NovelToon NovelToon
Jejak Kunci Bayangan

Jejak Kunci Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:244
Nilai: 5
Nama Author: Xyro8978

Genre: Petualangan, Misteri, Fantasi
Garis Besar Cerita:

Perjalanan Kael adalah kisah tentang penemuan diri, pengorbanan, dan pertarungan antara memilih untuk berpegang pada prinsip atau membiarkan kekuasaan mengendalikan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xyro8978, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak Penghianatan

Perjalanan ke Barat

Langkah Alaric dan Kiran kini lebih berhati-hati. Kabut tebal di Lembah Hening telah tergantikan oleh pemandangan gurun berbatu yang luas. Matahari menyengat, namun bayangan di belakang mereka terasa lebih dingin daripada sebelumnya.

Kiran meneguk air dari kantung kulitnya sambil menatap cakrawala. "Jika peringatan wanita itu benar, kita harus lebih waspada. Aku tidak suka ide tentang kehancuran dunia, apalagi kalau kita penyebabnya."

Alaric menggenggam kunci bayangan di sakunya, merasa bebannya semakin berat. "Aku tidak tahu apakah itu benar atau hanya untuk membuat kita ragu. Tapi satu hal yang pasti—aku tidak bisa berhenti sekarang."

Mereka berjalan melintasi gurun tanpa banyak bicara, setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke tujuan. Namun, Alaric tidak bisa mengabaikan rasa was-was yang terus menghantuinya, seperti ada sesuatu yang mengintai mereka dari kejauhan.

---

Pertemuan yang Tak Terduga

Saat senja tiba, mereka menemukan reruntuhan kuno yang sebagian besar terkubur oleh pasir. Pilar-pilar batu yang retak berdiri seperti hantu dari masa lalu. Alaric merasakan energi aneh di tempat itu, seolah kunci bayangan bereaksi terhadap sesuatu yang tersembunyi.

"Kita bermalam di sini?" tanya Kiran sambil memeriksa sekeliling, mencoba memastikan tidak ada bahaya.

Alaric mengangguk. "Ya, tapi kita harus berjaga bergantian. Tempat ini terasa... salah."

Malam itu, saat giliran Kiran berjaga, suara langkah yang lembut terdengar dari kegelapan. Ia segera menggenggam pedangnya, menyiapkan diri untuk serangan.

Namun, bukan bayangan yang muncul dari kegelapan, melainkan seorang pria dengan jubah lusuh dan mata tajam. Wajahnya penuh debu, tetapi ada senyuman misterius yang menghiasi bibirnya.

"Kalian berdua terlihat seperti orang yang sedang mencari masalah," katanya dengan nada santai.

Kiran mengangkat pedangnya. "Siapa kau? Dan apa yang kau inginkan?"

Pria itu mengangkat tangan, mencoba menunjukkan bahwa ia tidak bersenjata. "Namaku Kael. Aku hanya seorang pengembara yang kebetulan lewat. Tapi... aku tahu kalian bukan orang biasa. Dan benda yang kau sembunyikan itu," ia menatap ke arah Alaric yang terbangun dari tidurnya, "bukan sesuatu yang sederhana."

Alaric bangkit dengan waspada. "Bagaimana kau tahu tentang kunci ini?"

Kael tersenyum lebih lebar. "Aku tahu lebih banyak dari yang kalian pikirkan. Dan aku juga tahu jalan menuju prisma berikutnya. Tapi kalian harus berhati-hati. Banyak yang menginginkan apa yang kalian miliki."

---

Bayangan Pengkhianatan

Kael memandu mereka keluar dari reruntuhan saat fajar tiba. Ia berbicara dengan lancar, seperti orang yang tahu segalanya, tetapi ada sesuatu yang membuat Kiran merasa tidak nyaman.

"Kau tahu terlalu banyak untuk ukuran seorang pengembara," ujar Kiran tajam.

Kael tertawa kecil. "Dunia ini penuh rahasia, Kiran. Hanya mereka yang tahu cara membaca tanda-tanda yang bisa bertahan."

