Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 : Benua Tian Yuan!
Suara tua itu memicu kebingungan dan kejutan di wajah Jiang Xin. Ekspresinya sangat takjub karena dia yakin tidak ada siapa pun di puncak gunung itu selain dirinya. Dia telah mencari sekitar dengan cermat, tetapi tidak menemukan siapa pun. Keheningan dan kesunyian semakin memperkuat perasaan misteriusnya.
Jiang Xin menghela napas, wajahnya lesu. "Aku mulai berhalusinasi, sepertinya aku akan kehilangan akal dalam waktu dekat," gumamnya, lalu terjatuh ke rumput hijau, berbaring dengan lemas dan menggunakan tangan sebagai bantal.
Jiang Xin tidak mengerti bagaimana semuanya dimulai, tapi satu hal yang jelas: dia yakin tidak berasal dari dunia ini. Sejak usia lima tahun, dia sering mengalami mimpi aneh tentang kehidupan di tempat asing. Di sana, peradaban maju dengan pesat. Orang-orang menggunakan kendaraan besi yang melaju lebih cepat dari kuda, dan bangunan-bangunan menjulang tinggi, terbuat dari batu dan besi, membentuk pilar-pilar raksasa yang menghunus ke langit.
Tapi pikiran Jiang Xin saat ini terfokus pada dunia tempatnya tinggal. Sejak lahir dan tumbuh dewasa di usia 17 tahun, dia telah memahami cara hidup masyarakat di dunia ini.
Di Benua Tian Yuan, semua orang tanpa terkecuali berlatih Dao, sebuah kekuatan misterius yang lahir dari energi langit dan bumi. Mereka menyerap energi alam, kemudian mengubahnya menjadi Dao yang memperkuat tubuh dan menjadi sumber kekuatan tak terbatas.
Di Benua Tian Yuan, Dao memiliki berbagai bentuk, namun satu bentuk yang paling umum dan dianggap paling efektif adalah Dao Sihir. Sejak zaman kuno, generasi demi generasi percaya bahwa Dao Sihir adalah kunci untuk mencapai puncak keabadian. Jiang Xin juga pernah yakin dengan pemikiran ini.
Pertama, Ranking Energi Dao. Setiap orang yang berlatih akan memiliki Energi Dao dalam tubuh mereka, dan setelah itu mencapai ambang batas tertentu. Mereka akan memasuki alam baru dan tubuh mereka akan mengalami perubahan dalam setiap aspek, baik itu lima indra atau kekuatan. Itu akan meningkat pesat, di Benua Tian Yuan ini. ranking energi Dao yang Jiang Xin ketahui adalah:
Dao Awal
Dao Master
Dao Grandmaster
Dao Spirit
Dao King
Dao Emperor
Lalu setiap kelas di bagi menjadi lebih kecil, yaitu:Awal—Menengah–Tinggi—Puncak.
Kedua, itu adalah Teknik Puasaran Dao. Di Benua Tian Yuan, praktisi Dao mengembangkan Teknik Puasaran Dao untuk mengeluarkan energi Dao dari dalam tubuh mereka, menciptakan sihir yang mengagumkan. Setiap praktisi memiliki cara unik membentuk pusaran Dao, dengan kekuatan yang berbeda-beda.
Teknik Puasaran Dao diklasifikasikan menjadi lima kelas:
Huang (Dasar) - Teknik awal dengan kekuatan terbatas.
Xuan (Misterius) - Teknik menengah dengan kekuatan spiritual.
Diqiu (Bumi) - Teknik lanjutan dengan kekuatan alam.
Tian (Langit) - Teknik tinggi dengan kekuatan kosmik.
Di (Kaisar) - Teknik tertinggi dengan kekuatan tak terbatas.
Setiap kelas dibagi menjadi empat tingkatan:
Rendah (Pemula)
Menengah (Madya)
Tinggi (Lanjutan)
Puncak (Mastery)
Misalnya, Teknik Puasaran Dao Xuan Tingkat Menengah atau Teknik Puasaran Dao Tian Tingkat Puncak.
Ketiga, Teknik Tempur. Itu adalah seni bela diri kuno yang memanfaatkan energi alam semesta, terpisah dari Energi Dao. Teknik ini membutuhkan pengendalian yang tepat atas energi langit dan bumi untuk mencapai kekuatan maksimal. Karena kompleksitasnya, Teknik Tempur jarang dilatih, namun bagi yang berhasil menguasainya, kemampuan duel mereka akan meningkat secara signifikan.
Kelas dan Level Teknik Tempur
Kelas Dasar (Feng): Mengendalikan energi angin untuk meningkatkan kecepatan dan kekuatan.
