NovelToon NovelToon
Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Status: tamat
Genre:Romantis / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Pelakor / Tamat
Popularitas:103.6k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

Follow IG @ersa_eysresa

Bagaimana jika kekasih yang kamu cintai ternyata bermain hati dengan adikmu. Dan di hari pertunanganmu dia membatalkan pertunangan kalian dan mempermalukanmu dengan memilih adikmu untuk dinikahi.

Malu sudah pasti, sakit dan hancur menambah penderitaan Rayya gadis berusia 23 tahun. Gadis cantik yang sudah mengalami ketidakadilan di keluarganya selama ini, kini dipermalukan di depan banyak orang oleh adik dan kekasihnya.

Namun di tengah ketidakadilan dan keterpurukan yang dia alami Rayya, muncul sosok pangeran yang tiba-tdi berlutut di depannya dan melamarnya di depan semua orang. Tapi sayangnya dia bukanlah pangeran yang sebenarnya seperti di negeri dongeng. Tapi hanya pria asing yang tidak ada seorangpun yang mengenalnya.

Siapakah pria asing itu?
Apakah Rayya menerima lamaran pria itu untuk menutupi rasa malunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Keesokan harinya, sesuai kesepakatan yang dibuat antara Bima dan kedua mertuanya, ia melangkah mantap menuju perusahaan Aksara. Tujuannya jelas bertemu Bara, teman lamanya yang kini sukses di dunia bisnis. Semalam, ia sudah menghubungi Bara lewat telepon dan mengatur janji temu. Bara menyanggupi, walau hanya untuk sekadar berbincang santai, bukan urusan bisnis.

Pukul sepuluh tepat, Bima tiba di lobi gedung megah itu. Petugas resepsionis segera mengantarnya ke ruang kerja Bara yang terlihat sangat mewah dengan suasana maskulin. Ruangannya tetap kosong, karena Saka masih belum mau pindah dari ruangannya meski tanggung jawab perusahaan sudah dia berikan kepadanya.

Begitu pintu ruangan terbuka, Bara langsung bangkit dari kursinya.

"Bima! sudah berapa tahun, ya, kita nggak ketemu?" serunya sambil menghampiri dan memeluk sahabatnya erat.

Bima tertawa kecil. "Kalau dihitung, mungkin lebih dari lima tahun. Kau makin sukses, Bar."

"Ah, biasa saja. Aku lebih senang lihat kamu masih sehat. Duduk, duduk. Ceritakan semua kabarmu!"

Mereka duduk berhadapan, dengan secangkir kopi yang disuguhkan asisten Bara. Obrolan mengalir hangat, penuh tawa dan nostalgia, membahas masa lalu, keluarga, dan pekerjaan masing-masing.

Namun di balik senyumnya, Bima menyimpan kegelisahan. Ia datang bukan hanya untuk temu kangen. Ada sebuah misi yang sedang dia emban, ada sesuatu yang mengganjal hatinya, sesuatu yang harus segera ia tanyakan.

Setelah beberapa menit berbasa-basi, Bima akhirnya menghela napas dan berkata, "Sebenarnya ada satu hal penting yang ingin aku bicarakan padamu, Bar."

Bara mengangkat alis. "Apa itu?"

"Ini soal berita yang aku lihat kemarin... tentang Saka putramu yang sudah menikah dengan menantumu," kata Bima perlahan.

Bara mengangguk, wajahnya menjadi serius. "Ya, memang belakangan ini Saka sedang mencari tahu tentang keluarga istrinya. Kasihan dia selama ini hidupnya berat, karena kedua orang tua angkatnya berbuat semena-mena kepadanya sejak fia masih kecil."

"Bisa kamu ceritakan lebih detail? " pinta Bima tanpa sadar.

Bara sedikit ragu untuk menceritakan asal usul menantunya. Karena dia tidak mau di cap sebagai mertua yang suka gibah.