Namun, ketika mereka mencapai sebuah ngarai sempit, Kael tiba-tiba berhenti. "Sampai di sini saja aku bisa membimbing kalian," katanya, berbalik menghadap mereka. "Sayangnya, aku punya urusan lain."

Sebelum Alaric atau Kiran bisa merespons, bayangan muncul dari celah-celah batu di sekitar mereka. Sosok-sosok berjubah hitam dengan senjata terhunus melingkari mereka.

"Kael, apa ini?" seru Alaric, matanya menyipit.

Kael hanya mengangkat bahu dengan santai. "Seperti yang kukatakan, banyak yang menginginkan kunci itu. Aku hanya melakukan tugasku."

"Tugas?!" Kiran melompat maju dengan pedangnya, tetapi salah satu sosok berjubah hitam menahan serangannya dengan mudah.

"Serahkan kunci itu, Alaric," kata salah satu sosok berjubah hitam, suaranya dingin dan penuh ancaman. "Kau tidak tahu kekuatan apa yang sedang kau mainkan."

---

Perlawanan dan Kebenaran

Alaric tidak menjawab, melainkan menggenggam kunci bayangannya. Ia bisa merasakan energi itu mulai bereaksi terhadap situasi, memberi kekuatan pada pedang bayangan yang ia ciptakan.

"Kau pikir aku akan menyerahkan ini begitu saja?" kata Alaric, matanya menyala dengan tekad.

Ia menyerang lebih dulu, pedang bayangannya memotong udara dengan kecepatan luar biasa. Kiran segera mengikuti, melindungi punggung Alaric sambil bertarung melawan lawan yang datang dari berbagai arah.

Kael berdiri di kejauhan, mengamati dengan ekspresi netral. Namun, sesuatu dalam dirinya tampak ragu, seolah-olah ia tidak sepenuhnya nyaman dengan apa yang terjadi.

"Kau tahu ini salah," gumam Kael pada dirinya sendiri. "Tapi perintah adalah perintah."

Pertempuran berlanjut dengan sengit. Alaric dan Kiran mulai kewalahan, tetapi mereka terus melawan. Hingga akhirnya, salah satu sosok berjubah hitam melangkah maju, mengangkat tangan dan melontarkan sihir yang membekukan mereka dalam sekejap.

"Kunci itu milik kami," kata sosok itu, berjalan mendekati Alaric.

Namun, sebelum ia bisa mengambil kunci itu, sebuah ledakan energi keluar dari kunci bayangan, membuat semua orang terpental ke belakang.

---

Kael Memilih Pihaknya

Ketika debu mereda, Kael berdiri di tengah medan, dengan ekspresi campuran antara kekaguman dan rasa bersalah.

"Kau lebih kuat daripada yang kukira, Alaric," katanya pelan. "Dan kekuatan itu... mungkin tidak seharusnya jatuh ke tangan mereka."

Dengan cepat, Kael melawan orang-orang berjubah hitam yang sebelumnya menjadi sekutunya. Keterampilan bertarungnya sangat mengesankan, seperti seorang prajurit yang berpengalaman.

"Kenapa kau membantu kami?" tanya Kiran, bingung.

Kael tidak menjawab, hanya tersenyum samar. "Karena kadang, kita harus memilih sisi yang benar, meski itu berarti mengkhianati mereka yang mempercayai kita."

Setelah pertempuran usai, Kael memandang Alaric dan Kiran dengan serius. "Aku akan membantu kalian untuk sementara. Tapi ingat, ini bukan berarti aku memihak. Aku hanya ingin memastikan kunci itu tidak jatuh ke tangan yang salah."

Alaric mengangguk pelan. "Kalau begitu, tunjukkan jalanmu, Kael."

Dan perjalanan mereka ke prisma berikutnya dimulai, dengan Kael yang kini menjadi sekutu sementara, tetapi tetap penuh misteri.

1
Oe Din
Kamu belum permisi, "nuwun sewu"...
😄😄😄
Oe Din
Sekedar menutupi "rasa takut"...
Oe Din
Keberuntungan, terkadang berawal dari catatan-catatan kecil dan terkesan tidak penting...
Good job...!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!