NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:454.4k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman dari Silva

"Walaupun Anda adalah penerus keluarga Ferrel, tapi Anda tetap tidak pantas berkata seperti itu! Nana istri saya! Dan, sampai kapan pun , saya nggak akan lepaskan dia untuk lelaki manapun!" tegas Edward.

"Ed," lirih Silva gelisah. Saat ini, posisinya yang sedang terancam.

Akan tetapi, Edward justru sedang sibuk memperebutkan Nana dengan pangeran keluarga Ferrel itu.

"Berarti, nasib Nona disamping Anda akan kasihan sekali," timpal Dylan tersenyum. "Selamanya, dia hanya akan jadi simpanan yang tak memiliki status," lanjutnya mencibir.

Silva menggeram kesal. Yang dikatakan Dylan memang ada benarnya. Jika, Edward tidak menceraikan Nana, maka statusnya tak akan pernah naik menjadi istri sah Edward. Selamanya, statusnya disamping Edward hanya akan menjadi cibiran orang.

"Na, kemasi barang-barang kamu! Hari ini juga, kamu harus pulang ke rumah!" titah Edward kepada sang istri.

Jika Nana terus tinggal di hotel itu, maka Edward tak akan bisa tidur nyenyak. Membayangkan, Nana dan Dylan akan sering bertemu, benar-benar membuatnya tak bisa tenang.

"Rumah? Rumah yang mana? Saya nggak punya rumah, Tuan Edward!" sahut Nana sinis.

"Rumahku juga rumah kamu, Na! Kenapa kamu masih bertanya?"

Nana reflek menyunggingkan senyum tipis. "Waktu Anda mengusir saya, Anda bilang kalau rumah itu hanya milik Anda. Saya nggak ada hak sama sekali untuk tinggal di sana."

"Itu karena aku kesal sama kamu, Na!" timpal Edward cepat. "Andai kamu nggak jahat sama Silva, mana mungkin aku tega mengusir kamu!"

"Mata kamu memang benar-benar buta," lirih Nana sembari menggeleng pelan.

"Apa maksud kamu?" tanya Edward keberatan.

"Jelas-jelas, kalau Silva yang selalu berbohong. Tapi, Tuan Edward tetap saja berpihak sama dia."

Edward menghela napas kasar. "Aku kenal Silva sudah sangat lama. Aku tahu gimana karakternya. Dia bukan perempuan yang suka berbohong!"

"Terserah," balas Nana tak peduli. "Percuma bicara sama manusia bodoh seperti Anda!"

Kemudian, Nana menatap ke arah Dylan.

"Dylan, apa kamu sibuk?"

"Nggak. Memangnya, kenapa? Kamu butuh bantuan?"

Nana pun menggeleng pelan. "Nggak," jawab Nana. "Aku cuma mau ditemenin sarapan."

"Ya sudah, ayo! Kebetulan, aku juga belum sarapan."

"Na! Kamu cuma ajak dia?" celetuk Edward bertanya.

"Bukan urusan Anda, Tuan Edward!" sahut Nana seraya berlalu pergi.

Detik itu juga, jantung Edward bagai ditikam sebuah belati. Nana-nya sudah sangat berbeda.

Lupa ingatan benar-benar merenggut sosok Nana yang dulu.

" Kamu terasa semakin jauh. Aku kangen kamu yang dulu, Na!" lirih Edward.

Dan, Silva langsung membuang muka karena benar-benar cemburu berat akibat ucapan Edward.

*

*

*

"Yana! Ngapain kamu disini?"

Silva segera menyeret tangan sahabatnya itu masuk ke dalam rumah.

"Silva, kamu harus bantu aku!" kata wanita bernama Yana itu. Ia terlihat sangat panik dan gelisah.

"Ada apa?" tanya Silva tak mengerti.

"Baru saja, aku dapat ini," tukas Yana yang langsung menyodorkan sebuah kertas kepada Silva.

"Surat panggilan?" gumam Silva tak percaya.

"Iya," angguk Yana membenarkan. "Aku dilaporkan ke polisi sama laki-laki yang sama Nana itu, Sil."

Terdengar helaan napas yang cukup panjang dari mulut Silva.

"Maaf, Yana! Kalau kamu kemari untuk minta bantuan, aku nggak bisa," geleng Silva.

"Kok, kamu ngomong kayak begitu sih, Sil? Padahal, aku menyebarkan foto-foto itu juga karena perintah dari kamu!" pekik Yana khawatir.

Sstt!

Mata Silva melotot. Telunjuknya reflek menempel di bibir Yana.

"Jangan keras-keras! Nanti, Edward dengar."

"Sil, aku benar-benar nggak mau dipenjara. Kamu harus melakukan sesuatu untuk membantu aku."