Bima yang mengerti akan hal itu, lalu mengeluarkan amplop coklat dan memberikannya kepada Bara.

"Buka dan lihatlah, " ucap Bima agar Bara mau melihat di dalam amplop coklat itu

Dengan ragu, Bara melihat album foto kecil yang berisikan foto lama milik keluarga . Matanya membelalak, tak percaya melihat foto di depannya.

"Astaga, Bima... Ini... Ini mirip sekali dengan Rayya, istri Saka," gumamnya.

Bima menelan ludah, hatinya berdegup kencang. "Itulah kenapa aku ke sini. Aku butuh jawaban. Aku ingin memastikan sesuatu,"

Melihat kesungguhan di wajah sahabatnya, Bara mempersilakan Bima bercerita.

Dada Bima terasa sesak saat ia memulai kisahnya. "Dua puluh tahun lalu, aku mengalami kecelakaan parah. Istriku koma selama berbulan-bulan, lalu meninggal... dan anak perempuan kami yang saat itu baru dua tahun... hilang. Aku sudah mencari ke mana-mana, Bar. Aku habiskan bertahun-tahun mencarinya, tapi tidak pernah berhasil."

Bara mendengarkan dengan seksama, tangannya mengepal di atas meja.

"Aku pikir... mungkin saja menantumu itu adalah Dinda anakku," lanjut Bima dengan suara bergetar.

Suasana ruangan mendadak berat, seolah udara menjadi lebih pekat.

Bara mengusap wajahnya, mencoba mencerna semua yang baru saja didengarnya. "Bima... kalau benar begitu, ini besar sekali kemungkinannya. Aku harus bilang Saka. Tapi kita perlu bukti, dan perlu tes DNA."

Bima mengangguk pelan. "Aku tahu. Aku tidak mau membuat asumsi tanpa dasar. Tapi... hatiku mengatakan ada sesuatu di sini."

Bara menatap sahabatnya itu, membaca ketulusan dan harapannya. Ia tahu, ini bukan sekadar kebetulan. Kemiripan itu terlalu mencolok untuk diabaikan.

"Apakah Rayya sendiri tahu tentang latar belakangnya?" tanya Bima.

Bara menggeleng. "Dia baru tau kalau dia bukan anak kandung dari orang tua angkatnya setelah dipermalukan dan menikah dengan Saka. Ah, itu bisa aku ceritakan nanti. Yang terpenting sekarang, aku aku harus memanggil Saka untuk datang kemari dan bicara dengan mu. "

"Baiklah, Aku paham," jawab Bima.

Bara segera memanggil Saka melalui panggilan telepon. Suasana berubah hening, Mereka terdiam beberapa saat, masing-masing larut dalam pikirannya sendiri. Di luar jendela, awan bergerak perlahan, menutupi matahari yang tadi bersinar cerah.

"Ada apa papa memanggilku? " tanya Saka yang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu.

"Duduklah ada sesuatu yang penting yang harus kita bicarakan, " pinta Bara.

Saka mengangguk dan berjalan mendekati sang papa dan tamu yang belum pernah dia tau sebelumnya.

Bara lalu mengenalkan Bima kepada Bara begitu juga sebaliknya. Lalu menceritakan maksud kedatangan Bima sebelumnya yang hanya ingin temu kangen ternyata ada maksud lain terkait pertemuan mereka.

"Lihatlah, foto-foto itu, Saka. " Bara menunjuk sebuah album foto kecil di atas meja dan meminta Saka untuk melihatnya.

Dengan ragu Saka mulai melihat satu persatu foto yang ada di dalam album itu. Sampai di satu foto, tangannya berhenti membolak-balik foto di sana saat melihat satu wajah yang sama dengan wajah istrinya.

"Ini– " Kalimat Saka tergantung karena tidak percaya sama sekali dengan apa yang dia lihat.

