TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EMPAT
Selama acara berlangsung, Snowy dan Mahesa tak pernah tersenyum. Ini benar benar mengesalkan.
Satu gedung menipunya, yah semua orang tahu siapa yang akan menikah, terkecuali mempelai wanita dan prianya.
Walau semua orang juga amat sangat yakin, jika alasan Snowy dan Mahesa setuju untuk menikah bukan perkara takut tak dapatkan warisan melainkan sama-sama masih suka.
"Kado dari Gue." Roland menyengir sambil meletakkan sekotak hadiah pernikahan pada meja yang ditumpuki kado-kado.
"Yang ini dari Gue." Gladys yang kali ini menyengir sambil melakukan seperti yang Roland lakukan. Sebelum, King, Dewa, Aisha dan lainnnya juga memberikan kado
Mahesa yakin, dari sekian banyak temannya pasti hanya Aisha yang tulus dan benar-benar memberikan kado berfaedah.
Karena Mahesa yakin, teman seper somplak-nya akan memberikan kado aneh sama seperti saat pernikahan King dan Roland dulu.
"Snowy pasti suka kado dari Gue." Roland berbisik. Mahesa yakin, suami Shanaz ini memberinya kado yang berhubungan dengan benda bergetar.
"Lo kira Gue bakal buka?!" ketus Mahesa yang dijawab dengan gelak tawa temannya.
Selain pernikahan, hari itu tak ada yang spesial, Snowy tidur di kamar pengantin seorang sendiri. Sementara Mahesa menemani teman-temannya ngobrol di luar.
🏔️🏔️🏔️🏔️
^^^🏔️🏔️🏔️🏔️^^^
Sah sudah status nikah Mahesa dan Snowy, keduanya harus tinggal bersama dengan status baru mereka dan tinggal di penthouse untuk berbulan madu.
Yah, jika ikut tinggal di rumah mertua, pasti tak ada waktu untuk bisa berinovasi. Rega paham situasi karena dia berpengalaman.
Rega berikan penthouse itu sebagai hadiah pertama pernikahan mereka. Usai sudah drama unduh dan antar mantu.
Sekarang, di penthouse ini Mahesa dan Snowy harus menikmati masa dan misi membuat cucu untuk memenuhi syarat menjadi pewaris dari Kakek dan Neneknya.
Yang padahal, malam pertama itu tidak mungkin bagi keduanya. Yah, Mahesa tak berpikir akan langsung unboxing karena Snowy pasti menolaknya.
Di meja sofa, ada tiket pesawat untuk liburan ke Bali, Raja Ampat, Pantai Ora Maluku, Island hopping di Karimun Jawa, dan pulau Kanawa.
Lama hidup di negara bersalju, Rega yakin Snowy merindukan tempat hangat yang dicampur dengan desiran angin pantai di penjuru Indonesia yang eksotis.
"Kamar cuma satu?" Snowy mengelilingi penthouse, dan sialnya hanya ada satu kamar di lantai atas. Itu pun dengan satu tempat tidur saja.
"Kamu pikir Papi nggak tahu maksud pikiran kalian hmm? Kalian sudah sah! Jangan harap bisa tidur terpisah!" Sayangnya Rega lebih licik dari Snowy dan Mahesa.
"Tinggal di sini berdua saja. Dan selamat berbulan madu Sayang. Masalah makanan, kalian bisa gunakan jasa pesan antar."
Rega memberikan wejangan sambil mencium pipi putrinya yang mendengus.
"Masalah bersih-bersih. Nanti ada Bibi Bibi yang bantu kalian. Mereka akan datang pagi dan pulang sore." Vanessa menambahkan.
Sementara Selena mengusap kepala putranya yang diam saja. "Jagain Snow ya, Esa."
Tak ada jawaban dari Mahesa, sedang Snow hanya bisa mendengus lirih sembari menatap nanar tenggelamnya Rega, Vanessa dan Selena di lift hitam luxury.
Rupanya berniat sekali Papi Rega membuat Snowy dan Mahesa tidur di kamar yang sama. Sampai-sampai sengaja memesan penthouse dengan desain satu kamar saja.
Dalam diamnya berdiri, Mahesa melirik Snowy, begitu pula sebaliknya, mereka sepertinya sedang menyinkronkan pikirannya.
