ISTRI BUTA TUAN MAFIA

Gabriel terus menggerutu, entah siapa yang membuat dress kurang bahan seperti ini, kenapa punggung istrinya bisa terlihat begitu jelas, dan siapa yang merias Vale? sampai harus memperlihatkan leher jenjang istrinya.

“Kamu kenapa?" Tanya Vale, lantaran sejak tadi wajah suaminya sama sekali tidak menunjukkan keramahan, seperti orang yang ingin memangsa seisi ruangan itu.

“Kamu beli baju seperti ini di mana?" Alih-alih menjawab, Gabriel malah balik bertanya, dan semakin muram wajahnya ketika melihat belahan paha istrinya.

Kenapa tadi tidak terlihat ketika di rumah? dan sekarang nampak jelas, Gabriel dengan cepat melepaskan jasnya dan menutup bagian punggung istrinya, lalu mengambil bantal sofa untuk menutupi paha istrinya.

Vale tersenyum tipis, sekarang dia paham kenapa wajah sang suami tidak enak di pandang, ternyata karena pakaiannya.

“Apa kamu lupa? ini pemberianmu, kamu bilang aku cukup seksi jiga memakai ini" Jawab Vale tersenyum genit.

Gabriel melirik sekilas. “Aku hanya memperbolehkanmu berpenampilan seksi ketika hanya kita berdua, tidak untuk di pertontonkan seperti ini, lihatlah mata-mata para bajingan itu, menatapmu penuh minat" Kesalnya dan langsung menyesap minuman dalam gelas kecilnya.

Vale melihat sekeliling, ya seperti yang di katakan oleh suami, banyak laki-laki yang melirik padanya, namun hanya satu yang membuat Vale merinding, laki-laki yang duduknya tidak jauh dari tempatnya,

Tampan, tinggi dan bermata sipit, seperti bukan orang New York. “Gabriel, siapa dia?" Bisik Vale, Gabriel mengikuti arah pandang istrinya.

“Haven, kamu tidak perlu khawatir, meskipun kamu telanjang dia tidak akan berminat denganmu" Jawabnya santai, lalu Gabriel mengangkat gelasnya sebagai tanda sapaan.

Yang langsung di balas oleh laki-laki bernama Haven itu. Vale semakin penasaran. “Maksudnya, dia tidak normal?"

Gabriel menggeleng. “Cintanya sudah di bawa mati oleh istri dan putranya, sejak kejadian na'as itu, dia tidak pernah berminat dengan perempuan mana pun, bahkan dia mendapatkan julukan, Mafia impoten" Jelas Gabriel, dia berteman baik dengan Haven, maka dari itu Gabriel mengetahui semuanya.

“Siapa yang membunuh keluarganya?" Tanyanya, Gabriel menggeleng kenapa istrinya senang sekali bergosip, mereka sedang tidak ada di rumah, bagaimana jika ada yang mendengar. Belum sempat Gabriel menjawab.

Dor

Dor

Prang!!!

“Awww!!"

Dua tembakan melesat begitu saja, bukan ke arah Gabriel melainkan kearah Haven, pecahan botol terdengar dengan teriakan para perempuan, Gabriel dengan cepat melindungi istrinya dan mengambil senjata yang ada di balik punggungnya.

Kekacauan semakin terjadi kala mereka tidak melihat yang mana musuh dan mana teman, lampu mendadak mati.

“Shit!!" Gabriel mengumpat, dia yakin jika target dari penyerangan ini adalah Haven, si duda tampan dengan kekuatan kedua di bawah Gabriel.

“Tuan, Nyonya, ayo lewat sini" Bisik Daniel dia sudah menelusuri setiap lorong yang menurutnya aman, suara tembakan terus terdengar, Gabriel memeluk istrinya dan membawanya ke luar.

“Gabriel!!" Rengek Vale.

“Diamlah, tidak akan terjadi apa-apa pada kita, karena target mereka adalah Haven" Jawabnya mengusap lembut punggung istrinya.

Vale menggeleng. “Aku tidak perduli itu, tapi aku dengan tas ku yang tertinggal di dalam, tas itu hanya ada tiga di dunia ini" Jelasnya, hampir saja Gabriel membanting tubuh istrinya, tapi dia mencoba menghela nafas panjang.

