Setelah dijemput dari desa dan dinikahi, pada akhirnya nasib buruk tetap menimpa Danastri. Faktanya, ia dijemput dan dinikahi hanya untuk dijadikan sebagai rahim pinjaman bagi istri Sanungga.
Setelah Sanungga dan istri pertamanya mendapat dua anak kembar dengan proses fertilisasi in-vitro pada Danastri. Danastri diperlakukan baik kemudian diajak berlibur oleh Sanungga yang memberikan malapetaka lain bagi Danastri. Danastri akhirnya didorong jatuh dari tebing sampai nyawanya terenggut.
Tapi ternyata, Danastri terlahir kembali dan berhasil melarikan diri sebelum proses infiltrasi dimulai, yang mengejutkan adalah ia tetap hamil anak kembar!
"Jadi, apakah si kembar dikehidupan sebelumnya benar-benar anakku?!" Gumamnya tidak percaya.
Disamping itu, pembalasan dendam dari Danastri, tetap berjalan sedikit demi sedikit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serigala Kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjamuan
*
*
Perjamuan tiba, Danastri tidak terlambat dan tidak terlalu cepat ketika datang. Sudah banyak orang, tetapi juga ada beberapa yang belum datang. Terutamanya adalah keluarga Janitra, Kusuma, dan Derlangga, tiga keluarga yang selalu bersaing secara sengit meski peringkat ketiga keluarga berjauhan.
Danastri bersyukur disisi ini, karena ketika ia datang, baik Janitra maupun Kusuma belum datang, yang memudahkan dirinya bersembunyi di antara para tamu untuk sementara.
Yah, meski ia tahu pada akhirnya ia akan terlihat, tidak masalah sama sekali. Karena sebelum mereka datang, Danastri sudah mulai bercengkrama dengan orang lain, mendapat relasi untuk kerja sama di masa depan, termasuk mitra perusahaannya di masa depan.
Selain itu, meski pimpinan orang-orang dua keluarga ini melihatnya, dengan banyaknya tamu disini, keduanya tidak akan mampu menanggung kesalahan. Jadi keduanya tidak akan berani mencari masalah disana, terutama Sanungga. Karena masih banyak orang yang peringkatnya berada di atasnya.
Janitra sendiri, terutama Gardana, ia sudah mengabarinya untuk pertemuan di minggu depan, Danastri rasa mereka tidak akan melanggar janji dan menerobos prinsip hanya untuk sekedar menemui Danastri.
Paling-paling, ia hanya akan menatap Danastri dari kejauhan jika memang melihat keberadaannya. Begitupula Sanungga.
Jadi ketika ketiga keluarga yang sering bersaing datang dalam waktu yang bersamaan, Danastri menarik Zack ke barisan paling belakang, sementara orang lain maju, berbondong-bondong mendekati ketiganya untuk sekedar menyimpan kartu nama.
Danastri tidak menginginkannya. Lagipula pamannya Jevi telah lebih dulu menunggu kemitraan dengan perusahaan yang bahkan masih dalam proses pendaftaran. Jevi menggunakan nama keluarganya, Janitra, jadi keduanya memang sudah berhubungan.
Sanungga dan keluarga Kusuma? Danastri akan mendaftarnya ke list hitam. Tidak akan pernah menerima ataupun mengajak keluarga tersebut bekerjasama. Bagaimanapun, rasa sakit di dua kehidupan dengan jelas masih ua rasakan. Apalagi perasaan putus asa ketika ia jatuh dari tebing.
"Nona? Kau baik-baik saja?" Tanya Zack sedikit khawatir, takut terjadi sesuatu dengan tuannya, apalagi tuan besarnya mewanti-wanti dirinya untuk terus menjaga dan mengawasinya.
Danastri mengerjapkan kedua matanya. Tatapan mata yang awalnya menatap benci pada Sanungga, menatap penuh dendam dan jijik, kini kembali ke tatapan hangat dan polosnya. Kemudian ia tersenyum. "Aku baik-baik saja. Tolong ambilkan minum, aku sedikit haus." Jawabnya.
Penjaga laki-laki bergerak, sementara Zack dan Kiany senantiasa berada di sisi kiri dan kanannya, menjaga.
Kemudian bertepatan dengan Danastri yang menerima segelas air, kerumunan di depannya membubarkan diri, dan dua orang masuk berjalan ke arah Danastri.
Danastri menatap Sanungga, Kartika, Vitro dan satu orang uang tidak dikenalinya dengan tatapan tenang. Ia tidak takut, justru menunggu apa yang berani mereka lakukan ditempat ramai seperti ini.
"Wow, sayang, lihat siapa yang kita temui? Bukankah ini gadis busuk yang melarikan diri bersama uangmu?" Tanya Kartika, menyindir Danastri secara terang-terangan, tidak lupa raut dan senyum sinis ia tampilkan, dengan tatapan jijik mengarah pada Danastri.
Semua orang bubar, tapi kini mereka lah yang dikelilingi oleh semuanya, menjadi tontonan. Membuat oara penjaga dan Zack bersiap dengan posisinya.
"Wow! Lumayan! Orangmu, seberapa setia mereka?" Tanya Kartika seraya tertawa sinis. Menatap penjaga dan Zack dengan tatapan meremehkan.
Danastri akhirnya maju satu langkah, membuat Kiany dan Zack berada di sampingnya lagi. Sengaja, agar ia bisa langsung berhadapan dengan Kartika.
