Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Tiga Satu
Sesampainya di Mansion, Marley tidak membiarkan Bintang berjalan sedikitpun. Ia menggendong Bintang bagaikan karung beras, dan membawa nya kekamar. Karna tangan Bintang yang terikat, ia tidak bisa memberontak lagi.
Sinta terkejut melihat Bintang yang ntah sejak kapan bisa keluar dari kamar, Sinta pikir jika Bintang sedang berada di kamarnya. Kala Sinta ingin bertanya, Marley terus berjalan membawa Bintang kekamar nya.
Untungnya ada Alga, pria itu menghampiri Sinta dengan senyuman tipis nya. Menunduk hormat kepada Sinta, “selamat sore nyonya”
Sinta mengarahkan Alga untuk duduk di sofa, hingga kini Alga duduk berhadapan dengannya.
“Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba Bintang ada diluar dan digendong seperti itu oleh Marley?” Tanya Sinta, ia memikirkan hal yang tidak tidak. Soal Vanya, Keyra telah menceritakan semua nya.
“Tadi nona Bintang kabur, Nyonya. Melalui lantai atas dengan kemeja tuan yang diikat menjadi bentuk tali, sungguh kreatif.” Jawaban dari Alga membuat Sinta tertawa mendengar nya.
“Astaga, benar-benar pintar sekalipun hal yang dilakukan nya itu sangat berbahaya.” Ucap Sinta, Alga juga berpikir seperti itu.
Alga dan Sinta saling bercerita tentang kejadian yang menegangkan seharian ini, dan disisi lain ada Bintang yang kini duduk dipinggiran ranjang sambil menatap Marley yang duduk di sofa.
Tangannya masih terikat, dan Bintang tidak ada mengatakan apapun. Ia juga tidak mau terlalu menatap kearah Marley, karna pria itu memiliki daya tarik yang selalu membuat Bintang tidak berdaya.
“Soal Vanya, dia tidak mengandung anak ku. Dia sendiri yang mengatakan nya, jika tidak percaya.. Tanyakan saja pada Keyra.” Ucap Marley memecah keheningan, mata bulat Bintang yang berwarna cokelat menatap kearah Marley.
Tatapan mereka saling bertemu, seakan sedang berbicara diantara keheningan itu.
“Lain kali, jangan kabur lagi. Aku khawatir mencari mu, kehilangan mu adalah hal yang paling aku takutkan.” Ucap Marley lagi, kata-kata yang sangat tulus keluar dari hatinya.
Bintang menunduk lagi, ia menatap lantai sambil memikirkan semua nya.
“Bukankah semua nya sudah berakhir?” Tanya nya, air mata Bintang jatuh begitu saja.
“Bukan hanya karna Vanya kekasih mu atau bahkan Vanya mengandung anak mu atau bukan.. Tapi..” Bintang mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya.
Perlahan Bintang menatap kearah Marley, pria itu terkejut melihat nya menangis. Dengan gerakan seketika, Marley langsung duduk disamping Bintang.
“Tapi karna hal yang membuat pernikahan kita terjadi, sudah aku serahkan kepada mu. Menurut ku tidak ada hal yang membuat pernikahan ini bertahan, jadi..”
Ucapan Bintang terhenti karna Marley meluma* bibir nya dengan lembut, bahkan tangannya sambil membuka lkatan ditangan Bintang.
Bintang tersadar, ia ingin melepas tautan bibir itu. Tapi, Marley tidak mengizinkan nya. Ia malah semakin memperdalam ciuman nya, dan membawa tangan Bintang agar mengalung di leher nya.
Marley melepas tautan bibir nya kala mulai merasakan pasokan oksigen mulai menipis, ia melihat Bintang yang terengah-engah. Tidak seperti nya yang terlihat biasa saja, mungkin karena sudah terbiasa. Lain dengan Bintang yang pemula, itupun Marley yang mengawali nya.
“Kalau kau tidak memiliki alasan untuk mempertahankan pernikahan ini, maka aku akan memberikan satu alasan nya.” Ucap Marley, Bintang menatap nya lugu.
“Alasan nya adalah, bertahanlah untukku. Karna aku akan gila jika kau meninggalkan diriku ini.” Perkataan Marley membuat Bintang terdiam sesaat. Kata kata yang tidak terangkai dengan rapi itu membuat nya mencerna semuanya dengan baik, takut malah mengartikan hal yang salah.
