TAMAT 18 NOVEMBER 2024
Rahardian adalah luka bagi Nathalie, tiba-tiba saja suami tampan yang mengkhianatinya selama dua tahun terakhir justru memintanya hamil bahkan menata ulang pernikahan yang sudah hancur lebur.
Atas dasar cinta, Nathalie mau menuruti keinginan suaminya. Mereka berbulan madu ke Bali, dan kehamilan pun tak terelakan lagi.
Namun, di suatu malam, Nathalie tersadar akan sesuatu. Sadar, tentang tanda yang melekat di punggung suaminya bukanlah milik suaminya.
Cinta, obsesi, dendam, luka, intrik, dibungkus dengan indah dalam satu karya ini. Di mana pada akhirnya semua harus mengalah pada takdir yang telah digariskan sang maha esa.
Cerita romantis, tentang kekaguman, tentang kesetiaan, tentang kepemilikan, tentang keegoisan, tentang kepedulian dan tentang tanggung jawab versi Pasha Ayu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPS DUA LIMA
Rhagatha Dewantara, diambil dari tiga nama, Rahardian, Adhigama, Nathalie. Sementara Dewantara menjadi identitas nama belakang.
Bayi dengan berat 3,5kg, panjang 57cm yang digendong Gama cukup tampan. Hidung khas Gama, bahkan bibir khas Gama dan alis lurus tebal itu; mirip sekali dengan Gama.
Setelah cukup banyak drama, Nathalie berhasil melahirkan secara normal. Gama lihat sendiri bagaimana Nathalie berjuang demi melahirkan putra dari benihnya.
"Terima kasih, Sayang." Nathalie hanya merespon kecil. Rasanya tak ada satu kata pun yang bisa dia ucap setelah bayinya lahir.
Sebab, di saat yang sama, Nathalie harus melepaskan Gama. Merelakan di sini bukan untuk kepergian Gama yang jauh, tapi, mengikhlaskan Gama menikahi Alexa.
Status mereka hanya orang tua untuk Rhagatha, tapi tidak suami istri. Keduanya sepakat untuk membesarkan Rhagatha tanpa menjalani hubungan pernikahan.
"Apa perlu sesuatu, hmm?" Gama mendekati wajah Nathalie. "Mau makan apa?"
"Tidak perlu Gama."
Nathalie mendorong Gama karena Alexandra tiba di ruangannya. Wanita itu membawa buket bunga mawar merah besar.
Gama mulai meredup senyum, seolah bahagia yang barusan di-bumbung tinggi menguap entah ke mana.
"Selamat atas kelahiran bayi kalian." Alexa tersenyum manis walau pada akhirnya kecut karena Gama tidak begitu merespon baik.
...----°°••°°----...
Satu minggu dari kelahiran Rhagatha, Gama melakukan perjalanan ke Spanyol. Gama dan Alexandra sudah berada di jet pribadi kiriman dari ayah Alexandra.
Duduk tenang, bersisian dengan kekasih sekaligus calon istrinya. Di depan ayah Alexa, Gama pernah berjanji akan menikahi Alexa setelah misinya selesai, kini tiba waktunya pernikahan yang dia janjikan dilangsungkan.
Dari mana kekuatan Gama? Sedikit banyak dari ayah Alexandra. Karena perkumpulan rahasia mereka lah, dengan cerdiknya Gama bisa mengatasi hal-hal kecil di Indonesia.
Melepas sabuk pengaman dan bangkit dari kursinya sendiri, Alexandra mendekat untuk mengusap dada Gama yang melamun sedari perjalanan dimulai.
"Kita hanya satu bulan di Spanyol. Lalu, kau boleh kembali dengan perusahaan mu. Kau boleh kembali berkuasa di keluarga mu."
Gama mengalihkan pandangan, ia tersenyum kecil untuk sahutan-nya. "Baiklah."
Alexandra lega, dia meraih katalog di atas ranjang sana, duduk di pangkuan Gama yang hanya diam pasrah. Lama sekali mereka tidak sedekat ini, Alexandra rindu bermanja-manja.
"Kamu suka konsep yang mana?" Alexandra menunjukkan koleksi desain pernikahan di katalog tersebut. "Out door, in door?"
"Terserah kau saja." Tak ada khayalan apa pun tentang pernikahan yang akan dilangsungkan dua bulan mendatang dari sekarang.
Alexandra mencebik bibirnya. "Kau tidak punya impian tentang pernikahan kita?"
"Aku suka yang kau suka." Akan lebih aman bila menjawab dengan itu. Gama tidak ingin lebih banyak lagi pertanyaan.
"Baiklah yang ini saja." Alexa memilih out door dan pernikahan elegan khas Inggris raya.
Turbulensi udara membuat pesawat mengalami guncangan. Di mana Alexandra menjatuhkan katalognya, lalu Gama reflek meraih tubuhnya untuk diamankan.
Alexandra tersenyum, rupanya masih banyak kepedulian Gama. Mata yang melekat pada manik kecoklatan Gama, semakin memicing.
"Kau tidak merindukan aku?" Alexa cium bibir Gama sekilas, lalu meraba dada bidangnya.
Tak lama, Gama merespon, memagut bibirnya dengan lembut bahkan memanas. Dan inilah yang Alexandra rindukan dari Gama, bercinta.
Alexa berinisiatif untuk pindah ke ranjang, agaknya Gama tengah bergairah. Matanya menyiratkan akan hal itu.
Keduanya kembali saling memagut, bermain-main dengan ranjang. Sampai, Alexa ingin menunjukkan sisi kelebihannya, yaitu memanjakan area sensitif Adhigama.
