Domanick Limson seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya.
Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal group Limson. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Lindsey Caroline mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Domanick.
Sementara orangtua Lindsey telah menjodohkannya dengan laki-laki lain.
Akankah Domanick bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan Lindsey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Di kec upnya leher jenjang Lindsey oleh Domanick dengan lembut dan perlahan hingga membuat Lindsey memejamkan kedua matanya menikmati setiap sentuhan bibir Domanick pada kulit lehernya.
Sementara kedua tangan besarnya masih betah mengelus paha mulus Lindsey.
"Kau wangi sekali sssthhh," Domanick menciumi leher jenjang Lindsey dengan penuh ga irah.
Rasanya tidak tahan lagi untuk memendam hasrattnya ingin mencicipi tubuh seksi Lindsey. Hingga ciuman Domanick dileher itu semakin liar karena Domanick bukan hanya menciuminya melainkan juga menye sapnya hingga meninggalkan bekas merah dileher Lindsey.
"Ah emth kakak," kedua tangan Lindsey meremat meja yang dia duduki.
Sementara Domanick semakin terbawa arus hasratt liarnya yang meminta untuk dituntaskan saat ini juga.
"Sey aku menginginkanmu aku suka tubuhmu," lirih Domanick disela-sela aksi liarnya menye sap leher indah Lindsey.
"Maksud kakak?"
"Kita lakukan sekarang aku ingin merasakan nikmatnya tubuhmu!"
"Apa kakak sudah mencintai ku?"
Pernyataan Lindsey membuat Domanick menghentikan aksinya, lalu perlahan mundur kebelakang seolah tak memiliki jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Lindsey.
Sebenarnya memang hingga detik ini Domanick sendiri masih bingung akan perasaannya terhadap Lindsey, rasa cinta itu seperti apa? Dan apakah hatinya memang sudah jatuh cinta pada Lindsey, bertahun-tahun Domanick melampiaskan hasrattnya pada para wanita tanpa didasari oleh rasa cinta, hingga kini dirinya kebingungan mengenali rasa cinta itu sendiri seperti apa.
"Sore ini pulanglah dengan supir kantor karena aku ada urusan!"
"Hmm memang kita tidak pernah kan pulang bersama," Lindsey turun dari atas meja kerjanya lalu merapihkan kembali rok yang tadi sempat tersingkap.
Lindsey keluar dari dalam ruangan Domanick berjalan dengan perasaan kecewa, sebenarnya sangat sederhana keinginan Lindsey. Pernyataan cinta dari Domanick! Telah lama mencintai dalam diam tapi kini begitu telah disatukan, Lindsey merasa cintanya masih sama seperti dulu bertepuk sebelah tangan.
Setelah jam pulang kantor! Lindsey pulang ke rumah diantar oleh supir sementara Domanick dan Gilbert pergi untuk membekuk si penguntit yang sudah membuat resah Domanick.
"Kau yakin ini tempatnya?"
"Iya Tuan,"
Mobil Domanick menepi disebuah gang sempit yang merupakan akses menuju rumah si penguntit! Mobil tidak bisa masuk kedalam jadi Domanick dan Gilbert terpaksa harus bejalan kaki menuju kediaman penguntit yang mereka cari.
Berjalan di jalanan sempit serta banyaknya orang yang berlalu lalang dilalui oleh Domanick dan Gilbert, hingga sampailah mereka didepan rumah yang bangunannya sederhana.
Tok.
Tok.
Tok.
Laki-laki berusia sekitar 25 tahun yang merupakan orang yang diam-diam mengambil foto Domanick dan Lindsey, tidak menaruh kecurigaan apa-apa hari ini, dia santai saja membuka pintu rumahnya.
Klek.
"Hah kau, ka ka ka-kau Tu-an Nick?" langsung berusaha menutup pintu tapi usahanya gagal karena Gilbert menendang pintu rumahnya bahkan hingga pintu itu rusak dan jatuh kelantai.
Bught
Laki-laki berusia 25 tahun itu langsung bersimpuh dihadapan Domanick dan Gilbert.
"Ampun Tuan ampuni aku! Aku hanya disuruh, aku tidak tau apa-apa sumpah Tuan maafkan aku!"
Domanick menelisik kesetiap sudut rumah si penguntit itu, Rupanya dia adalah fotografer amatiran. Sepertinya orang yang menyuruhnya sangat berhati-hati sampai-sampai laki-laki yang tidak berguna seperti dia yang diperintah.
