Kejora wanita yang memiliki sindrom bersin-bersin jika sedang berbohong layaknya sebuah cerita Pinokio, di undang ke sebuah pernikahan yang sangat mewah dan megah sebagai tamu VVIP tanpa tahu yang menjadi pengantin pria nya adalah atasan di tempatnya bekerja sekaligus pria yang selalu antipati terhadapnya.
Dan tanpa di duga oleh Kejora di tempat itulah ia terjebak dijadikan pengantin pengganti di saat mempelai wanita atasannya itu melarikan diri.
"Kenapa harus aku?" KEJORA
"Karena kau satu-satunya wanita yang tidak akan pernah bisa membuat aku jatuh cinta." MARS
Dua nama yang berada di tata Surya akankah bisa bersatu? Akankah Kejora bisa menaklukkan planet merah itu, di saat ada sebuah nama wanita lain di hati Mars sejak dulu? Apakah Mars tercipta untuk Kejora? Ataukah tercipta untuk wanita lain?
Jangan lupa follow aku dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 3
"Nona, tuan Mars bertanya? Anda bekerja di bagian apa?"
Kejora yang baru tersadar dari lamunannya, langsung menatap pria yang ada disebelahnya.
"Aku bekerja di bagian office girls, tuan."
"Cih, pantas saja sikapnya aneh! Bersembunyi dibelakang sofa."
Kejora yang mendengar suara sindiran itu hanya bisa menahan kekesalannya, kalau saja pria itu bukan pemilik perusahaan pasti sudah Kejora maki habis-habisan.
"Tom bawa dia keluar!" Mars mengibaskan tangannya.
"Nona keluarlah!" Ucap Tom.
"Saya permisi, tuan." dengan hati yang lega Kejora melangkahkan kakinya keluar dari ruangan.
"Tunggu dulu ....!"
Suara berat dan tegas membuat Kejora membalikkan tubuhnya kembali.
"Apa kau tadi kentut di ruangan ini?" Mars yang baru teringat pada bau tidak sedap yang sempat diciumnya, kini menatap tajam pada wanita itu.
"Ke-kentut, bagaimana mungkin aku berani kentut di ruangan anda." Dusta Kejora. "Hacih... hacih." Kejora bersin-bersin dengan sangat keras.
"Lalu suara apa tadi?" Mars semakin menatap tajam pada wanita itu.
"Itu, tadi ...." Kejora semakin gugup. "Tadi bunyi ponselku, tuan. Aku setting seperti bunyi kentut." Jawab Kejora. "Gawat aku berbohong lagi." Gumam Kejora dan bersin-bersinnya semakin keras
"Nona, apa anda sedang sakit?" Tom merasa kasihan saat melihat wanita itu bersin-bersin.
"Tidak, tuan. Aku hanya .. hacih .. hacih." Kejora sudah tidak sanggup lagi menahan bersinnya.
"Tom cepat suruh dia keluar! Aku tidak ingin dia menularkan penyakitnya di sini." Ketus Mars. "Dan satu lagi! Kalau dia berani bersembunyi di ruangan ini lagi, maka aku akan langsung memecatnya!" Ucap Mars dengan sangat tegas.
"Nona." Tom menatap wanita muda di sampingnya, mempersilahkan untuk keluar dari ruangan.
"Tuan aku janji tidak akan bersembunyi lagi di ruangan anda, dan permisi ...." Kejora segera keluar dari ruangan tersebut.
Di satu sisi dirinya merasa lega karena tuan Mars percaya begitu saja pada kebohongannya, tapi di satu sisi yang lainnya Kejora merasa tersiksa dengan hasil kebohongannya. Andai kejadian itu tidak pernah terjadi padanya, pasti saat ini ia tidak akan pernah bersin-bersin ketika sedang berbohong.
"Kejora ...." Tari menarik tangan sahabatnya, saat melihat Kejora keluar dari ruangan. "Kau baik-baik saja bukan? Kau tidak diberi hukuman kan?"
"Aku baik-baik saja, dan tuan Mars tidak menghukum aku ... hacih ... hacih." Kejora berjalan menuju pantry.
"Kau pasti berbohong saat di dalam tadi?" Tari yang mengetahui kondisi Kejora, merasa kasihan pada sahabatnya itu.
Kejora menganggukkan kepalanya, dan mulai menceritakan semuanya yang terjadi saat dirinya bersembunyi di ruangan tuan Mars.
"Gila kau ya! Bisa-bisanya kau kentut." Tari menatap tak percaya pada sahabatnya.
"Habis, mau gimana lagi. Aku itu sudah menahannya, yang pertama berhasil dan hanya meninggalkan jejak baunya." Kejora tertawa saat mengingat kejadian tadi. "Tapi yang kedua dan ketiga, aku keceplosan." Kejora kembali tertawa.
"Ya ampun, Kejora .." Tari ikut tertawa, ia tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah tuan Mars yang dingin dan kaku. Saat mencium bau kentut Kejora. "Emang bau banget ya?"
"Jelas aja bau, karena tadi pagi aku sarapan pake nasi jengkol." Kejora kembali tertawa.
"Haha ...." Tari pun ikut tertawa.
"Untung aja itu blasteran kagak pernah makan jengkol, jadi mudah ditipu." Kejora masih tertawa dengan diselingi bersin-bersin.
"Kau itu beruntung sekali! Kalau orang lain yang ada di posisimu, pasti sudah dipecat." Seru Tari.
"Andai saja keberuntungan itu selalu ada di dalam hidupku." Lirih Kejora.
Tari yang menyadari arah pembicaraan Kejora, langsung mengusap tangan sahabatnya itu. Tari tahu betul, apa yang terjadi dalam kehidupan Kejora yang sangat menderita beberapa tahun yang lalu. Sebuah kejadian yang membuat kehidupan Kejora, berubah sampai seratus delapan puluh derajat. Sebuah kejadian yang membekas didalam ingatan sahabatnya, hingga meninggalkan sebuah trauma yang mendalam.