"Dia adalah Niken, istriku–. "

Saka langsung mengangkat wajahnya dan menatap Bima tak percaya. Bagaimana bisa?

Perlahan, Bima kembali menceritakan kejadian yang dia alami dua puluh tahun lalu. Walau dia harus kembali membuka luka lamanya, akan dia lakukan untuk menemukan anaknya.

"Jadi–, kemungkinan–, "

"Ya, kemungkinan besar Bima ini adalah ayah dari istrimu, Saka. Ayah mertuamu. Tapi sesuai kesepakatan, siapapun yang mengaku sebagai keluarga Rayya atau berandai-andai sebagai keluarga Rayya, mereka harus melalui tes DNA untuk memastikan hubungan darah itu benar atau hanya orang yang mengaku-ngaku. Melihat sekarang Rayya adalah menantu di keluarga kita. " ujar Bara panjang lebar.

"Aku Siap. Aku juga ingin memastikan, apakah Rayya adalah anakku atau bukan. " kata Bima

Dan diangguki oleh Bara dan Saka.

"Baiklah, mari kita ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA, Om. " ajak Saka penuh semangat.

"Baik, ayo. "

Bima menghela napas lega. Sebuah langkah kecil telah diambil, menuju jawaban yang selama ini menghantuinya.

Namun, di balik harapan itu, ada ketakutan. Bagaimana jika kenyataannya berbeda? Bagaimana jika Rayya bukan anaknya?

Bima memejamkan mata sejenak, membiarkan perasaannya terombang-ambing antara harap dan cemas. Tapi satu hal pasti — ia tidak akan mundur. Ia harus tahu kebenarannya.

"Bima," panggil Bara, memecah lamunan. "Apa pun yang terjadi nanti, kau harus siap."

"Aku siap," jawab Bima mantap. "Aku sudah mencari dan menunggu selama dua puluh tahun untuk bertemu dengan anakku."

Mereka saling berpandangan, dua sahabat yang kini diikat oleh rahasia besar yang bisa mengubah hidup mereka selamanya.

Di luar, langit mulai berwarna kelabu. Tapi di hati Bima, secercah cahaya baru mulai menyala.

