Bukan bacaan untuk bocil.
Blurb...
"Hem..ternyata cewek cupu ini cantik juga"
Gumam Albian, saat menanggalkan kacamata tebal dari wajah Khanza.
Demi memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Albian yang notabenenya adalah pria paling populer di kampus, sampai rela berpacaran dengan Khanza si gadis cupu dan penyendiri.
Berkat pesona yang dimilikinya. Albian berhasil membuat gadis cupu dan lugu seperti Khanza, kini pasrah berada di bawah kungkungannya.
"A-aku takut Al. Bagaimana kalau aku hamil?"
Tanya Khanza saat Albian menanggalkan kancing kemeja oversize miliknya. Namun Albian yang otaknya sudah diselimuti kabut hawa nafsu tidak mendengarkan ucapan Khanza. Meniduri gadis cupu itu adalah bagian dari taruhan mereka.
"Tenang saja sayang, semua akan baik-baik saja kok"
Ucap Albian sembari menelan salivanya saat melihat gunung kembar milik Khanza yang padat dan menantang.
ikuti kisah selengkapnya dengan membaca karya ini hingga selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dihujat habis-habisan
Dengan langkah gontai serta hati yang berdebar, Khanza terus berjalan menuju ruang rektor.
Gadis berkaca mata tebal itu sudah tak peduli lagi dengan teman-temannya yang terus menatap ke arah dirinyanya penuh kebencian, bahkan ada juga yang merasa jijik terhadapnya.
Tok tok tok
Ceklek
Usai mengetuk pintu rektor, Khanzapun masuk ke ruangan berukuran sedang itu.
"Albian?" Batin Khanza.
Mata Khanza membelalak saat melihat sang kekasih juga ada di ruangan itu. Tapi tak sedikitpun Albian menatap ke arah Khanza, bahkan Albian seakan menghindari untuk menatap mata gadis itu.
"Duduk!"
Titah seorang wanita paruh baya berbadan subur miss Fransiska namanya saat melihat Khanza datang, dengan patuh Khanza pun menuruti titah sang rektor dan duduk tepat di sebelah Albian, karna hanya itu bangku yang masih tersisa.
"Saya sangat kecewa dengan kalian, terutama kamu Khanza!"
Teriak sang rektor sembari menunjuk wajah Khanza.
"Sebagai mahasiswi berprestasi dan penerima beasiswa penuh di kampus ini, harusnya kamu bisa menjaga marwah dan etika kamu sebagai seorang wanita Khanza!"
Teriaknya lagi dengan nada semakin meninggi, terdengar pula ada nada kekecewaan dalam nada bicara wanita paruh baya itu.
"Tapi ada apa ini miss? Setidaknya katakan apa kesalahan saya?"
Tanya Khanza, sepertinya Khanza adalah satu-satunya orang yang tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.
Tak memiliki seorangpun teman dekat di kampusnya, serta jarang membuka grup Wa kelas. Menjadikan Khanza selalu ketinggalan banyak hal. Terutama gosip tentang dirinya dan Albian yang sedang panas-panasnya di kampus.
"Jangan bercanda Khanza, ini sama sekali tidak lucu!"
Miss Siska sampai menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Khanza.
Albian menyuruh Khanza untuk diam dengan bahasa isyarat demi kebaikan mereka, tapi terlambat karna gadis itu mulai bicara lagi.
"Saya tidak bercanda Miss, saya memang tidak tahu apa-apa"
Ucapnya sungguh-sungguh, karna seperti itulah kenyataanya. "Huhf" Albianpun mengusap wajahnya dengan kasar saat melihat kepolosan Khanza.
"Baiklah mungkin ini bisa menjelaskan segalanya"
Beritahu miss Siska sembari memberikan sebuah ponsel yang ia sita dari salah satu mahasiswanya yang tengah bergosip dan menyebarkan foto Albian dan Khanza kepada mahasiwa lainnya.
Dengan tangan bergetar, gadis itupun meraih ponsel dihadapannya dan membaca pesan yang berseliweran di grup wa sekolah tersebut.
Mata Khanza seperti akan keluar saat melihat foto dirinya bersama Albian yang sedang berada di atas ranjang tanpa sehelai benangpun.
'Selamat pada Albian yang telah berhasil memenangkan sebuah mobil karna berhasil memenangkan taruhan untuk menaklukan hati si gadis cugal'
Hati Khanza seperti tertancap belati saat membaca keterangan di bawah foto itu.
"I-ini"
Khanza menatap ke arah Albian seakan menuntut penjelasan, namun pria itu hanya bungkam sembari menundukan kepalanya.
***
Karna Albian dan Khanza sudah menyelesaikan tugas kuliah mereka dan hanya tinggal menunggu wisuda saja, jadi pihak kampus masih berbaik hati dengan tidak membatalkan Wisuda Khanza dan Albian yang akan berlangsung 2 bulan lagi.
Apalagi Khanza adalah mahasiswi berprestasi yang sudah menyumbang banyak mendali olimpiade untuk kampus mereka, sedangkan Albian adalah putra dari pengusaha ternama yang selalu rutin memberikan sumbangan pada kampus mereka.
Jadi pihak kampus masih memberi toleransi atas kesalahan mereka kali ini, dengan catatan mereka tidak boleh mengulangi perbuatan mesyum itu lagi.
***
Huuu
Teriak mahasiswa yang menunggu di luar ruang rektor saat melihat Khanza keluar.
"Gadis murahan"
"Gadis kotor"
"Gadis taruhan"
Walaupun Albian dan Khanza sama-sama bersalah, tapi semua orang seakan hanya menyalahkan dirinya saja dan hanya Khanza yang dihujat habis-habisan oleh teman-temannya.
Tak ada yang berani menghujat Albian karna semua orang tahu keluarga Albian adalah orang yang cukup berpengaruh di negara ini, terutama dalam dunia kerja.
Mereka yang baru akan masuk dunia kerja tentu tidak mau mendapat masalah jika mencari gara-gara dengan Albian.
"Hiks"
Khanza tak bisa menahan tangisnya lagi, gadis itu berlari sekuat tenaga agar segera keluar dari kerumunan manusia yang terus menghujatnya itu.
Sebenarnya Albian ingin mengejar Khanza tapi kakinya seakan terpaku di tempatnya berdiri.
#Jangan lupa like and komennya ya teman haluku, selamat membaca ^^