Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
"Kamu ditanya mama kapan ada waktu main ke rumah? Mama pengen ngajakin kamu masak bareng," ujar Aven saat Zara berada di ruangannya pagi itu.
"Oh, baik pak, nanti akan saya hubungi ibu Alin," jawab Zara secara profesional.
"Oya, nanti ketemu klien kamu ikut sekalian makan siang. Ada beberapa berkas yang harus kemau jelaskan ulang kepada mereka," ujar Aven kembali sebelum Zara keluar dari ruangannya.
"Baik pak," jawab Zara dengan lesu.
Padahal dia ada rencana untuk mengajak Azka makan siang bersama. Kalau begini rencananya akan batal.
"Kamu kenapa?" tanya Aven melihat ekspresi Zara yang tampak kurang senang dengan apa yang dia katakan barusan.
"Ah, tidak ada apa-apa pak, kalau begitu saya kembali ke ruangan saya. Permisi," pamit Zara kemudian meninggalkan ruangan Aven.
Tok
Tok
Tok
Ceklek!
"Ada apa lagi Zara?" tanya Aven tanpa melihat siapa yang datang ke ruangannya.
"Maaf pak, tapi ini saya," sahut Dion yang ternyata berada di ruangannya.
"Ekhem, aku pikir Zara," ralat Aven dengan sikap datarnya.
"Ada apa?" tanya Aven.
Dion memberikan sebuah map coklat kepada atasannya tersebut.
"Itu adalah bukti yang diminta kemarin. Dan saya sudah menggandakannya juga," lapor Dion.
Aven membuka amplop coklat tersebut dan melihat beberapa foto yang sesuai dengan dugaannya selama ini. Dia juga mendapatkan beberapa rekaman video keduanya yang sedang bermesraan. Kemana saja Zara sampai gadis itu tidak peka dengan apa yang dilakukan kekasih dan juga sahabatnya diluaran sana.
"Kirimkan ke alamat kontrakan Zara. Biar dia tahu, semakin cepat tahu akan semakin baik," ujar Aven memerintah kembali Dion.
"Baik pak, akan saya kirimkan segera," jawab Dion.
"Makan siang dengan klien sudah kamu handle tempatnya bukan?" tanya Aven kembali.
"Sudah pak, tempat yang biasanya mereka datangi," jawab Dion.
"Bagus, nanti kita bertiga akan ke sana. Kamu boleh kembali ke ruangan mu," perintah Aven.
"Baik pak, permisi."
"Oya, tunggu Dion. Kamu harus urus karyawan yang bernama Widia itu. Urus pesangonnya dan jangan biarkan dia kembali ke perusahaan MH lagi," ucap Aven.
"Baik pak."
Aven kembali menghadap laptopnya dan melihat berkas seorang karyawati bernama Widia Larasati.
Ternyata sama persis dengan kakaknya. Keduanya tidak ada bedanya. Satu keturunan yang suka merebut milik orang lain.
Aven tersenyum tipis melihat biodata Widia.
......................
"Sayang, kamu yakin mau makan siang di tempat yang biasanya saja?" tanya Azka yang sedang sibuk menyetir.
Sedangkan Widia yang sedang heboh berdandan itu hanya berdehem menjawab pertanyaan dari Azka.
"Kamu jangan dandan terus dong sayang," ujar Azka sambil melirik ke arah Widia.
"Ini juga ulah kamu sayang, kenapa kamu nggak sabaran banget. Padahal semalam juga udah lebih-lebih. Lipstik aku sampai nggak jelas kek begini gegara kamu nyosor terus," ucapan Widia membuat gelak tawa bagi Azka.
Mau bagaimana lagi, kalau dengan Widia mampu membuat gairah Azka bangkit dengan cepat. Meskipun bersama Zara dia menemukan kenyamanan dan ketenangan. Tetapi tantangan dan kenikmatan justru dia dapatkan dari Widia.
"Nanti malam lagi ya?" pinta Azka dengan wajah pengennya.
"Haisss, tiap malam terus aja gempur aku sayang. Kalau nanti aku hamil, kamu musti nikahin aku ya," ucap Widia dan itu membuat Azka kembali tertawa.
"Jangan bercanda kamu Widia. Aku tahu kamu selama ini meminum pil KB kan biar kamu nggak kecolongan. Bilang saja kalau kamu juga belum mau hamil cepat," perkataan Azka memang benar adanya.
Karena selama berhubungan dengan Widia, Azka tidak pernah mau memakai pengaman apapun. Sehingga Azka jelas menumpahkan bibit ikan nya ke dalam rahim Widia.
"Aku berubah pikiran sekarang. Aku pengen segera mengandung benih yang kamu tanam, sayang," ucap Widia sambil memeluk erat lengan Azka dengan manja.
Azka pun mencium pucuk kepala Widia sekilas kemudian kembali fokus menyetir.
❤️❤️❤️
TBC