1
Lin
Luar biasa
lee zha
bagusssss semangat terus thor/Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
💝F&N💝
sudah like ya
Ririn Nursisminingsih
emang penyakit hati itu susahhh
Sandisalbiah
𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚍𝚒 𝚕𝚊𝚗𝚍𝚊𝚜𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚐𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊𝚊𝚗... 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚗𝚒𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗...
Sandisalbiah
𝚐𝚊𝚔 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝙻𝚒𝚟𝚒𝚗𝚊, 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊, 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚠𝚊𝚛𝚊𝚜...
Sandisalbiah
𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚊𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚜𝚒 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚔𝚘𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚘𝚕𝚘𝚕 𝚍𝚕𝚖 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚕𝚊𝚒 𝚠𝚊𝚝𝚊𝚔 𝚘𝚛𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝚁𝚊𝚢𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚞𝚕𝚞𝚜, 𝚙𝚎𝚛𝚑𝚊𝚝𝚒𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚙𝚍𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚎𝚖𝚙𝚞𝚊𝚗 𝚞𝚕𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚕𝚒𝚌𝚒𝚔 𝚍𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚔𝚎𝚋𝚎𝚗𝚌𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊...
Sandisalbiah
𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚔𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚌𝚞𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚊𝚗 𝚂𝚊𝚗 𝚞𝚓𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚞𝚜𝚝𝚛𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝙻𝚒𝚟𝚒𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔 𝚋𝚞𝚛𝚞𝚔 𝚝𝚙 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑𝚗𝚢𝚊 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊 𝚓𝚞𝚜𝚝𝚛𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒 𝚠𝚊𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚜𝚒𝚏𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚛𝚞𝚔 𝚒𝚝𝚞...
Sandisalbiah
𝓹𝓮𝓻𝓷𝓲𝓴𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓰𝓪𝓴 𝓶𝓾𝓵𝓾 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓭𝓲 𝓭𝓪𝓼𝓪𝓻𝓲 𝓻𝓪𝓼𝓪 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪, 𝓽𝓸𝓱 𝓷𝔂𝓪𝓽𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝔂𝓰 𝓪𝔀𝓪𝓵𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓷𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪𝓲 𝓰𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓭𝓲𝓴𝓲𝓽 𝔂𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓭𝓰𝓷 𝓹𝓮𝓻𝓬𝓮𝓻𝓪𝓲𝓪𝓷... 𝓲𝓷𝓽𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓵𝓶 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓱𝓾𝓫𝓾𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓽𝓲𝓪𝓹 𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓹𝓾𝓷𝔂𝓪 𝓴𝓸𝓶𝓲𝓽𝓶𝓮𝓷 𝓭𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓵𝓪𝓷𝓴𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓰𝓷 𝓼𝓮𝓹𝓮𝓷𝓾𝓱 𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓰 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓭𝓲 𝓴𝓸𝓶𝓲𝓽𝓶𝓮𝓷 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪.. 𝓽𝓸𝓱 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓱𝓪𝓭𝓲𝓻 𝓼𝓮𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓪𝓭𝓪 𝓴𝓮𝓷𝔂𝓪𝓶𝓪𝓷𝓪𝓷 𝓭𝓲𝓪𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪𝓷 𝓫𝓾𝓴𝓪𝓷?
Sandisalbiah
𝓪𝓭𝓪 𝓸𝓻𝓽𝓾 𝓶𝓸𝓭𝓮𝓵 𝓫𝓮𝓰𝓲𝓷𝓲.. 𝓶𝓮𝓷𝓲𝓼𝓽𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓷𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓭𝓲𝓻𝓲 𝓭𝓲 𝓭𝓮𝓹𝓪𝓷 𝓽𝓪𝓶𝓾, 𝓳𝓰𝓷 𝓫𝓲𝓵𝓪𝓷𝓰 𝓴𝓪𝓵𝓪𝓾 𝓼𝓮𝓫𝓮𝓷𝓪𝓻𝓷𝔂𝓪 𝓡𝓪𝔂𝔂𝓪 𝓱𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓪𝓷𝓴 𝓪𝓷𝓰𝓴𝓪𝓽 𝓶𝓪𝓴𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪 𝓲𝓷𝓲 𝓭𝓲 𝓹𝓮𝓻𝓵𝓪𝓴𝓾𝓴𝓪𝓷 𝓽𝓭𝓴 𝓪𝓭𝓲𝓵 𝓸𝓵𝓮𝓱 𝓴𝓮𝓵𝓾𝓪𝓻𝓰𝓪𝓷𝔂𝓪? 🤔🤔
Rahma Inayah
gak ada bonchap nya gitu.akhr yg indah ..
Mefiani
bagus ceritanya...apa ada lanjutan ceritany satria ma satya kayak di keluarga erhan dulu...cerita dari generasi ke generasi ..makasih kak resa sayank...semangat berkarya💪💖😘
Reni Anjarwani
bagus bgt sayang sekali udah tamat
Ratna Mazdah
Menurut ku cerita nya bagus. Tpi gk cocok aja masak papa mertua ngajak ketemu menantu diluar. Seharusnya kalau memang ngajak ketemu diluar. Ibu saka harus nya ikut. Aneh aja rasanya. Perasaan😁 mf ya thor sekedar masukan. Atau diundang makan malam kerumah biar enak ngobrolnya. Ni kek ketemu sugar baby aja papa si saka ini😄
Reni Anjarwani
lanjut
Inisial M
next..
Mefiani
semoga twin segera lahir dengan selamat dan sehat..juga mamanya..
Rahma Inayah
semoga rayya slmt dlm melahirkan twins
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Amy
calon oma Dan opa heboh luar biasa,, excited bangat belanjanya 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!