak meja
"Astaghfirullah" pak kepala sekolah mengusap dadanya karena terkejut, ia semakin panik. Namun Laras dan Ellora tetap duduk santai di sofa, berani macam-macam. Maka ia akan membongkar, kebusukannya dan juga bagaimana kelakuan istri dan putrinya. Setelah ia mengganti baju dan masuk kelas tadi, Laras tentunya langsung mencari informasi mengenai Naura dan keluarganya.
Benar-benar keluarga bobrok, pantas saja putrinya juga berantakan. Seorang ayah anggota DPR, namun hanya baik di depan umum. Namun ternyata hancur di dalamnya, selain melakukan korupsi. Ia juga ternyata, seorang player. Sang istri, ia juga sama-sama bobroknya. Karena wanita itu, lebih senang bermain dengan gig*lo. Untuk memuaskan nafsu s*x nya, dan ia juga ternyata seorang penipu. Dengan menjual perhiasan dan juga tas-tas branded palsu, alias imitasi dan KW.
Sedangkan putrinya, demi menjadi model. Ia rela menjadi simpanan, seorang owner dari salah satu agency pengorbit model terkenal. WOOOWWW....
"Kenapa bapak harus marah? Yang saya ucapkan itu benar loh!!!" ucap Laras santai, bahkan ia menyandarkan punggungnya di sandaran sofa dan melipat tangan di depan perutnya.
"Kamu benar-benar anak tidak tau sopan santun, kamu tidak tau siapa saya hah?!." ucap ayah Naura lagi, Laras hanya tersenyum smirk mendengarnya. Ia lalu menegakkan kembali tubuhnya dan menatap langsung ke mata ayahnya Naura, terasa langsung menusuk ke dalam jantungnya.
"Tentu saya tau, bapak adalah.......
...****************...
Ojo nesu-nesu... 😅
...Happy Reading all 💓💓💓💓💓...
kayak pegadaian gitu lah 😁😁