Kelas Menengah (Shan): Mengendalikan energi gunung untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan.
Kelas Lanjutan (Hai): Mengendalikan energi laut untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan adaptasi.
Kelas Master (Tian): Mengendalikan energi langit untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan spiritual.
Kelas Legenda (Di): Mengendalikan energi bumi untuk mencapai kekuatan tak terbatas.
Level
Setiap kelas dibagi menjadi empat level:
Level Rendah (Chu): Pemula dengan kemampuan terbatas.
Level Menengah (Zhong): Praktisi dengan kemampuan moderat.
Level Tinggi (Gao): Master dengan kemampuan lanjutan.
Level Puncak (Dian): Legenda dengan kemampuan tak terbatas.
Jiang Xin belum pernah melihat seseorang menguasai Teknik Tempur, namun legenda tentang kekuatannya terus hidup di kalangan praktisi Dao.
Yang keempat adalah Metode Kultivasi Dao, itu adalah teknik yang memungkinkan praktisi menyerap energi langit dan bumi ke dalam tubuh untuk menghasilkan Qi Dao. Metode ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip alam semesta dan teknik pengendalian energi.
Jiang Xin selalu berusaha menjadi kuat dengan berlatih siang dan malam tanpa henti serta mempelajari buku-buku tentang Jalan Dao. Untuk menempuh Jalan Dao, seseorang harus menerima Baptisan Langit, atau Baptisan Para Dewa.
Baptisan ini membawa perubahan besar:
Proses Baptisan
Tubuh mengalami transformasi.
Muncul pusaran melingkar di pusar, disebut Lautan Dao.
Mampu menyerap energi langit dan bumi.
Mengolah energi menjadi Dao.
Jiang Xin terpaksa menerima kenyataan pahit bahwa dia tidak dapat menjadi praktisi Dao. Nasib cruel dewa telah memotong kedua kakinya sebelum dia belajar berjalan, menghancurkan mimpinya.
Sejak usia lima tahun, Jiang Xin telah menyadari betapa pentingnya identitasnya sebagai anggota Klan Jiang, penguasa kota Sangyin yang berpengaruh. Ayahnya, Jiang Ruyin, adalah sosok yang dihormati dan ditakuti sebagai pemimpin klan tersebut. Namun, di balik kekuasaan dan kehormatan itu, Jiang Xin juga mengetahui kisah ibunya yang pahit.
Ibunya, seorang wanita cantik dan lembut, berasal dari keluarga bangsawan tinggi. Namun, cinta mereka berdua dianggap tabu karena perbedaan status sosial. Keluarga ibunya menentang hubungan itu dengan keras, menganggap Jiang Ruyin sebagai "orang biasa" yang tidak layak untuk mempersunting putri mereka.
Kisah cinta yang tragis itu telah meninggalkan luka mendalam dalam hati Jiang Xin. Dia tumbuh dengan kesadaran akan perbedaan kelas sosial dan konsekuensinya.
Kenyataan pahit itu memantik api kemarahan dan kebencian dalam hati Jiang Xin. Dia bertekad bulat membuktikan diri, menghancurkan stigma keluarga ibunya yang meremehkan klan kecilnya. Namun sekarang, dia mulai ragu akan masa depanya sendiri.
"Tuan Muda, ini buruk!" teriak seorang pelayan dengan suara panik.
Jiang Xin terkejut dan berbalik. Seorang pelayan wanita berlari mendekat dengan wajah penuh kecemasan.
Jiang Xin bangkit dengan cepat, wajahnya penuh kekhawatiran. "Apa yang terjadi?" tanyanya dengan suara gugup.
Pelayan wanita itu terengah-engah, "Tuan Muda, Penatua Hui dan Shing memaksa Pemimpin Klan untuk mundur dan menyerahkan jabatan kepada Penatua Hui. Pemimpin Klan menolak, sehingga terjadi pertarungan!"
Jiang Xin terkejut, matanya lebar. "Apa?!" katanya panik. "Mengapa mereka berani melakukan itu? Di mana Kakek? Mengapa Kakek tidak menghentikan mereka?"
Pelayan wanita itu menambahkan dengan suara cemas, "Patriak lama sudah mengetahuinya, tapi dia membiarkannya. Kabarnya, Nona Lin dan Tuan Wusang berhasil membangkitkan Lautan Dao Tingkat Tiga selama upacara pembaptisan!"
Mendengar berita itu, Jiang Xin terpaku. Kedua kakinya terasa berat, seolah dipakukan ke tanah, sementara hatinya terbang tinggi namun langsung jatuh, mengalami kekecewaan yang mendalam.