NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Kembali Memilih

Ketika Takdir Kembali Memilih

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Nikahmuda / Single Mom / Wanita Karir
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosee_

Novel Ketiga

Berdasarkan survei, sedia tisu sebelum membaca😌

--------
Mencintai, lalu melepaskan. Terkadang cinta itu menyakiti, namun membawa kebahagiaan lain di satu sisi. Takdir membawa Diandra Selena melalui semuanya. Merelakan, kemudian meninggalkan.

Namun, senyum menyakitkan selalu berusaha disembunyikan ketika gadis kecil yang menjadi kekuatannya bertahan bertanya," Mama ... apa papa mencintaiku?"

"Tentu saja, tapi papa sudah bahagia."

Diandra terpaksa membawa kedua anaknya demi kebahagiaan lainnya, memisahkan mereka dari sosok papa yang bahkan tidak mengetahui keberadaan mereka.

Ketika keegoisan dan ego ikut andil di dalamnya, melibatkan kedua makhluk kecil tak berdosa. Mampukah takdir memilih kembali dan menyatukan apa yang telah terpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertunjukan Menarik

Dian melamun sambil menatap benda berukuran kecil di atas meja. Benda itu tak sengaja ia temukan lagi saat merapikan pakaiannya di lemari. Sudah sangat lama sejak terakhir kali ia memutuskan untuk menyimpannya di sebuah kotak khusus agar tetap awet.

Ia menatap benda berkilau yang merupakan cincin pernikahan nya dengan Nico. Cincin bermata berlian bernilai fantastis itu dulunya begitu berharga baginya. Bukan karena nilainya, melainkan kenangan di dalamnya.

Setelah hampir enam tahun lamanya ia hidup dalam kesedihan yang berdampingan dengan kebahagiaan, luka lama semakin terbuka. Nico berhasil menemukan dirinya bahkan berhasil menyentuhnya kembali. Ia mencoba mengeraskan hatinya pada pria itu. Bersikap seolah pria itu tidak berpengaruh dalam kehidupannya.

Dian menggenggam erat cincin itu di tangannya. Menyembunyikan nya dalam genggaman tangannya yang bergetar hebat. Dian menunduk dengan tubuh ikut bergetar. Terdengar isakan kecil disana.

Jangan mencintai seseorang terlalu dalam atau kau akan terjebak di dalamnya.

Benar. Dian sudah terjebak sejak lama. Hatinya yang keras dengan mudah mencair karenanya. Hingga perpisahan mengembalikan jati diri Dian yang sebenarnya. Hatinya selalu memberontak setiap kali dirinya mencoba bersikap keras. Apa karena dirinya belum sepenuhnya ikhlas melepas Nico?

Ia selalu membohongi dirinya sendiri bahwa ia bisa hidup tanpa pria itu. Selalu seperti itu hingga enam tahun sudah berlalu dengan banyak kesakitan batin.

Rasanya begitu sakit setiap kali dirinya bersikap dingin pada Nico. Bukankah itu juga salah satu bukti bahwa ia masih ingin menerima.

Dian terkekeh dalam isakannya. Konyol sekali setiap ia merasa lemah, padahal dirinya bagai duri yang dapat melukai orang.

"Kau juga menyesal? Kenapa baru sekarang kau tawarkan aku kebahagiaan?" Menatap cincin di tangannya.

"Aku benci penyesalan. Aku selalu melakukan banyak hal dengan pikiran matang, termasuk keputusan akhir yang saat itu kita buat!" Menghapus kasar air matanya.

Tapi sekarang ia seperti menyesal, namun tak ingin mengakui. Mungkin jika ia egois, kejadian seperti ini tidak perlu ada. Seharusnya ia mempertahankan suaminya meski hati pria itu bukan untuknya. Cinta bisa datang saat terbiasa, bukan? Tapi ia begitu naif. Berpikir jika keputusan keduanya akan berakhir baik.

"Aku tidak tahu apa yang ku pikirkan sekarang. Aku terjebak dalam keputusanku sendiri. Aku benci saat aku tidak tahu harus melakukan apa!"

Dian menarik nafas dalam dan membuangnya kasar. Ia berdiri dari kursi kebesarannya, lalu berjalan keluar dengan langkah cepat. Hari ini ia akan kembali bertemu Nico setelah mendapat ancaman dari pria itu.

Nico tak perlu lagi repot-repot mencari wanita itu. Biarkan ia datang sendiri. Hanya ancaman kecil bisa membuat Dian menurut? Tentu saja. Jangan pikir Nico akan membiarkan wanitanya berkeliaran bebas.

Pria itu sedang duduk manis dengan senyum khasnya menunggu umpan tertangkap. Senyum kemenangan tak luntur dari wajahnya. Setelah mengirim satu video pada Dian, wanita itu dengan cepat bergerak. Bukan apa-apa, hanya rekaman percintaan panas mereka.

What the ...! Siapa yang bersedia jika hal intim seperti itu terekspos begitu saja? Hanya orang gila! Dan orang gila itu adalah Nico yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan wanitanya kembali.

Roby yang menunggu tiba-tiba masuk membawa tab nya. Pria itu sedikit panik saat menunjukkan kejadian tak terduga di layar tab. Dian yang baru datang tiba-tiba membuat keributan dengan salah satu karyawan. Semua kejadian terekam jelas di cctv yang sekarang di perlihatkan Roby.

Saat itu Dian dengan santai melewati beberapa divisi menuju ruangan Nico. Tapi sesuatu yang menarik menahan dirinya. Dian menyandarkan dirinya di tembok, menonton dengan senyum aneh. Percayalah ia sangat suka pertunjukan seperti ini. Belum lagi jika dirinya ikut di dalam sana.