Ia berjongkok, di depan Gama yang berdiri menyandar kemudian. Lelaki itu hanya diam pasrah menatap langit-langit ruangan dengan tangan yang menarik rambut kekasihnya.
Menikmati sesuatu yang Alexandra berikan, nikmat tiada tara. Gama bahkan mendesah untuk perilaku Alexandra. "Argh, Nathalie--"
Tiba-tiba hening ... Alexandra di bawah sana sontak menghentikan aksinya. Dada mulai bergemuruh, walau masih senyap selama beberapa saat usai penyebutan yang salah.
Seharusnya bukankah Alexandra, tapi, Gama justru menyebutkan Nathalie. Gama usap wajah yang seketika menampilkan raut frustrasi, meremas rambutnya sendiri.
Agaknya pria itu merasa bersalah pada wanita yang barusan berapi-api, berusaha menyenangkan dirinya lewat service-nya.
Gama membetulkan celananya lagi, mendekat pada Alexandra yang duduk dengan kondisi muka tertegun. Tidak ada ekspresi selain kemarahan yang ditahannya.
Siapa yang tidak marah, ketika pasangan yang menikmati servisnya, justru menyebutkan nama wanita lainnya. "Maaf," lirih Gama.
Alexandra tak kalah lirih. "Jadi selama kau membalas ciuman ku selama itu juga kau membayangkan tubuh dan wajah Nathalie?"
Gama tertunduk. "Maafkan aku, Alexa."
Gama memang merindukan Nathalie, dan semua yang terjadi, terjadi begitu saja tanpa bisa Gama kendalikan. "Aku pecundang."
Alexandra berteriak keras. "Benar, kau memang pecundang. Kau bajingan, Gama! Bisa-bisanya kau melupakan wanita yang bersama mu selama bertahun-tahun, hanya karena wanita yang baru kau temui!"
"Satu tahun tidak sebentar, Alexa!!" Gama tak kalah histeris. Bahkan meninju kabin pesawat hingga melukai buku-buku tangannya.
Gama menyugar rambut hingga tengkuk, wajahnya frustrasi. "Setiap detiknya, selama satu tahun terakhir, Nathalie dan semua tentangnya mengisi hari-hari ku, katakan bagaimana caraku melupakannya, Alexa?"
Alexandra tergugu-gugu. Dia kira, Adhigama hanya menjadikan Nathalie perantara untuk lelaki itu membalas dendam. Ternyata justru sebaliknya, Adhigama telah jatuh cinta.
Seharusnya dia peka terhadap semua tindak-tanduk pria itu. Bukankah bibir Gama sudah lama tidak tersenyum, tepatnya semenjak jauh dari Nathalie, Gama murung.
Alexandra masih beranggapan bahwa ini akan berlangsung satu atau dua bulan, tapi, sekarang Alexa tidak begitu yakin bahwa Gama akan bisa kembali mencintainya.
"Dalam kepercayaan kita tidak ada dua pernikahan. Tidak ada perceraian. Tidak ada istri kedua dan ketiga. Sekarang, aku mau tahu, siapa yang ingin kau nikahi, Gama?"
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝐬𝐛𝐧𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 𝐊𝐀𝐑𝐄𝐍𝐀 𝐊𝐀𝐒𝐈𝐇𝐀𝐍 𝐈𝐓𝐔 𝐌𝐀𝐐𝐎𝐌 𝐍𝐘𝐀 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢 𝐝𝐫𝐩𝐝𝐚 𝐝𝐠𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐣𝐚
𝐞𝐡𝐦 𝐢𝐛𝐚𝐫𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐢𝐧𝐢 𝐀𝐋𝐋𝐀𝐇 (𝐢𝐧𝐢 𝐤𝐫𝐧 𝐚𝐪 𝐦𝐮𝐬𝐥𝐢𝐦 𝐲𝐚) 🙏
𝐚𝐪 𝐩𝐫𝐧𝐡 𝐝𝐠𝐫 𝐜𝐞𝐫𝐚𝐦𝐚𝐡 𝐮𝐬𝐭. 𝐅𝐞𝐥𝐢𝐱 𝐒𝐢𝐚𝐮 𝐛𝐞𝐥𝐢𝐚𝐮 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐀𝐋𝐋𝐀𝐇 𝐭𝐝𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡𝐚𝐧, 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐡𝐨𝐥𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐚𝐩𝐤𝐡 𝐰𝐮𝐝𝐡𝐮 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫? 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐚𝐩𝐤𝐡 𝐰𝐮𝐝𝐡𝐮 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐝𝐡 𝐛𝐞𝐧𝐫𝟐 𝐬𝐮𝐜𝐢? 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐛𝐧𝐫𝟐 𝐚𝐦𝐚𝐥 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐨𝐬𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐢𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐤 𝐚𝐤𝐧 𝐦𝐬𝐡 𝐛𝐧𝐲𝐤 𝐚𝐦𝐚𝐥 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐠 𝐛𝐥𝐦 𝐬𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚
𝐊𝐫𝐧 𝐀𝐋𝐋𝐀𝐇 𝐤𝐬𝐡𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐀𝐋𝐋𝐀𝐇 𝐚𝐤𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐬𝐡𝐨𝐥𝐚𝐭 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐠 𝐛𝐥𝐦 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐮𝐬𝐲𝐮 𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐛𝐠 𝐚𝐦𝐚𝐥 𝐤𝐢𝐭𝐚
𝐚𝐝𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐚𝐦𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐲𝐭 𝐤𝐥𝐨 𝐭𝐝𝐤 𝐬𝐥𝐡 🙏🙏🙏