"Siapa yang menyuruhmu?" Domanick sudah memasang wajah ingin mengirim laki-laki yang sedang berlutut dihadapannya itu ke rumah sakit atau kuburan.
"A-anu Tuan aku tidak tau,"
Bugh..
Satu tendangan kaki kanan Domanick mengenai leher laki-laki tersebut hingga tubuhnya jatuh menghantam lantai.
"Aaaa, sungguh Tuan aku dan orang itu bertemu di taman bermain kemudian dia melihatku sedang menjajakan hasil foto amatir ku pada orang-orang, jadi dia tertarik untuk membayar ku untuk memotret mu diam-diam!" dengan suara bergetar.
"Laki-laki?" tanya Domanick.
"Iya laki-laki Tuan, tapi aku melihat juga wanita yang bersama laki-laki itu! Sungguh Tuan aku tau kau adalah Domanick Limson aku sangat takut dan kagum setiap kau muncul di Billboard dan media online, aku terpaksa Tuan aku butuh uang untuk membayar sewa rumah gubug ini, ampuni aku!" dengan suara bergetar dan menangis.
"Kau mau aku belikan rok?"
"Rok untuk apa Tuan?" berhenti menangis sejenak.
"Karena kau tidak pantas menjadi seorang laki-laki, kau menangis dan bahkan astaga kau jorok sekali!" Domanick melihat lelehan air ken cing laki-laki itu yang mengalir dilantai.
Laki-laki itu sangat ketakutan melihat Domanick secara langsung hingga dia kenc ing dicelana.
"Bert, tanyakan alamat taman bermain anak-anak itu! Aku tidak tahan melihat laki-laki macam ini!" Domanick keluar dari dalam rumah laki-laki tersebut.
"Baik Tuan!"
Setelah mendapatkan alamat taman bermain anak-anak tempat orang yang membayar fotografer amatir tersebut, karena hari sudah larut Domanick dan Gilbert memutuskan untuk pulang ke rumah.
Setibanya di rumah keduanya masuk lalu duduk di sofa ruangan televisi.
"Tuan besok kau tidak usah ikut biar aku saja yang pergi ke taman bermain itu!"
"Baiklah urus dan temukan orang yang sudah berani mengusik ku!"
"Lalu jika sudah ketemu mau aku kirimi ke rumah sakit atau ke kuburan sekaligus Tuan?"
"Terserah kau saja! Aku hanya penasaran apa motif orang ini melakukan hal konyol begini!"
Pelayan datang membawakan minuman dan makanan ringan untuk Domanick dan Gilbert.
"Kemana Lindsey? Aku tida melihatnya?"
"Nona Lindsey pergi Tuan, katanya ke mall sama teman-temanya!"
"Begitu rupanya!"
"Nona yang malang kesana-kemari sendirian terus sepertinya lebih beruntung truk ya Tuan,"
"Maksud mu?"
"Aku sering melihat truk gandengan sepanjang jalan, sementara nona selalu pergi sendiri tanpa pasangannya!"
Ckckck...
"Sepertinya minuman mu akan lebih segar bila aku campurkan serbuk sia nida kedalamnya!" kedua mata Domanick melotot tajam.
"Maaf Tuan bercanda!" Gilbert berusaha menahan tawanya.
Padahal memang benar apa yang dikatakan oleh Gilbert, kasihan Lindsey yang selalu kemana-mana sendiri padahal sudah memiliki suami.
Sementara itu di mall Lindsey, Rachel dan Leon tengah asik makan disalah satu tempat makan didalam mall tersebut, tiba-tiba ada seorang laki-laki menaruh kertas dimeja Lindsey lalu laki-laki itu berlari pergi.
"Ih siapa si itu?" heran Rachel.
"Coba Sey buka kertasnya!" titah Leon.
Lindsey pun penasaran lalu kemudian membuka kertas putih tersebut.
(Suami mu hanyalah laki-laki tidak bertanggung jawab! Seorang Cassanova tidak percaya cinta dan pernikahan, tapi ternyata menikahi sepupunya sendiri)
Rachel dan Leon merebut kertas tersebut sementara Lindsey hanya melongo bengong mencoba mencerna setiap kalimat yang tertulis disana.
♥️♥️♥️♥️♥️
Jangan lupa untuk like ya maak othor juga mau ngingetin lagi nih yang belum vote, boleh lah buat maak daripada itu votenya angus😁
mampir yuk ke novel aku❤☺