Salah satu karyawan berkacamata bulat besar nampaknya menjadi hiburan gratis. Gadis lemah yang hanya pasrah di tindas orang sekitarnya. Ah ... ia jadi mengingat dirinya yang dulu. Tapi ia tidak lemah, ia menghargai! koreksi Dian.

Dian ikut meringis dengan wajah dibuat-buat saat karyawan berwajah cantik menarik kursi milik wanita berkacamata hingga ia terjatuh saat akan duduk. Orang-orang disekitarnya justru tertawa tanpa ada yang membantu.

"Kekanakan dan kuno!" desisnya pelan, menyeringai.

Dian berjalan pelan mendekati mereka yang seketika berubah hening dengan beberapa pertanyaan di kepala. Keheningan itu bahkan membuat suara hentakan heels milik Dian terdengar jelas. Hingga sampailah ia tepat di samping wanita berkacamata yang masih duduk di lantai.

"Sakit?" Dian berjongkok menghadapnya dengan tersenyum.

Aura menakutkan tersebar. Keberadaan Dian rupanya cukup mengintimidasi, padahal Dian hanya tersenyum sejak tadi.

"JAWAB!!" bentak Dian tidak sabar. Jelas itu membuat semua orang terkejut bukan main. Termasuk wanita yang menjadi korban bullying ini yang langsung menunduk dengan tubuh gemetar.

"Kau– kau siapa?" Wanita cantik tadi memberanikan diri untuk bertanya. Dilihat dari penampilan, wanita berwajah dingin ini bukan orang sembarangan. Lebih baik berhati-hati.

"Sstt ..." Dian meletakkan jari telunjuknya di bibir, menyuruh untuk tidak bicara. Beberapa orang terlihat menyingkir karena tak tahan.

"Aku tanya sekali lagi. Sakit?" Kali ini Dian memberi sentuhan lembut di pipi wanita itu. Mungkin karena sedikit nyaman dengan perlakuan Dian, wanita itu tanpa sadar mengangguk.

Dian tersenyum remeh. "Kalau begitu lihat baik-baik. Lakukan ini jika dia mengganggumu lagi."

Brakk! Tanpa aba-aba, Dian berdiri dan menendang keras kursi beroda di dekatnya hingga bergerak menabrak kaki wanita cantik itu.

Wanita itu tersungkur cepat dengan memegang kakinya yang sakit. Kursi itu mengenai tepat di tulang keringnya. Tak tanggung-tanggung punggungnya juga menabrak meja kerja di belakangnya.

Semua orang bergidik ngeri sekaligus takut. Belum lagi mereka melihat Dian meraih sebuah cutter kecil di salah satu meja seraya berjalan pelan mendekati wanita yang kondisinya sudah tak sebaik awal.

"Jangan– jangan mendekat!" Wanita itu mundur tertatih-tatih. Apa ia gila!

Mereka membola saat Dian sudah melayangkan tangan nya dengan mata cutter mengarah tepat ke mata wanita itu, membuat semua orang membeku dan menahan napas syok saat Dian menghentikan gerakannya. Sedikit lagi, benda tajam itu pasti mengenai matanya.

Dian tersenyum puas melihat reaksi banyak orang, terutama wanita yang menjadi korbannya ini. Tak! Dian memukul pelan kening wanita dengan gagang cutter sebagai gantinya. Sangat pelan yang mungkin meninggalkan sedikit memar.

"Berdoalah agar tak berurusan lagi denganku di lain waktu." Dian memberi peringatan.

"Aku ambil." Menunjukkan cutter yang masih bersamanya. "Dan ... bersikap baiklah padanya. Oke?" Kembali menunjuk wanita berkacamata yang masih bersimpuh di lantai itu. Mereka mengangguk cepat.

"Anak pintar." Dian pergi begitu saja setelah mengatakan itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Novel ini belum tamat kok. Jangan terkecoh oleh label End nya ya. Tunggu sampai aku menulis sendiri tanda End pada part akhir nanti, barulah itu tamat beneran.

Ngomong-ngomong makasih banget buat akun @TaraAjja yang sudah memberi tips🥰 Ditunggu juga hadiah dari para reader😜

1
Liz Ayu
memang benar jika dari kecil diajarkan berfikiran terbuka dan menerima apa adanya nantinya akan jadi orang yang bijaksana
Roka Ayah
semoga sukses
Firma
keren.....
Nismawati
Luar biasa
CikCintania
nikmati saja penyesalan mu Nico🤭🤭
sang penikmat
Luar biasa
Pur Wanti
karya mu bagus tetap semangat aku suka
Kusii Yaati
benar Thor ini kan dunia novel di mana semua terserah author mau nulis apa!yg penting masih bisa di pahami ceritanya, yg penting hati author seneng dan bebas berkarya 😊
Arkha Juna
Cerita terlalu berbelit" terlalu banyak drama
Arkha Juna
aku lompat aja part y
Nanik Lestyawati
keren
Arfanacaina_w
cerita kakak selaku bagus
pipi gemoy
👍🏼👏🏼🙏🏼☕
pipi gemoy
mampir Thor
Mr.VANO
bagus cerita novelmu thor
Mr.VANO
ini cerita awal petaka terjadi
Mr.VANO
baru bab pertama sdh menarik
Mazree Gati
tak membaca flasback
Inyhhlstryyy
Ngapain Bella ada di sini? nanti di cariin sama Alex loh pulang Belle pulang/Curse//Curse/
Inyhhlstryyy
Kalau boleh tau umur Nico brp Thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!