Kalau hanya satu kamar di penthouse ini, itu berarti mereka harus berebut tempat tidur sebelum memutuskan untuk beristirahat.
Snowy refleks berlari setelah Mahesa lebih dulu berlari menaiki anak tangga. Mahesa yang lebih dulu sampai, pria itu menyingkap selimut lalu masuk ke dalamnya.
"Kak Esa!" Snowy mendorong tubuh suaminya yang tak mau beringsut sedikit pun untuk mengalah padanya. "Ini tuh tempat boboknya Snowy!"
"Kamu di sofa!"
"Ogah!"
Mahesa mendorong Snowy hingga tergelatak di ranjang. Lalu, Snowy mendorong kembali raga lelaki itu. "Kak Esa sana yang di sofa!"
Keduanya melakukan aksi saling dorong, tak mau kalah satu sama lain. Snowy naik ke atas tubuh Mahesa dan Mahesa yang bergantian naik di atas tubuh Snowy.
Keduanya berguling ke kanan dan kiri, tanpa sadar mereka sudah sedekat itu. Brakkk...
"Ahh!" Mahesa meringis, pinggang terasa patah karena harus terjatuh dan tertimpa Snowy pula. "Aw!"
"Ya Tuhan, Kakak!" Snowy menganga lebar, dia baru sadar jika dirinya sedang berada di atas Mahesa.
Secepat kilat dia ingin beranjak, tapi gagal karena gerakannya yang tiba-tiba membuat Snowy terjatuh lagi dan menumpahkan bibir di atas bibir Mahesa yang melotot.
"Huaaaa!" Setelah kecupan tak disengaja itu, Snowy bangkit dan melepeh. "Puih, puih!"
Mahesa tak terima mendapat perilaku mengejek Snowy. "Kamu ngapain melepeh gitu hah?" pekiknya.
"Nggak suka ciuman sama, Kak Esa!"
"Puih, puih, apa lagi aku!" Mahesa juga melakukan hal yang sama seperti Snowy.
"Hiiihhh..." Snowy bergidik geli, dia lantas berlari ke kamar mandi untuk meraih pasta dan sikat gigi.
Mahesa mengejarnya, dia masih tidak suka melihat perilaku Snowy yang seolah jijik telah berciuman dengannya. Padahal, dulu saat masih bertunangan, Snowy lah yang sering menciuminya lebih dulu.
"Ngapain gosok gigi segala? Kamu pikir mulutku sarang kuman?" Mahesa mengernyit heran menatap gerakan gosok gigi istrinya.
Snowy tak peduli, dia melanjutkan menyikat gigi hingga bersih dan dipastikan sudah tidak ada lagi jejak Mahesa di bibirnya.
Snowy juga mengumur mulutnya dengan cairan khusus. "Ahh, hah hah!" Snowy transfer udara dari mulut ke tangan.
Sudah wangi, bahkan dari tempatnya berdiri, Mahesa sudah bisa mencium aroma manis di mulut istrinya. "Kamu pikir dengan sikat gigi, kumur-kumur, bisa ngilangin jejak bibirku di bibir kamu gitu?"
"Ya iyalaaa...."
Ucapan Snowy tak bisa berlanjut, mulutnya yang bersih dari bakteri telah dijejali kecupan dan pagutan Mahesa kembali. Snowy mundur karena dorongan dominasi tubuh Mahesa.
Snowy tersudut di permukaan dinding. Pria itu merengkuh punggung di area bawah Snowy agar menyatu dengannya, meletakan remasan di tengkuk istrinya demi perdalam pagutan basahnya sambil terpejam.
Enyah, enyah, Snowy membatin. Tapi tidak bisa menepis atau sekedar menolak kecupan pemaksaan dari suaminya.
Puas dengan ciuman halal pertama mereka, Mahesa mundur untuk menyeringai. "Gosok gigi lagi, sana! Sepuluh kali kamu bersihkan mulutmu, sepuluh kali aku cium kamu lagi!"
Snowy masih hanya ternganga lebar. Matanya melirik ke samping, seketika pria di depannya melangkah pergi melewati pintu. "Ya Tuhan..."
Snowy baru bisa kembali bernapas setelah Mahesa tak lagi berada di dekatnya. Sialan, sialan, sialan, kenapa jantungnya berpacu sangat cepat!
📌 Mau ngemis vote... Malu... Haha...