Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 : Kebohongan Terbongkar
"Liora, sudah Ku katakan jangan ganggu Aku dulu! Apa Kamu tuli?" ucap Agam kesal di telepon. Dirinya tengah sibuk dengan dokumen bisnis tiba-tiba di ganggu oleh telepon masuk dari Liora. Tentu saja Agam marah.
"Maaf Tuan, ini Saya pelayan Nona Liora. Nona Liora bunuh diri dengan melukai pergelangan tangannya. Untung Saya cepat datang dan menelepon ambulan. Jika tidak, Nona Liora pasti sudah mati," lapor sang pelayan, yang menelepon dari ponsel milik Liora.
"Kenapa dia bisa bunuh diri?" Agam terkejut lalu kesal.
"Tidak tau, Tuan. Apa bisa Tuan datang kemari, ke rumah sakit ibukota di Singapur?"
"Baiklah. Dua jam lagi Aku tiba di sana." Terpaksa Agam pergi ke Singapur walau dia ingin karena tidak mungkin dia mengabaikan Liora.
"Baik Tuan." Telepon di matikan.
"Panji! Cepat sediakan jet pribadiku, Kita ke Singapur sekarang!" titah Agam.
Panji yang meja kerjanya di depan pintu ruangan Agam mendengar perintah Agam. Panji pun masuk ke ruangan Agam lalu menelepon karyawan bandara untuk menyiapkan jet pribadi Agam.
Di rumah sakit ibukota Singapur, Liora terlihat tidak sabar menunggu kedatangan Agam. Dia berdandan cantik walau sedang menggunakan pakaian pasien rumah sakit.
"Bibi Wang, akting mu sungguh luar biasa. Tidak sia-sia Kamu di gajih tinggi. Agam percaya begitu saja dan langsung terbang kemari. Padahal Aku hanya menggoreskan tanganku sedikit," puji Liora pada pelayan pribadi yang di gajih Agam untuk menemaninya di Singapur.
"Terima kasih Nona. Jika Nona senang Saya pun senang. Sebentar lagi Tuan akan datang."
"Apa Bibi Wang sudah menyiapkan obat perangsang yang ku minta? Malam ini Agam harus tidur denganku, dengan begitu dia mau tidak mau harus menikahi ku. Aku sudah bosan jadi kekasih bayangannya. Si Emilia sialan itu bahkan menyebutku simpanan tidak tau diri. Akan ku tunjukan padanya kalau Aku akan menjadi istri kedua Agam."
"Sudah Nona. Ini, Sop ini berisi obat perangsang, hanya dengan sekali teguk, seluruh tubuh tuan Agam akan kepanasan dan meminta di puaskan."
"Kamu memang bisa di andalkan!"
Liora dan pelayannya tengah serius merencanakan hal jahat untuk Agam, mereka tidak sadar Agam dan sekretarisnya sudah hampir tiba di ruang rawat.
"Aku akan menjadi nyonya Graha, melahirkan keturunan Graha, hidup mewah, kaya raya dan terhormat. Tidak seperti adikku yang malang. Dialah yang menyelamatkan Agam 15 tahun lalu, tapi Aku yang mendapat keuntungan." Liora tertawa terbahak-bahak.
"Adikmu? Jadi Kamu sudah menipuku?" Agam langsung masuk setelah tidak sengaja mendengar pengakuan Liora.
"Agam?" Liora terkejut.
"Jawab!" teriak Agam. Karena kesal, Agam langsung mendekat dengan marah, dia mencekek leher Liora.
"Tuan, jangan lakukan itu!" pinta pelayan.
"Jangan ikut campur!" titah Panji. Tanpa di perintah Panji langsung menahan Bibi Wang agar tidak mengganggu Agam yang tengah marah pada Liora.
"Lima tahun Kau menipuku. Aku sudah baik padamu. Ternyata Kau jahat, persis yang di katakan istriku. Aku pikir istriku berbohong, ternyata Kamulah yang berbohong!" Agam semakin erat mencekik leher Liora, membuat Liora hampir tidak bisa bernafas.
Liora berusaha melepaskan tangan Agam dari lehernya, tapi kalah tenaga. "Agam ... akan ku jelaskan ... ampuni Aku ..." pinta Liora.
"Cepat jelaskan!" titah Agam, kemudian melepaskan cengkraman tangannya dari leher Liora.
"Maafkan Aku ... "
"Aku tidak perlu maaf mu. Apa benar adikmu yang sudah menolongku?" desak Agam.
"Iya. Namanya Viona. Aku melakukan itu karena sudah tidak sanggup lagi hidup miskin. Aku ..."
"Panji! Bawa Liora ke Jakarta! Kurung dia di penjara! Berani-beraninya selama 5 tahun ini dia menipuku!" titah Agam.
"Tapi Tuan, Nyonya Sania sudah mencekal Nona Liora. Bagaimana mungkin membawanya ke Jakarta?"
"Bawa diam-diam, tanpa ketahuan! Setelah itu, cari gadis yang bernama Viona!"
"Baik, Tuan," jawab Panji. "Bibi Wang, Kamu di pecat. Nona Liora, ikut Saya sekarang!" titah Panji.
Panji langsung memukul tengkuk leher Liora dan Bibi Wang, membuat mereka pingsan. Kemudian melaksanakan perintah Agam.