"Maaf, aku benar-benar nggak bisa, Yan!"

"Silva, kamu mau tinggalin aku setelah masalah sudah jadi sebesar ini?" tanya Yana tak percaya.

"Aku bukannya ninggalin kamu, Yan! Tapi, kalau kamu berani berbuat, seharusnya kamu juga siap untuk menanggung resikonya."

"Tapi, aku menyebarkan foto itu karena perintah dari kamu, Sil!" tegas Yana dengan suara menggeram menahan amarah.

Nasibnya sudah diujung tanduk akibat hasutan Silva.

"Aku memang minta kamu untuk sebar foto-foto itu. Tapi, aku nggak pernah bilang kalau kamu harus mengirimkannya ke media. Iya, kan?"

Lidah Yana seketika menjadi kelu. Apa yang Silva katakan memang ada benarnya. Silva tak pernah memintanya mengirim foto-foto itu ke media.

Tapi, jika bukan ke media, memangnya foto-foto itu mau disebar kemana lagi? Sementara, Silva memerintahkan supaya Yana menghancurkan nama baik Nana.

"Yana..." Silva menggenggam erat tangan sahabatnya. "Jangan pernah sebut namaku saat kamu diinterogasi, ya! Kalau sampai kamu menyeret namaku juga, maka keluarga kamu nggak akan selamat. Terutama, Ibu kamu yang punya penyakit jantung itu."

Degh!

Netra Yana tampak bergetar. Kaca-kaca tipis mulai mengaburkan penglihatannya.

"Silva... kamu mengancam aku?" tanya Yana tak percaya.

"Siapa yang mengancam kamu, Yan?" Silva tertawa kecil. "Aku cuma kasih nasehat aja sama kamu. Di dengar, ya syukur. Kalau nggak didengar..."

Sorot mata Silva tiba-tiba menggelap. "Berarti, kamu siap mendengarkan kabar buruk dari salah satu anggota keluarga kamu," lanjutnya dengan suara setengah berbisik.

Yana tak bisa berkata-kata apa-apa. Dia hanya bisa menangis, menyesali perbuatannya.

"Kamu iblis, Silva!" lirihnya sebelum berbalik pergi meninggalkan Silva.

1
lenny sukmasari
Luar biasa
Dede Bleher
ende gut alles gut.
👍👍👍
Tia Saputri
sakit kan luh Edward sama kata²nya
mimief
salah sebut lagi thor🤣🤣🤦
mimief
maksudnya mau dijadikan pembantu gratis lagi ya
jgn harap laah
mimief
ya elah..baru cium kening
belum cium bibir kan
lah kemaren Silvia sama Edward di normalisasi
mah persahabatan kalian dr awal aneh si
rasain lah...apa aja di normalisasi kan
jadi ...ga usah jadi yg paling jadi korban lah
mimief
woi .beda istri beda rejeki
mang aura lu aja yg bawa sial
mimief
harusnya jangan sampe ngorbanin Ampe segitu nya juga na
tapi .kalau ga dramatis begitu
susah juga y ngeluarin mereka
malah jadi makin tuman
mimief
iyalah..Uler Uler berantas aja dr awal
jgn kasih celah
mimief
taik kucing
Lo kira siapa yg mau bertahan ,kita Sudah ngos-ngosan mengejar.. sedangkan dia sibuk mendorong kita
ahh
leganya.. walaupun 4 tahun
anggep aja buang sial
mimief
mang keluarga benalu
pantes bapak nya kesel bgt
mimief
udah kali pada . kesempatan udah beribu-ribu kali dia kasih.
4 tahun tu ga sebentar
Ampe dia sadar pas diantara hidup dan mati...
kita bisa liat seberapa orang perhatian nya
mimief
heran ya..para laki yg mode begini
sebenarnya apa yg Lo harepin si
menurut kalian mang kita patung marmer,yg diapain aja bakalan diem aja
ga punya hak untu sakit dan terluka
hadeeh
boleh ga si gw Jambak ginjal nya,🤣🤣🙄
mimief
ya..ketika Lo bawa Uler kedalem rumah
jangan kaget akhirnya ke gigit juga..
ngapain marah?
kan Elu yg mau
geblek
mimief
iya lah..dia udah suhu na
jadi tau🤣🤣
mimief
wah..mang ya kelebihan pelakor tu cuman ga tau diri sama ga tau malu
ada yg punya kaca gede ga sii
hadeeeh
Wulan Sari
Cerita nya menarik 👍 salam sehat selalu ya 💪❤️🙂🙏
Dedeh Dian
Bagus ternyata alur ceritanya... Makasih author
my+ng
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Bunda Iwar
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!