Karna Bintang hanya diam, Marley gemas sekali melihat nya. Ia mencubit hidung mancung milik Bintang dengan gemas, membuat Bintang langsung tersenyum tipis.
“Setuju?” Tanya Marley, “tapi, aku tidak perduli kau setuju atau tidak. Ini perintah, maka patuhi.”
Bintang mengangguk saja, ia melihat dari wajah Marley yang seperti nya tulus mengatakan hal itu. Sekalipun Bintang penasaran, kenapa Marley menyuruh nya untuk tetap bertahan.
“Berjanjilah, kalau kau tidak akan menyentuh wanita lain lagi selain diriku.” pinta Bintang, ntah mendapatkan keberanian dari mana Bintang bisa mengatakan hal itu.
“Baiklah aku berjanji, apa yang tidak untuk Bibin ku.” Ucap Marley, ia tersenyum manis kepada Bintang.
Kala Marley ingin bicara, ada yang mengetuk pintu.
“Siapa?”
“Ibu”
Marley bangkit, ia membuka pintu kamar nya. Dan terlihatlah wajah Sinta, ia langsung berlari menghampiri Bintang yang duduk dipinggiran ranjang.
“Kata Alga, kamu kabur dari balkon pakai kemeja Marley yang kamu ikat hingga membentuk tali, apa itu benar?” Tanya Sinta, ia penasaran sekali.
Bintang mengangguk ragu, sebenarnya ia malu karna hal itu.
“Karena ulah mu itu, suamimu ini tidak memiliki pakaian lagi.” Celetuk Marley, langsung mendapatkan tawa dari Sinta.
“maaf..”
Marley mengusap rambut Bintang gemas, lalu pergi menuju Bathroom untuk membersihkan diri.
Sinta menggenggam tangan Bintang erat, ia tersenyum sangat manis dengan menantu nya itu.
“Ternyata Vanya bohong, ia sengaja mau menjebak Marley.” Ucap Sinta, Bintang tidak tahu harus mengatakan apa.
“apa itu benar, Ibu?”
“Iya sayang, kata Keyra.. Vanya yang mengatakan nya sendiri, karna ia takut dengan Marley yang ingin membawa nya menuju Rumah Sakit.” Jelas Sinta, betapa lega nya Bintang mendengar kenyataan itu.
Itu berarti yang dikatakan Marley benar, pria itu tidak berbohong.
“Jadi, jangan pikirkan apapun lagi. Fokus dengan pernikahan kalian, ibu akan mengatur jadwal bulan madu kalian.” Ucap Sinta, Bintang ingin menolak tapi ibu mertua nya itu sudah pergi.
“Ibu..”
Sinta tidak menghiraukan nya, ia bahkan menutup pintu begitu saja. Bintang hanya tersenyum tipis melihat nya, Sinta selalu saja semau nya sama saja seperti putra nya.
Kala Bintang sedang melamun..
“Bibin, mau mandi sama ngga nih?”
Bintang berbalik arah, ia melihat kearah pintu Bathroom dimana kepala Marley terlihat mengintip.
“Tidak mau, nanti malah yang lain lain terjadi.” Tolak Bintang, ia tahu apa yang akan terjadi. Pasti kejadian seperti pagi tadi, dimana Marley memaksa nya untuk melakukan itu di bathtub dan diatas closet.
“Melakukan apa, sayang?” Tanya Marley pura-pura tidak tahu, semakin membuat Bintang kesal saja.
karena gak tahan nanggung rindu ke Ru y 😀😀😀
ma. pos kau David.. hukum tabur tuai itu nyata ada ny
hanya kenaa jadi jahat, padahal dia dulu baik, saat ber sama Ruby
alamak lampir 😀😀😀
klu jawab ny dlm hati gak kedengaran.
jangan cari biang masalah, ntar emosi sendiri
ada hati yg hrs kaujaga
jika suatu saat di tindas, bisa membela diri dari mereka
biasa ny cuma elayan dan manager aja
tes DNA apa b enar itu anak Marley 😁😁😁
tak kan pernah ahmerasa puas kli tdk me yaitu. dan kau Marley, sungguh terlalu...
kayak ny punya cinta segitiga sama sarah, yg jalang.
tinggal di Mansion mama kan lbh aman 😁😁😁
pasti ingin di nikahi, elu pun tak ada rasa cinta di antara ke dua ny. dari pada berdosa, kRena zina, lbh baik minta di nikahi,, elu utk membalas budi, yg penting tdk b erzina