“Besok, Daniel akan mendatangi perusahaan yang membuat tas itu, mereka akan membuatkan khusus untukmu, jika kita kembali ke dalam, anak-anak kita tidak akan memiliki orang tua, di dalam sana kita tidak tau mana musuh dan teman" Ucap Gabriel, semoga saja istrinya mengerti, jangan hanya karena Tas mereka akan menyerahkan nyawa.

Vale mengangguk pelan. “Tidak usah, sebagai gantinya aku ingin uang sesuai harga tas ku yang hilang"

“Baiklah, kamu akan mendapatkan malam ini juga, tapi kamu juga harus memberikan bayaran untukku" Kekeh Gabriel, Vale mengangguk pelan.

Daniel membawa mobil Tuan nya menjauh dari area gedung pesta itu, dan Gabriel juga sempat melihat jika Haven berhasil keluar dari tempat itu.

**

Sejak kejadian itu Gabriel kembali memesan baju-baju khusus untuk pergi ke pesta, yang tidak mengundang perhatian para laki-laki. Sebenarnya Gabriel juga sadar, bukan pakaiannya, tetapi memang istrinya sangat cantik, jadi apapun yang di kenakan akan terlihat seksi dan menarik.

“Dad, dor!!" Seru Erlan memainkan pistol-pistolan miliknya dan menembak ke arah sang Ayah.

Gabriel yang mendapatkan serangan tiba-tiba dari putranya, pura-pura terjatuh dan mati. Hal itu membuat Erlan bingung dan menggaruk kepalanya.

“Kenapa orang jahat cepat mati?" Gumam Erlan pelan.

“Karena yang kamu tembak kepalanya, coba kakinya paling Daddy akan pincang dan tidak mati" Jawab Brianna.

Dua bocah kembar itu sudah semakin menggemaskan, mereka tumbuh menjadi cerdas, dan pintar, kekhawatiran Gabriel tentang Erlan ternyata tidak terjadi, nyatanya bocah laki-laki itu yang sekarang sudah berusia dua tahun lebih, pandai berbicara dan melakukan hal-hal sepertinya dulu.

Daniel yang melihat kedua anak Bos nya sudah tubuh dengan sehat, dia kambali teringat dengan Kimmy, jika saja perempuan itu tidak bunuh diri, mungkin anaknya sudah berusia satu tahun dan akan terlihat sangat lucu seperti Erlan dan Brianna.

Tanpa sadar Daniel meneteskan air matanya, dan hal itu tidak luput dari penglihatan Gabriel, dia sudah mendapatkan kabar dari Nata, jika Kimmy sudah melahirkan bayi laki-laki, dan wajahnya sama persis dengan Daniel, seperti pinang di belah dua, tidak perlu tes DNA lagi.

“Menikahlah, kalau kamu ingin memiliki anak" Celetuk Gabriel, mengagetkan Daniel.

Laki-laki tampan itu tersenyum tipis. “Tidak, aku masih ingin sendiri" Jawabnya.

“More masih menunggumu, dia sepertinya gadis yang baik" Ujar Gabriel, pengasuh putranya itu masih belum menikah entah apa alasannya, Gabriel tidak ingin tau karena bukan urusannya.

“Tidak ada yang bisa menggantikan Kimmy di hatiku"

Gabriel tersenyum tipis. “ketika dia ada kamu tidak menganggapnya, dan menjadikannya pelampiasan, kamu malah lebih perhatian pada perempuan lain, sekarang sudah tiada berlagak menjadi orang paling tersakiti, aku pikir perempuan adalah mahkluk paling pandai berpura-pura, ternyata laki-laki juga ada dan kamu salah satunya" Ujar Gabriel meremehkan Daniel.

Daniel sama sekali tidak merasa marah, memang itu faktanya, sekarang hanya penyesalan yang dia rasakan, dan menebusnya tidak menikah dengan siapapun. Seakan cintanya di bawa mati oleh Kimmy.

“Dad, aku sudah menembakmu kenapa kamu masih bisa duduk?" Kesal Erlan melemparkan pistol mainannya.

“Daddy sudah aku sembuhkan, aku Dokter hebat yang bisa menghidupkan orang yang sudah mati" Timpal Brianna semakin membuat Erlan kesal dan menangis sejadi-jadinya, dia merasa gagal menjadi penembak jitu. Gabriel hanya tertawa melihat putranya menangis.