"Ugh! Siapa yang menyemburkan sampah? Begitu bau?" Tanya Danastri menatap Kiany dan Zack bergantian, dan memperlakukan Kartika seolah-olah ia tidak ada.
"Kau!" Pekik Kartika kesal. "Jalang bau! Sayang, lihatlah, wanitamu ditindas begini kenapa kau tidak membelaku?" Ucap Kartika, seketika merubah nada suaranya ketika ia menatap Sanungga dengan tatapan genit dan manja.
Danastri menahan mual, sedangkan orangnya menahan tawa dengan dengusan yang keluar sebagai gantinya.
"Sayang, tidak usah membuang tenaga. Mereka kemari untuk mendapatkan relasi! Sekarang, mari kita lihat keluarga dan perusahaan mana yang berani bermitra dengan jalang bau yang mencuri uangku!" Desis Sanungga denagn tatapan tajam, menatap Danastri.
"Kiany?" Panggil Danastri.
"Ya, nona?" Tanya Kiany siap.
"Apa kau punya cermin? Tolong pinjamkan pada pasangan di depan kita. Supaya mereka tahu, betapa jeleknya mereka berdua yang tidak bisa berkaca pada dirinya sendiri." Ucap Danastri seraya tersenyum kecil, tetapi matanya jelas terlihat seram, bahkan Zack dan Kiany mendadak gugup melihat nonanya yang belum pernah terlihat seperti ini. Seolah-olah ada kekejaman dibalik matanya yang terlihat gelap.
"Kalian bilang aku mencuri uang? Apa kau punya bukti? Jika tidak, maka jaga mulutmu, ini termasuk pencemaran nama baik! Aku bisa menuntutmu atas ini!" Desis Danastri tajam. "Oh benar, keluarga Kusuma kalian begitu banyak penjaga dan pengawas, aku seorang wanita lemah yang sedang mengandung, bagaimana bisa lari dari cengkraman keluarga kalian? Kecuali keluarganya begitu lemah, maka pasti semuanya memaklumi." Lanjut Danastri sangat berani.
Selain menangkis fitnahan, ia juga mampu membalikkan perkataan keduanya, sekaligus menjatuhkan nama Keluarga Kusuma. Membunuh dua burung dengan satu tembakan.
"Beraninya kau mengatai keluarga Kusuma ku lemah! Cari mati!" Pekik Sanungga dengan wajah memerah, menahan emosi. "Dasar jalang!" Hina Sanungga seraya menunjuk Danastri yang masih dengan berani tersenyum. "Tangkap dia, buat berlutut di hadapanku!" Pekiknya lagi, membuat penjaga keluarganya bermunculan di aula. Termasuk seorang yang mengikutinya sejak awal.
Danastri tertawa. "Wow! Untuk menghadapi satu wanita hamil, keluarga Kusuma mu membutuhkan banyak orang? Aku merasa tersanjung! Baiklah, semuanya, sekarang sudah melihat dengan jelas, kan? Apa perkataanku salah sebelumnya?" Ucap Danastri, terus mengompori Sanungga, agar semakin emosi. Karena ketika emosinya meledak, pikirannya tidak akan berjalan logis lagi.
"Kau benar-benar cari mati!" Pekik Kartika ikut emosi. "Apa yang kalian tunggu! Cepat jatuhkan jalang ini!" Lanjutnya memekik, pada para penjaga keluarga Kusuma yang berhenti ketika Danastri berbicara.
Pada saat ini, ketiga penjaga laki-laki yang ikut Danastri menghadang penjaga keluarga Kusuma, masing-masing satu lawan dua, sedangkan Zack dan Kiany tetap diam menatap kemenangan para penjaganya yang lebih unggul.
Tentu saja, bukankah ini adalah orangnya keluarga Janitra?
Sanungga dan Kartika yang melihat hal tersebut, lantas semakin emosi. Akhirnya, karena tidak bisa menahannya lagi, Kartika maju dan hendak mencakar Danastri, membuat Kiany dengan sigap menendang lutut belakangnya dan Kartika pun seketika berlutut dengan ringisan keras.
"Sayang!" Pekik Sanungga dengan cepat membantu Kartika berdiri, tetapi Kiany bergerak lagi dan melawan Sanungga. Dalam hal kekuatan, Kiany jelas kalah, membuatnya jatuh dan Danastri memekik memanggilnya.
"Cih! Wanita lemah sepertimu belum pantas bersaing denganku!" Decih Sanungga tajam, seraya meludah, membuat Danastri murka.
"Bajingan! Kau sudah keterlaluan!" Teriak Danastri marah.
"Kau yang bajingan, wanita jalang!" Balas Sanungga seraya maju, bersiap menampar dan memukul Danastri.
"SIAPA YANG BEGITU BERANI MENINDAS ORANGKU!" Teriak Gardana dengan suara dinginnya, jatuh, ditelinga semua orang. Tangan Sanungga bahkan berhenti di udara.
*
*
sedikit yg kurang pas, akan lbh baik kalo sejak kedatangan Jev dan rombongan langsung diperkenalkan satu persatu..
semangat terus thor.. smg karya2 mendatang lebih sempurna dan smakin sukses meraih hati readers. aamiin.😊💪🙏
terus melakukan program bayi terus hamil kembar
lah nanti di juga hamil kembar
besar kemungkinan dia hamil anaknya sendiri dengan pria asing tersebut